Perbandingan Jumlah Infrastruktur yang Dibangun di Era SBY dan Jokowi, Siapa yang Lebih Banyak?

oleh -0 Dilihat
Perbandingan Jumlah Infrastruktur yang Dibangun di Era SBY dan Jokowi
Perbandingan jumlah infrastruktur yang dibangun di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan era presiden Jokowi

Jakarta- Jumlah infrastruktur yang dibangun di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan era presiden Jokowi akan dijabarkan dalam artikel ini sebagai perbandingan.

Pembangunan infrastruktur menjadi perbincangan usai Capres Anies Baswedan mengutip data pembangunan jalan era SBY dan Jokowi untuk berpidato di acara Milad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke-21 di Istora Senayan beberapa waktu lalu.

Di samping itu, perbandingan pembangunan infrastruktur tersebut tidak dilakukan untuk memantik kemarahan atau pandangan negatif terhadap suatu pihak. Melainkan, sebagai pembelajaran dan referensi bagi masyarakat agar bisa memilih calon presiden dan wakil presiden yang tepat dengan keadaan negara saat ini.

Jumlah Infrastruktur yang Dibangun di Era SBY dan Jokowi

Jika berkaca pada data yang dicatat oleh Kementerian PUPR, pembangunan infrastruktur jalan nasional mencapai angka 9.221 km. Angka tersebut merupakan jumlah akumulasi dari 2004 hingga 2002. Berikut rincian dan infrastruktur lain yang dibangun di era SBY dan Jokowi.

1. Realisasi Pembangunan Jalan Nasional
Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama rentang waktu 2005-2014, realisasi pembangunan infrastruktur jalan nasional mencapai 3.835 km. Untuk merealisasikan ini, SBY memberikan anggaran khusus untuk pembangunan jalan baru sebesar Rp30.068.000.000.000.

14% dari total anggaran tersebut berasal dari Ditjen Bina Marga sebesar Rp223.000.000.000.000. Selain untuk membangun infrastruktur berupa jalan baru, anggaran tersebut juga digunakan untuk kebutuhan perencanaan teknis, pembebasan lahan, hingga pemeliharaan jalan.

Sementara pada masa pemerintahan Jokowi dalam rentang waktu 2015 hingga 2022, pembangunan infrastruktur jalan nasional sepanjang 5.386 km dengan total anggaran sebesar Rp409.003.000.000.000. 13% dari jumlah tersebut atau Rp52.097.000.000.000 digunakan untuk pembangunan jalan baru.

2. Pembangunan Jalan Provinsi
Di samping itu, infrastruktur yang dibangun oleh keduanya bukan hanya jalan nasional saja, tetapi juga jalan provinsi. Jumlah infrastruktur yang dibangun di era SBY dan Jokowi untuk jalan provinsi bertambah sepanjang 13.403 km.

Dengan adanya penambahan tersebut, pembangunan jalan provinsi menjadi 53.528 km dari sebelumnya pada tahun 2004 sepanjang 40.125 km saja. Sementara pada masa kepemimpinan Jokowi, periode 2014 hingga 2020, telah membangun jalan sepanjang 30.613 km.

Angka itu setara dengan 5,91% dari 517.713 km pada 2014 dan menjadi 548.366 km pada tahun 2020. Jika di kalkulasi, pembangunan jalan provinsi bertambah sepanjang 1.317 km. penambahan tersebut menghasilkan 54.845 pada tahun 2020 dari total panjang 53.528 km pada 2014.

3. Pembangunan Jalan Kabupaten/Kota
SBY dan Jokowi juga melakukan pembangunan jalan kabupaten/kota untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat. Selama rentang waktu kepemimpinannya, jumlah infrastruktur yang dibangun di era SBY dan Jokowi bertambah sepanjang 119.618 km (SBY) dan 28.794 (Jokowi).

Pada tahun 2004, pembangunan jalan kabupaten/kota berada di angka 298.175 km. Setelah dilakukan penganggaran dana dan dilakukan pembangunan, jalan kabupaten/kota bertambah 119.618 km dan menjadi 417.793 km.
Sementara pembangunan jalan kabupaten/kota di era Jokowi, awalnya sepanjang 417.793 km. kemudian bertambah sepanjang 28.794 km setelah dilakukan pembangunan dan per 2020, panjangnya menjadi 446.497 km.

4. Pembangunan Jalan Desa
Polemik mengenai pembangunan infrastruktur itu juga membahas mengenai jumlah infrastruktur yang dibangun di era SBY dan Jokowi jalan desa. Melalui akun Twitter pada bulan Mei 2023, Irwan mengatakan bahwa jalan desa yang telah dibangun SBY sepanjang 1,13 juta km.

Pembangunan jalan desa itu dibangun melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. Sementara itu, Budiman Sudjatmiko menjelaskan bahwa ketika era pemerintahan Jokowi, dana yang dikeluarkan sebesar Rp486.009.000.000.000 untuk pembangunan jalan desa.

Penggelontoran dana tersebut bahkan sudah dilakukan sejak periode pertama sesuai dengan amanat yang tertuang dalam UU Desa. Ia menambahkan bahwa terdapat 300.000 jalan yang dibangun dengan Dana Desa.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Muhammad Zainul Majdi melalui akun Twitternya, bahwa selama periode pemerintahan, Jokowi telah membangun jalan desa sepanjang 316.000 km. Namun sayangnya, pernyataan tersebut tidak diikuti oleh sumber, sehingga kurang adanya bukti kuat.

Dalam kesempatan yang sama, Irwan Fecho menambahkan bahwa jika angka yang disampaikan oleh Muhammad Zainul Majdi itu benar, angka tersebut memiliki perincian. Dalam arti, pembangunan yang dilakukan meliputi pemeliharaan, konstruksi, dan rekonstruksi.

5. Jalan Tol
Jika era pemerintahan SBY dan Jokowi dibandingkan, Jokowi lebih banyak membangun infrastruktur jalan tol dibandingkan SBY. Total panjangnya bahkan melampaui panjang jalan tol yang pernah dibangun ketika masa pemerintahan SBY.

Namun sayangnya, pembangunan tol di tersebut tidak diimbangi dengan kemantapan jalan nasional. Dengan sejumlah fakta yang ada, hal ini membawa pada satu kesimpulan bahwa pembangunan infrastruktur jalan tol era Jokowi belum berhasil menekan biaya logistik.

Utang Negara jaman Pemerintahan SBY dan Jokowi

Polemik mengenai jumlah infrastruktur yang dibangun di era SBY dan Jokowi tidak hanya sampai disitu saja. Melainkan, merambat pada permasalahan negara lainnya.

Salah satunya adalah utang negara. Masyarakat juga turut membandingkan utang di era kepemimpinan SBY dan Jokowi.
Pembahasan mengenai utang negara dipicu oleh Agus Harimurti Yudhoyono di tengah pidatonya.

Ia menyebut bahwa utang negara mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat. Hal itu dikarenakan tidak hanya terjadi karena krisis global saja, tetapi juga pengelolaan yang tidak berjalan baik.

AHY mengatakan bahwa utang negara yang ditinggalkan pemerintahan saat ini (di bawah rezim Jokowi) menjadi pekerjaan besar bagi penerus selanjutnya. Presiden selanjutnya harus memutar otak agar dapat menyusun pembiayaan nasional seimbang.

1. Jaman SBY
Berdasarkan data Statistik Utang Luar negeri Indonesia (SULNI), BI mencatat bahwa utang Indonesia mencapai angka US$141,3 miliar atau setara dengan Rp2.178,36 triliun per 16 Maret 2023. Jika ditelusuri, selama era pemerintahan SBY, utang negara sempat mengalami naik turun.

Seperti pada tahun 2005 dan 2006 dimana utang negara menurun. Tahun 2005 menurun dengan jumlah Rp2.073,53 triliun dan 2006 menurun dengan jumlah Rp2.044,24 triliun. Namun sayangnya, setelah itu utang negara cenderung naik bahkan tembus Rp4.522,12 triliun.

2. Jaman Jokowi
Tidak berbeda dengan jaman SBY, utang negara di era kepemimpinan Jokowi pernah mencapai Rp4.790,4 triliun pada tahun 2015. Selama Sembilan tahun menjabat, utang negara juga pernah mengalami penurunan dua kali, yakni pada 2020 dan 2021.

Pada tahun 2020, utang negara turun menjadi Rp6.382,04 triliun setelah sebelumnya mencapai angka Rp6.427,72 triliun. Sementara tahun 2021, utang negara turun menjadi Rp6.117,67 triliun. Catatan BI menunjukkan bahwa utang negara berada di angka Rp6.241,84 triliun per Januari 2023.

Jumlah infrastruktur yang dibangun di era SBY dan Jokowi menjadi topik hangat akhir-akhir ini. Mulai dari TV nasional hingga media sosial kerap membahas dan membandingkan keduanya. Hal ini dipicu dari pidato Anies yang mengutip data pembangunan jalan ketika pidato di Istana.

Pembahasan tersebut ternyata tidak hanya berhenti pada saat acara Milad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke-21 saja. Melainkan, berlanjut di sejumlah media sosial seperti Twitter. Mulai dari masyarakat hingga politikus turut serta berkomentar. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.