Inilah 8 Mal yang Dulu Jaya Sekarang Sepi Pengunjung, Miris!

oleh -0 Dilihat
Inilah 8 Mal yang Dulu Jaya Sekarang Sepi Pengunjung, Miris!
Sejumlah mal yang dulu jaya sekarang sepi pengunjung di wilayah Jakarta membuktikan bahwa mempertahankan eksistensi di tengah ketatnya persaingan tidaklah mudah.

Jakarta- Sejumlah mal yang dulu jaya sekarang sepi pengunjung di wilayah Jakarta membuktikan bahwa mempertahankan eksistensi di tengah ketatnya persaingan tidaklah mudah. Setidaknya ada delapan mal di Jakarta yang mulai kehilangan daya tariknya sehingga perlahan ditinggalkan oleh pengunjung.

Beberapa mal yang kini terlihat hidup segan mati tak mau tersebut nyatanya pernah populer dan digandrungi oleh masyarakat. Namun, berdirinya banyak sekali pusat perbelanjaan baru membuat mal-mal tersebut seolah tua, ketinggalan jaman, dan membosankan.

8 Mal yang Dulu Jaya Sekarang Sepi Pengunjung

Sejumlah mal legendaris di Jakarta mengalami penurunan pengunjung yang cukup drastis. Dengan semakin berkurangnya pengunjung, bisnis menjadi lesu sehingga memaksa tenant untuk beralih ke mal yang lebih baru. Alhasil, beberapa pusat perbelanjaan berikut ini menjadi sepi seperti kuburan.

1. Plaza Semanggi
Mal yang sempat menjadi primadona pada tahun 2000-an ini didirikan di lokasi yang sangat strategis di Jakarta Selatan. Awal mula beroperasi pada 2004, dulu banyak sekali pengunjung yang memadati pusat perbelanjaan ini untuk berjalan-jalan, nongkrong, atau berbelanja.

Seiring berjalannya waktu, mal Plaza Semanggi mulai dikalahkan oleh mal baru yang lebih besar, modern, dan lengkap. Jumlah pengunjung semakin menurun setiap harinya, ditambah satu persatu pemilik toko menutup gerainya karena omset yang tidak bisa diandalkan.

Jika sekarang kamu berkunjung ke mal Plaza Semanggi, kamu akan melihat lorong-lorong yang gelap dan sepi karena banyaknya toko yang tutup. Hanya beberapa toko kecil dan restoran yang masih bertahan di pusat perbelanjaan jaman dulu ini.

2. Mal Blok M
Blok M termasuk salah satu mal yang dulu jaya sekarang sepi pengunjung. Berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tempat belanja ini sempat populer di tahun 1990-an. Ratusan pengunjung memadati setiap hari, bahkan jumlahnya bisa melonjak di akhir pekan.

Di era popularitasnya, Blok M menjadi destinasi belanja yang cukup lengkap. Kamu bisa berbelanja berbagai kebutuhan fashion, pernak-pernik, hingga kuliner. Harga sewa toko di mal ini juga cukup mahal karena banyaknya pengunjung yang datang.

Namun masa kejayaan Mal Blok M sudah berlalu. Belakangan, pusat perbelanjaan ini sangat sepi. Bahkan sebagian besar kios juga kosong dan tidak beroperasi, pertanda tidak adanya geliat ekonomi di tempat ini. Tidak sedikit pula toko yang gulung tikar karena tidak sanggup membayar sewa.

3. Mal Ratu Plaza
Orang tua kamu pasti sangat familiar dengan mal Ratu Plaza, sebuah pusat perbelanjaan yang sangat terkenal di tahun 1980-an. Tempat ini terletak di lokasi yang sangat strategis di Tanah Abang, Jakarta Pusat dengan akses transportasi yang relatif mudah.

Tapi agaknya kemudahan akses transportasi saja tidak cukup untuk mempertahankan eksistensi di tengah maraknya pembangunan pusat perbelanjaan baru di Jakarta. Hingga pada akhirnya tempat ini menjadi satu di antara pusat perbelanjaan yang dulu jaya sekarang sepi pengunjung.

Nasib Ratu Plaza memang cukup miris. Pusat perbelanjaan yang sempat menjadi favorit warga Jakarta ini sekarang semakin terlupakan dan ditinggalkan. Jumlah pengunjung sudah jauh berkurang, bahkan bisa dihitung menggunakan jari.

4. Pulo Gadung Trade Center
Mal Pulo Gadung Trade Center (PTC) berdiri sejak tahun 2004 dan berlokasi di Jakarta Timur. Pusat perbelanjaan ini dulunya banyak dikunjungi oleh masyarakat Jakarta, terutama Pulo Gadung dan Cakung yang ingin membeli pakaian dan berbagai kebutuhan lain dengan harga grosir.

Namun siapa sangka, pusat belanja yang dibangun oleh Grup Djarum ini harus menerima kenyataan pahit bahwa pengunjung semakin menurun. Beberapa tenant juga hengkang dari tempat ini, menyisakan beberapa tenant saja yang masih setia bertahan menunggu pembeli.

Banyaknya pusat perbelanjaan baru serta bergesernya tren belanja ke toko online menjadi penyebab PTC masuk ke dalam daftar yang dulu jaya sekarang sepi pengunjung. Letaknya yang dekat dengan Terminal Pulo Gadung yang ramai tidak lantas membuat tempat ini tetap eksis.

5. Glodok City
Glodok City dikenal sebagai pusat produk elektronik di Jakarta. Tempat yang satu ini sempat menjadi surganya para pecinta elektronik karena banyaknya tenant yang menawarkan beragam produk dengan harga kompetitif. Tidak heran jika tempat ini selalu ramai pengunjung di tahun 1980-an.

Sayangnya, masa kejayaan Glodok City tidak bertahan lama. Pusat belanja elektronik ini sudah hampir bangkrut karena ditinggalkan oleh penjual dan pembeli. Jika kamu berkunjung ke tempat ini, kamu akan menemukan toko-toko yang tutup dan lorong yang hening.

Meskipun begitu, Glodok City tidak benar-benar ditinggalkan. Sesekali masih terlihat pengunjung yang melihat-lihat barang, entah ingin membeli atau sekedar berjalan-jalan. Beberapa penjual juga masih setia menunggu pelanggan di pusat perbelanjaan yang dulu jaya sekarang sepi pengunjung ini.

6. Poins Square Lebak Bulus
Poins Square Lebak Bulus menjadi salah satu contoh nyata bahwa dunia bisnis bersifat dinamis. Pusat perbelanjaan yang sempat digandrungi warga Jakarta ini kini mulai lengang. Semakin banyak tenant yang pergi karena penjualan yang tidak kunjung menunjukkan peningkatan.

Pusat belanja yang pembangunannya menghabiskan anggaran Rp 483 miliar ini harus menelan pil pahit kerugian akibat sepinya pelapak yang bertahan. Ditambah lagi dengan merosotnya ekonomi akibat pandemi yang membuat Poins Square semakin sulit bertahan.

Selain itu, salah satu penyebab tempat ini ditinggal pengunjung adalah karena pembangunan skybridge. Pembangunan ini tentunya membuat pengunjung merasa tidak nyaman sehingga memilih untuk mengunjungi tempat lain.

7. Grand Paragon Mall
Mal Grand Paragon menjadi salah satu pusat perbelanjaan yang dulu jaya sekarang sepi pengunjung. Lokasinya yang strategis dengan akses transportasi mudah tidak lantas membuatnya menjadi primadona abadi. Buktinya, tempat ini semakin sepi bahkan terancam ditutup secara permanen.

Menurut beberapa sumber, salah satu penyebab sepinya mal Grand Paragon adalah karena insiden kebakaran yang terjadi pada tahun 2017. Semenjak kejadian tersebut, banyak tenant yang mengundurkan diri sehingga tempat ini menjadi sepi.

Hal ini diperburuk dengan gelombang pandemi COVID-19 yang membuat perekonomian semakin memburuk dan menurunnya daya beli. Meskipun begitu, masih ada beberapa tenant besar yang masih bertahan sehingga bisa menarik pembeli.

8. Serpong Plaza
Serpong Plaza yang dulu berjaya kini memiliki nasib yang cukup mengenaskan. Pasalnya, pusat perbelanjaan di kawasan Tangerang Selatan ini sepi bak kuburan meskipun lokasinya di tengah perkotaan.

Bangunan megah yang terbengkalai menjadi saksi bahwa tempat ini pernah ramai oleh pengunjung. Tempat yang dulu menjadi pusat perputaran ekonomi kini ditinggalkan begitu saja, menyisakan cerita bagi masyarakat yang pernah mengunjunginya.

Serpong Plaza dibangun pada tahun 2002 dan mulai resmi beroperasi tahun 2003. Menurut beberapa sumber, awal mula kematian pusat perbelanjaan ini disebabkan oleh pemiliknya yang bangkrut.

Membangun bisnis di ibukota ternyata tidak selalu menjanjikan. Buktinya, ada beberapa pusat perbelanjaan yang dulu jaya sekarang sepi pengunjung. Meskipun terletak di tengah kota, nyatanya sejumlah mal tersebut tidak bisa mempertahankan eksistensi sehingga tergerus oleh jaman. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.