Gelombang Tinggi Masih Terjadi di Perairan Teluk Lampung

oleh -0 Dilihat
Gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah pesisir di Indonesia, salah satunya perairam Teluk Lampung wilayah Selatan dan Barat, BMKG telah mengeluarkan himbauan ke pada masyarakat yang beraktivitas di pesisir agar waspada potensi gelombang tinggi masih terjadi (17/1/2023)
Gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah pesisir di Indonesia, salah satunya perairam Teluk Lampung wilayah Selatan dan Barat, BMKG telah mengeluarkan himbauan ke pada masyarakat yang beraktivitas di pesisir agar waspada potensi gelombang tinggi masih terjadi (17/1/2023)

Diskursus Network – Gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah pesisir di Indonesia, salah satunya perairam Teluk Lampung wilayah Selatan dan Barat. Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan himbauan ke pada masyarakat yang beraktivitas di pesisir agar waspada potensi gelombang tinggi hingga empat meter.

Untuk diketahui bahwa pola angin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi gelombang di perairan Indonesia. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 3-15 knot.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo menghimbau kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir, terutama area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Sulawesi, perairan utara Sulawesi, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud dan perairan Kep. Sitaro,” katanya dalam laman resmi BMKG, pada Rabu (11/1/2023)

Pola angin itu, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kep. Mentawai, perairan P. Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten.

Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di perairan selatan P. Lombok-P. Sumba, Selat Lombok, Alas, Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan P. Sawu, Laut Sawu, perairan selatan P. Rotte-Kupang, Samudra Hindia Selatan NTT, Laut Natuna Utara,

Lalu, Laut Sulawesi bagian barat, perairan utara Sulawesi, perairan Bitung-Likupang, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian selatan, perairan barat dan timur Kep. Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Raja Ampat-Jayapura, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Jayapura.

Kemudian, untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan Sukabumi-selatan P. Bali, Selat Bali bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa-NTB, Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, perairan Kep. Sitaro, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Kep. Halmahera, Samudra Pasifik Utara Halmahera.

“Peringatan dini gelombang tinggi itu berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 11-12 Januari 2023,” paparnya.

Untuk itu, Eko Prasetyo menyampaikan, sektor pelayaran perlu memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).

Kemudian, kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).(Red, DN)

Baca :  Nelayan Tidak Melaut, Pedagang Ikan Giling Mulai Kehabisan Stok

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.