Libur Sekolah Tiba, Taman Wisata Way Kambas Kembali Dibuka Bekonsep Konservasi

oleh -0 Dilihat
gajah liar dari hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK)
gajah liar dari hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK)

Bandar Lampung – Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung mengatakan bahwa Taman Nasional Way Kambas (TNWK) segera dibuka kembali sebagai wisata konservasi dengan konsep baru yang ditawarkan kepada wisatawan.

“Jadi beberapa waktu lalu, kami bersama pengelola Taman Nasional Way Kambas beserta empat desa penyangga telah melakukan koordinasi mengenai rencana pembukaan kembali Way Kambas,” kata Kepala Dishut Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah, pada Sabtu (24/6/2023).

Ia mengatakan meski wisata di TNWK direncanakan dibuka lagi, namun akan ada perubahan konsep wisata yang lebih ramah kepada lingkungan dan satwa.

“Jadi wisata di sana bisa dibuka kembali tapi konsepnya berubah, tidak ada eksploitasi satwa seperti menunggang gajah layaknya di sirkus. Hanya dinikmati kehidupannya tidak disentuh dan diganggu satwa di sana oleh kunjungan wisatawan,” katanya pula.

Dia menjelaskan konsep wisata konservasi tersebut nantinya akan menitikberatkan pada penyajian keindahan bentang alam, kehidupan alam gajah serta merasakan hidup bersama satwa di desa penyangga.

“Ini sudah dihubungkan dengan empat desa penyangga dan mereka sudah mencoba menjual paket wisata. Kekhawatiran nanti hilangnya inti dari wisata Way Kambas seperti menunggang gajah ini memang ada, namun ternyata harus kembali ke konservasi jadi hal wajib disini,” katanya lagi.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus berupaya untuk memberikan sosialisasi kepada wisatawan mengenai perubahan konsep wisata di TNWK sebagai wisata konservasi.

“Jadi harapannya Taman Nasional Way Kambas yang jadi ikon wisata Lampung bisa kembali hidup. Tetapi kalau dulu yang mengelola hanya taman nasional, dan masyarakat hanya berjualan di pinggir, tapi sekarang mereka jadi pengelola wisatanya juga sembari membantu menjaga ekosistem,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa saat ini masyarakat di desa penyangga pun telah memiliki kepercayaan diri untuk menjual paket wisata dimana paket tur wisata dua hari satu malam untuk 10 orang dijual dengan harga Rp14 juta.

“Tahun ini akan dilakukan tes tur, tapi dilihat dahulu tata waktu, daya dukungannya, dan mengatur kuota keluar masuk secara bergiliran jadi tidak menumpuk juga tengah disiapkan. Masyarakat desa penyangga sudah berani menawarkan paket dengan harga tersebut menjadi wujud kepercayaan diri mereka kalau konsep wisata yang ditawarkan menarik dan layak untuk wisatawan,” ujar dia lagi.

Menurut dia, warga di desa penyangga tersebut kini telah menyiapkan pula konsep wisata yang menunjukkan beragam potensi wisata di desanya.

“Dengan konsep ini harapannya satwa, konservasi terjaga, masyarakat penyangga juga bisa berkontribusi menjaga sembari meningkatkan perekonomiannya,” kata dia pula.

Selama ini, di kawasan TNWK dikenal wisata Pusat Latihan Gajah (PLG)/pusat konservasi gajah yang memiliki belasan ekor gajah jinak terlatih, beserta rumah sakit khusus perawatan gajah. Gajah jinak trlatih tersebut kerap mempertontonkan atraksi, seperti bermain bola, holahop, dan lainnya,a termasuk menawarkan sensasi berkeliling naik gajah jinak.

Beberapa waktu terakhir, wisata tersebut dihentikan sementara dengan sejumlah alasan, termasuk menyesuaikan dengan regulasi terkait retribusi wisatanya dan menanggapi kritikan para pencinta satwa dan aktivis lingkungan atas adanya eksploitasi gajah dan satwa di dalamnya.(red)

Baca : Disnakeswan Lampung Pastikan Ketersediaan Daging Ayam Tercukupi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.