Cerita Perjuangan Ibunda Fatir,  Ke-1 Mendapatkan Kesembuhan Ke-2 Mencari Keadilan

oleh -0 Dilihat
Fatir
Diana Novita saat menjadi narasumber di Podcast Bang Ex Napi, Diskursus Net.

Jakarta – Kasus perundungan di Bekasi yang sempat viral beberapa minggu lalu kembali mencuat, Diana Novita ibu dari Fatir Arya Adinata kembali berjuang dan berbicara ke hadapan publik.

Merasa kasus perundungan yang dialami anak sulungnya tidak direspon oleh pihak kepolisian dan dinas pendidikan setempat, Diana mencari keadilan dengan mendatangi sinear Diskursus Network, pada Selasa (19/12/2023).

“Seperti doa saya di menjelang akhir hayat fatir, Ya Allah saya harus bagaimana menjalani ini, saya meminta mukzizat Mu, tolong carikan jalan keluarnya, dana saya terbatas, waktu saya terbatas, di lain pihak saya ada anak kedua saya dan berjuang hanya seorang diri,” ucap Diana.

Sepanjang dialog Ibu Diana terus menghujami Host Program Bang Ex Napi, Daniel Simanjuntak dan Insan Sadono dengan rangkaian cerita pilu. Namun, semangat mencari keadilan membuat Diana terus mencari jalan keluar dibantu sahabatnya, Ningrum.

“Dia ini (Ningrum) sahabat saya, tempat saya meminjam uang dan berkeluh kesah,” katanya.

Baca juga: Perundungan Siswa SMP di Bandung, Tengah Diusut Polisi

“Jika sebelumnya saya berjuang untuk mendapatkan kesembuhan anak pertama saya itu, saat ini saya berjuang mencari keadilan bagi Fatir,” pungkasnya.

Air mata banjir dari pelupuk mata Diana, tidak henti berkisah betapa diandalkannya anak pertama itu di rumah dan sekolah. “Saya kehilangan iman di rumah, Mas,” ucap Diana saat menceritakan bahwa Fatir selalu menjadi imam salat di rumah, Fatir selalu mengajak ibu dan adiknya untuk salat berjamaah. Kemampuan baca tulis dan hafalan Qurannya tidak diragukan lagi, sejumlah kompetisi da’i cilik dan hapalan quran telah dijuarainya sewaktu masih hidup.

Belum lagi ketika Diana mengingat detik-detik kematian Fatir, mainan Lego yang begitu rumit justru disusunnya dengan telaten meski dilarah oleh pihak rumah sakit “justru dengan saya main legi ini saya tidak stress, biarkan saya main ini,” kenang Diana mengulang ucapan Fatir saat bermain lego di masa kritisnya, “Nafasnya sudah tersengal-sengal, Mas.”

Diana beruntung, menjelang nyawa Fatir dicabut dia, mantan suaminya dan adik fatir bisa berkumpul bersama di ruang perawatan rumah sakit Medistra, Jakarta. “Kami berpengan tangan erat, quality time banget, dan Fatir masih sempat saya talqinkan, mengucap kalimat Allah,” lirih Diana.

Kronologi Perundungan Yang Dialami Fatir

fatir
Diana Novita, ibunda korban perundungan di Bekasi

Menurut keterangan yang dirangkum Diskursus Network, pada bulan Februari 2023 lalu, Fatir sempat keluar kelas untuk jajan bersama teman-temannya. Di perjalanan, terjadi aksi sliding atau menyelengkat kaki yang dilakukan teman Fatir.

Fatir yang terjatuh sempat diejek oleh teman-temannya yang berjumlah lima orang.

“Ketika jatuh anak saya mulai dibully, maksudnya ‘Jangan Nangis’ apa ‘Enggak usah ngadu sama mama’ ‘Enggak usah ngadu sama guru’ gitu, lalu ditinggalkanlah dia sendiri mereka lanjut jajan,” jelas Diana.

Baca juga: Rentetan Kasus Bullying di Indonesia, Ada yang Sampai Meninggal

“Dengan bobot 65 kilogram saat itu, dia terjatuh. Tangannya merah, lututnya, kakinya merah dan memar,” tambahnya.

Tiga hari kemudian, Diana baru mengetahui kejadian itu. korban merasakan sakit di kakinya.

“Ma, saya tidak masuk sekolah dulu hari ini, katanya, saya tidak tahu tadinya, saya taya kenapa kamu? Saya pikir dia jatuh kan sekolahnya dua lantai ya, dia ga mau bilang tuh, sampai saya tanya lagi dia bilang, mama janji ga akan marah ya?, mama janji ga akan cerita lagi ya? Iya ada apa kata saya, dia sekali lagi bertanya sambil memegang tangan saya, mama janji ya tidak akan marah?,”

Walau kala itu ia masih bisa beraktivitas dan datang ke sekolah, rupanya kondisi kaki korban tidak kunjung membaik.

“Saya pakaikan dia Deker kaki, agar tidak tambah parah,” ujar Diana.

Proses penyembuhan kaki anak berusia 12 tahun tersebut cukup panjang. Awalnya pihak keluarga membawa Fatir ke klinik untuk diberikan obat pereda nyeri. Tetapi karena Fatir masih merasa sakit, akhirnya kaki Fatir dirontgen dan hasil dari MRI rumah sakit mendiagnosis adanya infeksi dalam di kaki Fatir.

Pada bulan Agustus, dokter menyatakan Anak dari Diana harus menjalani operasi untuk amputasi kaki karena kondisi kesehatan anaknya yang menurun sejak kejadian tersebut.

“Pengobatan anak saya lumayan panjang ya, sampai di titik diamputasi itu. Fatir baru kemarin keluar dari HCU, sekarang sudah di ruang rawat, kondisinya masih belum stabil, demamnya masih naik turun, masih nyeri hebat, dan belum bisa diajak ngomong, karena lebih banyak tidur dan masih di bawah pengaruh obat,” tuturnya.

Respons Pihak Sekolah Membuat Diana Bingung

fatir
Mainan terakhir yang disusun oleh fatir menjelang kematiannya

“Saya ke sekolah Fatir, ke kelasnya waktu itu ketemu gurunya, dia malah dorong saya ke ke luar kelas, di depan kelasnya guru itu ngomong iya saya sudah tahu, keluarga pelaku juga pasti lebih tahu kan soalnya orang medis, orang hukum mereka, itu kata gurunya,” cerita Diana.

Wakil Kepala Sekolah SDN Jatimulya 09 Bekasi, Sukaemah, membenarkan muridnya di sekolah tersebut sempat terjatuh. Malah sebut muridnya sedang bercanda

Tetapi, Sukaemah menyebutkan bahwa kejadian tersebut hanyalah sebatas bercandaan anak-anak.

“Mereka bercanda-bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh untuk dirundung, ini mereka jajan, bercanda, selengkatan kaki satu orang ke F jatuh gitu,” katanya kepada wartawan, Selasa (31/10/2023).

Baca juga: LPA : Kepekaan Orang Tua Penting, Cegah Bullying Anak

Menurut pihak sekolah, tidak adanya perundungan di sekolah mereka karena tidak pernah menerima laporan terkait hal tersebut.

“Nah yang dikatain itu semacam apa ya, kan saya di kelas terus. Kalau ada perundungan, ada bully anak-anak pasti lapor,” ungkapnya.

“Tapi kalau bercanda-canda ‘haa elu jelek lu’ mungkin ya namanya anak-anak udah kelas 6, itu udah biasa kayanya, mungkin menurut F lain lagi kayanya ya,” lanjut Sukaemah.

Kini bercandaan itu menjadi duka mendalam, meski kematian Fatir tidak bisa disebut 100% karena disliding, namun kekerasan fisik itu terjadi, perundungan masih dianggap biasa di dunia pendidikan Indonesia.

“Kepada Pak Nadiem, Mendikbud dan Presiden Jokowi saya meminta atensi atas kasus yang menimpa anak saya, system pendidikan di Indonesia dan pendidiknya harus diubah, jangan sampai ada Fatir lainnya,” tutup Diana saat menjadi narasumber di Channel Youtube Diskursus Net. (DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.