Ini 9 Penyebab Maraknya Kasus Bunuh Diri di Indonesia

oleh -0 Dilihat
Ini 9 Penyebab Maraknya Kasus Bunuh Diri di Indonesia
Foto: Ilustrasi

Jakarta- Penyebab maraknya kasus bunuh diri di Indonesia salah satunya adalah stres dan depresi. Kondisi ini dipicu berbagai hal mulai dari masalah pribadi hingga masalah pekerjaan. Namun, ternyata masih ada banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Secara umum, percobaan kasus bunuh diri dilakukan ketika seseorang tidak mampu menghadapi masalah atau tidak bisa menyesuaikan diri dengan situasi tertentu. Mirisnya, bunuh diri dianggap sebagai jalan terbaik untuk keluar dari permasalahan tersebut.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus bunuh diri terus meningkat di Indonesia. Faktor tersebut bervariasi mulai dari depresi, masalah ekonomi, kesehatan, dan lain sebagainya. Jika kamu penasaran, simak pembahasan lengkap di bawah ini.

1. Stres dan Depresi

Stres dan Depresi
Foto: Ilustrasi Canva

Stres dan depresi yang tidak ditangani menjadi faktor penyebab kasus bunuh diri yang paling tinggi. Ketika kamu depresi, kamu akan merasa lelah dengan semua hal. Rasa putus asa seolah tidak ada harapan untuk menyelesaikan masalah adalah pemicu untuk nekat menghabisi nyawa sendiri.

Ada banyak hal yang bisa memicu stres dan depresi, misalnya tekanan sosial, merasa gagal dalam hidup, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Apabila tidak ditangani, depresi berat bisa membuat kamu berpikir bahwa bunuh diri adalah jalan terbaik untuk melepaskan diri.

Sayangnya, depresi terkadang sulit dideteksi. Bahkan, kamu sendiri mungkin tidak menyadari jika sedang mengalami depresi. Jika kamu merasa tidak nyaman atau ada yang salah dengan diri kamu, segera bicarakan dengan orang terdekat atau konselor.

2. Masalah Sosial

Masalah Sosial
Foto: Ilustrasi Canva

Permasalahan sosial merupakan salah satu penyebab maraknya kasus bunuh diri di Indonesia. Beberapa masalah sosial yang kerap muncul antara lain bullying, dikucilkan, dikhianati, ditipu, dan lain sebagainya. Biasanya masalah ini menimbulkan rasa malu dan rendah diri.

Bullying menjadi salah satu masalah sosial yang kerap menjadi alasan remaja bunuh diri. Ketidakmampuan untuk membela diri, rasa malu, dan perasaan tidak berharga membuat mereka berpikir bahwa mengakhiri hidup bisa membuat orang-orang yang menyakitinya menjadi sadar.

Sebagai makhluk sosial, tentunya kamu tidak bisa terlepas dari masalah dengan orang lain apa pun bentuknya. Namun masalah sosial tersebut selalu memiliki jalan keluar. Jika kamu mengalami bullying atau masalah dengan orang lain, segera cari bantuan dari orang yang kamu percaya.

3. Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan Terlarang

Depresi
Foto: Ilustrasi Canva

Beberapa orang menganggap bahwa mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang adalah cara untuk menyelesaikan permasalahan. Faktanya, hal tersebut justru bisa mendatangkan masalah baru yang lebih fatal. Pasalnya, alkohol dan obat terlarang bisa menimbulkan kecanduan.

Ketika kamu mengonsumsi alkohol serta obat terlarang secara berlebihan, kamu akan mengalami sebuah kondisi yang disebut psikosis. Psikosis adalah kondisi yang menyebabkan kamu kesulitan untuk membedakan kenyataan dan imajinasi. Kamu juga bisa mengalami halusinasi.

Halusinasi inilah yang sering kali menyebabkan seseorang melakukan aksi bunuh diri. Terkadang mereka merasa ada seseorang yang menyuruh untuk melakukan hal tersebut padahal hal ini hanyalah halusinasi mereka. Oleh sebab itu, hindari alkohol dan obat-obatan terlarang ketika ada masalah.

4. Ekonomi

masalah ekonomi
Foto: Ilustrasi Canva

Penyebab maraknya kasus bunuh diri yang selanjutnya adalah permasalahan ekonomi. Tingginya biaya hidup ditambah dengan minimnya penghasilan membuat seseorang mencari jalan keluar dengan melakukan aksi bunuh diri seperti yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Faktor ekonomi biasanya berkaitan erat dengan utang piutang. Di zaman teknologi seperti saat ini, kamu bisa dengan mudah mencari pinjaman online. Meskipun terkesan membantu, faktanya pinjaman online justru bisa membuat kamu terjebak hutang dengan nominal yang sangat besar.

Tidak sedikit kasus bunuh diri yang diduga disebabkan karena lilitan hutang di aplikasi pinjaman online. Untuk menghindari hal ini, kamu bisa mulai mencoba beberapa hal seperti mengatur keuangan, mencari tambahan penghasilan, dan mengontrol gaya hidup.

5. Kesehatan

Masalah kesehatan
Foto: Ilustrasi Canva

Faktor kesehatan juga menjadi salah satu penyebab seseorang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Ketika dirundung sakit yang tak kunjung sembuh meskipun sudah berobat ke sana kemari, kamu mungkin mengalami depresi dan frustrasi. Depresi inilah yang bisa memicu aksi bunuh diri.

Umumnya kondisi ini dialami oleh mereka yang mengidap penyakit kronis dan sulit disembuhkan seperti kanker dan stroke. Perasaan lelah dan putus asa serta kondisi kesehatan yang terus menurun membuat memicu timbulnya keinginan untuk bunuh diri.

Penyebab maraknya kasus bunuh diri yang satu ini diperparah dengan gaya hidup yang tidak sehat. Tidak ada salahnya jika kamu mulai menjalani gaya hidup yang lebih sehat agar terhindar dari penyakit kronis yang sulit disembuhkan.

6. Gangguan Mental

ganguan mental
Foto: Ilustrasi Canva

Beberapa jenis gangguan mental menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri. Sebuah jurnal menyebutkan bahwa 90 persen orang yang bunuh diri terdiagnosis mengidap satu atau lebih gangguan mental.

Orang-orang dengan gangguan kepribadian seperti bipolar, anti sosial, narsistik, dan gangguan kepribadian ambang juga lebih rentan terhadap ancaman bunuh diri. Sayangnya, sering kali seseorang yang mengalami gangguan kepribadian tidak menyadari kondisinya tersebut.

7. Trauma

trauma
Foto: Ilustrasi Canva

Pengalaman buruk bisa memicu trauma yang menjadi penyebab maraknya kasus bunuh diri. Trauma yang terjadi pada seseorang, baik saat kecil maupun sudah dewasa bisa tersimpan di alam bawah sadar dan memicu berbagai masalah dalam hidup.

Terkadang trauma tersebut bisa muncul ke permukaan apabila dipicu oleh sesuatu yang menyebabkan trauma itu sendiri. Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai trauma sering merasa kesulitan untuk keluar dari trauma tersebut hingga akhirnya putus asa dan memutuskan untuk bunuh diri.

8. Orientasi Seksual yang Menyimpang

orientasi seksual menyimpang
Foto: Ilustrasi Canva

Penyimpangan orientasi seksual menjadi salah satu pemicu tindakan bunuh diri. Umumnya, kasus ini banyak dialami oleh kaum LGBT. Mereka merasa tidak mendapatkan dukungan dari orang-orang sekitar sehingga terdorong untuk mengakhiri hidup.

Selain itu, kaum dengan orientasi menyimpang juga terkadang merasa tidak pantas untuk berada di lingkungan tempat mereka berada. Perasaan malu ketika orang-orang sekitar mengetahui penyimpangan yang dilakukan turut berkontribusi dalam memicu aksi bunuh diri.

Penyebab maraknya kasus bunuh diri ini terkadang sulit dideteksi karena bersifat pribadi. Namun untuk menghindarinya, pastikan untuk selalu ingat bahwa fitrah manusia adalah diciptakan berpasangan dengan lawan jenis, bukan sesama jenis.

9. Faktor Keluarga

Faktor keluarga
Foto: Ilustrasi Canva

Pada beberapa kasus, keluarga bisa menjadi faktor penyebab kasus bunuh diri. Apabila ada anggota keluarga yang melakukan bunuh diri, kamu punya risiko lebih besar untuk melakukan hal serupa. Meskipun begitu, faktor pemicu yang satu ini cukup jarang terjadi.

Mengelola kesehatan mental menjadi salah satu cara paling efektif untuk menghindari keinginan bunuh diri. Ketika menghadapi masalah yang berat, tidak perlu ragu untuk meminta pertolongan pada orang yang dipercaya.

Ada beberapa faktor penyebab maraknya kasus bunuh diri seperti gangguan mental, kondisi kesehatan, hingga faktor ekonomi. Setiap orang pasti memiliki masalah dan setiap masalah pasti memiliki jalan keluar. Jaga kesehatan fisik dan mental agar terhindar dari niat untuk bunuh diri. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.