APBN Sejauh Ini Masih Sehat, Tapi Waspadai Perlambatan

oleh -0 Dilihat
APBN kita
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) dan Wakil Menkeu Suahazil Nazara (kanan) Saat Menjelaskan Kinerja APBN 2024 Dalam Forum APBN KiTa Di Kemenkeu, Jumat (26/04).

Diskursus Network, Jakarta-Hingga Maret tahun ini Indonesia mengalami surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan surplus APBN diperoleh dengan mengumpulkan pendapatan negara mencapai Rp620,01 triliun. Sementara itu, realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp611,9 triliun.

“Posisi APBN kita masih surplus Rp8,1 triliun atau 0,04 persen terhadap produk domestik bruto (PDB),” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (26/04) Siang.

Meski demikian Menkeu mengungkapkan kinerja belanja negara mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen secara tahunan yang dipengaruhi oleh sejumlah komponen belanja, salah satunya adalah pelaksanaan pemilu.

Sri Mulyani juga mengatakan keseimbangan primer yang merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang juga tercatat menunjukkan kinerja positif, yakni sebesar Rp122,1 triliun.

Sehingga kinerja APBN 2024 sampai triwulan I terbilang cukup baik, didorong oleh belanja dan pendapatan negara yang terkendali.

Baca Juga: Menkeu Gelar Rapat Usai Serangan Iran Ke Israel

Waspada Perlambatan Ekonomi

Meski demikian Sri Mulyani menegaskan Kementerian Keuangan tetap mewaspadai perlambatan dan normalisasi ke depannya akibat perubahan geopolitik.

” kita tetap waspada. Karena masuk triwulan II 2024 ada banyak perubahan geopolitik dan ekonomi global yang akan berimbas pada perekonomian seluruh dunia,” ujar Sri Mulyani.

Saat ini kondisi perekonomian 2024 diperkirakan lebih sulit akibat tensi geopolitik yang makin memanas antara Iran dan Israel, yang membuat harga komoditas seperti minyak tinggi.

Baca Juga: Indikasi Fraud yang Dibahas Sri Mulyani saat Temui Kejagung

Selain itu, kebijakan suku bunga tinggi yang dilakukan oleh The fed atau bank sentral Amerika Serikat yang menyebabkan dolar menguat dan menghantam nilai tukar Rupiah dan mata uang lainnya di negara-negara berkembang..

Bahkan Menkeu memprediksi proyeksi ekonomi dunia tahun ini akan stagnan. Ia pun memaparkan berdasarkan IMF angka pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024 adalah 3,2% atau tak berubah dari kondisi pertumbuhan 2023 yang juga sama 3,2%.

“Namun ini akan stagnan dari tahun lalu. Lembaga lain seperti OECD bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia di bawah level yang diprediksi IMF alias 2,9%, sedangkan Bank Dunia lebih rendah lagi,” tuturnya.

Meski demikian menkeu mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini tetap diproyeksi di level 5,0% dan untuk tahun 2025 IMF memprediksi ekonomi Indonesia 5,1%.(DN-Kabs)

Dapatkan berita Lainnya dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.