Netanyahu Usir Sipil Dari Palestina Sebelum Digempur

oleh -0 Dilihat
netanyahu
Anak-anak Gaza di tengah konflik

Jakarta – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan kesempatan bagi penduduk sipil untuk meninggalkan Rafah, sebuah kawasan di bagian selatan Jalur Gaza, sebelum wilayah tersebut menjadi sasaran serangan militer.

Netanyahu menegaskan komitmen Israel untuk melanjutkan operasi militer di Rafah demi memburu anggota kelompok militan Hamas.

Kekhawatiran internasional meningkat seiring dengan situasi di Rafah, tempat lebih dari 1,5 juta orang mencari perlindungan dari konflik di Gaza. “Kami bertujuan mengeliminasi sisa kelompok teroris di Rafah, namun kami berkomitmen untuk memastikan keselamatan penduduk sipil,” kata Netanyahu, seperti dilaporkan oleh AFP pada Minggu tanggal 17 Maret.

Netanyahu juga menambahkan bahwa tekanan internasional tidak akan menghambat Israel dari mencapai tujuan militer mereka, termasuk operasi di Rafah. Israel telah menyatakan niatnya untuk melakukan serangan darat terhadap Hamas, dengan Rafah menjadi titik fokus karena sebagian besar pengungsi Gaza berada di wilayah tersebut, dekat dengan perbatasan Mesir.

Baca juga: Laporan Hari Pertama Ramadan di Gaza 2 Bayi dan 1 Wanita Meninggal Kekurangan Gizi

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, mendesak Israel untuk menghindari serangan di Rafah demi kemanusiaan, memperingatkan potensi bencana kemanusiaan. Seruan ini bergaung di tengah kekhawatiran internasional yang semakin luas tentang dampak serangan terhadap warga sipil.

Di sisi lain, Amerika Serikat, yang merupakan sekutu penting Israel dan penyedia bantuan militer signifikan, menyatakan bahwa mereka tidak akan mendukung operasi di Rafah tanpa adanya “rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan” untuk melindungi warga sipil.

Ketegangan antara Israel dan Amerika Serikat meningkat seiring dengan komentar dari pemimpin Senat AS yang mendesak Israel untuk mengadakan pemilihan umum. Netanyahu menanggapi dengan tegas, menekankan kedaulatan Israel dan menolak campur tangan eksternal. “Israel bukanlah republik pisang,” tegasnya, menanggapi komentar dari Pemimpin Mayoritas Senat, Chuck Schumer, yang juga merupakan politisi Amerika Yahudi dengan posisi terkemuka. (DN)

Informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.