Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Selama 5 Tahun Terakhir di Indonesia

oleh -0 Dilihat
Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Selama 5 Tahun Terakhir di Indonesia
Foto: Ilustrasi Canva

Jakarta- Ekonomi kreatif selama 5 tahun terakhir mulai mengalami peningkatan dan telah memberikan kontribusi nyata pada Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Konsep ekonomi ini sendiri mulai dikembangkan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2006.

Pertumbuhan ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Ekonomi kreatif sendiri merupakan ekonomi yang mengedepankan sisi kreatifitas untuk menciptakan berbagai desain yang kreatif, serta melekat dalam barang atau jasa yang dihasilkan.

Konsep ekonomi kreatif akhirnya dilanjutkan pemerintahan Joko Widodo, yaitu dengan mendirikan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) pada tahun 2015. Hingga dalam perkembanganya dibentuklah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diharapkan memiliki pertumbuhan yang baik.

Ekonomi Kreatif Selama 5 Tahun Terakhir di Indonesia

Sektor ekonomi kreatif telah memberikan dampak yang nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional dalam lima tahun terakhir. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai bagaimana tahapan atau proses pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia bisa simak ulasan di bawah ini:

1. Pandemi Covid-19 Berdampak Pelemahan
Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan April-Juli 2020, sektor ekonomi kreatif di Amerika tercatat bahwa terdapat 2,7 juta pekerjaan dan US$150 miliar pemasukan hilang. Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar untuk pertumbuhan sektor ekonomi secara global, tidak terkecuali di Indonesia.

Kondisi serupa juga dialami di Indonesia, dikutip dari data Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2020/2021, menunjukkan informasi bahwa pertumbuhan pekerja dari sektor ini adalah -2,49%. Dari data yang sama, nilai tersebut dibandingkan dengan tahun sebelum terkena dampak pandemi, pertumbuhan PDB dari sektor ekonomi kreatif menjadi -2,39%. Nilai tersebut menunjukkan adanya penurunan pendapatan dan turut berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

2. Memasuki Ekosistem Digital sebagai Langkah Adaptasi 
Selama pandemi Covid-19, gaya hidup masyarakat mulai berubah salah satunya yaitu dari cara berkomunikasinya yang sangat bergantung dengan media digital. Bahkan perubahan ini tidak hanya berdampak terhadap cara berkomunikasi secara personal namun mulai merambah ke ranah usaha.

Maka dari itu, sebagai langkah adaptasi dengan adanya perubahan yang ada, pelaku ekonomi kreatif diarahkan untuk mulai memasuki ekosistem digital. Inilah yang menjadi langkah awal mulai memasuki pertumbuhan ekonomi kreatif selama 5 tahun terakhir ini.

Pelaku ekonomi bidang kreatif perlu memasarkan produknya dan melakukan adaptasi mengikuti perubahan. Untuk itu, promosi produk dengan membawanya ke ranah digital adalah hal yang wajib dilakukan.

Hal ini bisa dilihat dari pengguna media digital yang mengalami pertumbuhan dan peningkatan secara signifikan selama pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil survei Yougov, diperoleh hasil bahwa pengguna media sosial mengalami peningkatan hingga mencapai 38%.

Tinggi angka tersebutlah yang dimanfaatkan dengan baik bagi pelaku usaha untuk menuju digitalisasi. Pertumbuhan ekonomi di bidang ini selama 5 tahun terakhir tentu tidak lepas dari dari penguatan produk yang didukung dengan adanya ekosistem yang baik.

Karena ekosistem ini merupakan komponen dasar yang harus dimiliki agar bisa terus tumbuh dan berkembang. SDM yang bertalenta, ketersediaan sumber daya yang mendukung dan ekosistem yang sehat akan menciptakan ekonomi yang maju.

3. Optimalisasi Ekosistem Digital di Indonesia
Menyiapkan ekosistem digital memang bukan hal yang mudah. Namun pelaku ekonomi di bidang kreativitas tidak sendiri. Ada peran dari pemerintah di sini dalam mengupayakan perumusan langkah paling strategis dalam memanfaatkan ekosistem digital.

Langkah pemerintah yang dilakukan untuk mengoptimalisasi ekosistem digital sebagai upaya melakukan pertumbuhan ekonomi kreatif selama 5 tahun terakhir ini di antaranya yaitu:

• Pertama, melakukan perbaikan kualitas layanan digital untuk menciptakan efisiensi dan daya saing sektor, sehingga mampu menjadi pendorong dalam meningkatkan ekonomi Indonesia.
• Kedua, melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya membantu proses adaptasi dalam menghadapi tuntutan kebutuhan lapangan kerja di masa depan.

• Ketiga, melakukan proses integrasi yang tepat di bidang riset, desain dan pengembangan agar sesuai dengan modernisasi industri dalam sektor produktif lainnya.
• Keempat, mendorong terciptanya pengembangan teknologi finansial guna mendukung tumbuhnya ekonomi dengan cara memaksimalkan konektivitas jaringan internet serta penetrasi dalam telepon genggam.

• Kelima, memperkuat kolaborasi yang terjadi di dalam ekosistem inovasi antara pihak pemerintah institusi pendidikan, pelaku bisnis dan komunitas.
• Keenam, pemerintah berupaya dalam mendorong terjadinya aksi kolaborasi dengan perusahaan rintisan, dalam hal ini mencakup mengenai pengembangan ekosistem, akselerasi, inkubasi hingga penentuan model bisnis yang akan dilaksanakan serta aspek keberlanjutan.

Sedangkan dari sisi pelaku, bentuk optimalisasi ekosistem yang dilakukan tidak hanya beradaptasi dengan proses digitalisasi, Namun juga masih ada hal banyak lainnya seperti manajemen e-commerce, serta mendaftarkan produk yang dihasilkan ke Hak Kekayaan Intelektual.

Kolaborasi yang dilakukan antara pihak-pihak terkait inilah yang dimanfaatkan sebagai momentum mencapai kebangkitan ekonomi nasional, khususnya dalam sektor ekonomi kreatif.

4. Hasil Pertumbuhan Selama 5 Tahun Terakhir
Dalam beberapa tahun terakhir ini sektor ekonomi kreatif di Indonesia mengalami tren yang positif. Sumbangan dari sektor ini terhadap nilai Produk Domestik Bruto (PDB) nasional di tahun 2022 bahkan mencapai 17,7% atau mencapai Rp1280 triliun.

Bidang dengan pertumbuhan tertinggi dalam sektor ekonomi kreatif di antaranya ada fashion, kuliner dan seni kriya. Di masa depan, sektor ini akan menjadi potensi yang menjadi andalan dalam mendukung perekonomian Indonesia.

Ekonomi kreatif bisa menjadi pendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional serta menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

5. Mampu Pulih Lebih Cepat
Dibandingkan dengan sektor lainnya, sektor ini mampu pulih lebih cepat. Pada tahun 2020 akibat adanya pandemi Covid-19, berdasarkan dari BPS, pertumbuhan sektor ekonomi kreatif adalah -0,5%. Namun di tahun 2021 sudah mengalami peningkatan hingga 2,9%.
Lalu naik kembali di tahun 2022 menjadi 9,49%.

Menparekraf menjelaskan mengapa sektor ekonomi bidang kreatif mampu pulih lebih cepat, yaitu dikarenakan setor ini dianggap inklusif sehingga lebih mudah untuk dimasuki oleh pelaku usaha baru. Hal ini tentu sangat berbeda dengan sektor lainnya.

Maka dari itu, potensi sektor ekonomi di bidang ini dalam penyerapan tenaga kerja dan pembukaan lapangan usaha baru terbuka untuk siapapun yang ingin mencoba terjun ke dalamnya.

Bahkan dari hasil laporan menunjukkan bahwa tercatat sebanyak 54% merupakan lulusan SLTA, 38, 8% lulusan SMA dan 7,2% lulusan diploma ke atas. Ditinjau lebih dalam lagi berdasarkan jenis kelamin, sektor ini lebih didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 58% dan laki-laki 42%.

Lebih lanjut lagi, tenaga kerja di sektor ini sebanyak 94,4% terbagi ke dalam tiga subsektor utama yaitu ada kuliner, fashion, dan kriya. Ketiga subsektor ini juga merupakan yang paling cepat pulih di tahun 2021.

Pertumbuhan ekonomi di sektor ini selama 5 tahun terakhir bisa dibilang mengalami pasang surut, mengingat adanya pandemi Covid-19. Namun sektor ekonomi bidang kreatifitas bisa kembali pulih dengan cepat dan mampu memberikan sumbangsih nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional.(Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.