Jelang Imlek, Pengrajin Kue Keranjang Kebanjiran Pesanan

oleh -0 Dilihat
Menjelang tahun baru Imlek 2574 kongzili kue keranjang menjadi salah satu panganan yang paling dicari, hal ini pun menjadi keuntungan bagi pengrajin kue tersebut. (18/1/2023) (ant)
Menjelang tahun baru Imlek 2574 kongzili kue keranjang menjadi salah satu panganan yang paling dicari, hal ini pun menjadi keuntungan bagi pengrajin kue tersebut. (18/1/2023) (ant)

Diskursus Network –  Menjelang tahun baru Imlek 2574 kongzili kue keranjang menjadi salah satu panganan yang paling dicari, hal ini pun menjadi keuntungan bagi pengrajin kue tersebut.

Diakui Hasan pengrajin kue keranjang asal Bandar Lampung mengungkapkan, pada perayaan Tahun Baru Imlek 2574 kongzili, jumlah pesanan kue keranjang miliknya mengalami peningkatan jika dibandingan tahun lalu.

“Tahun ini permintaannya lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kemungkinan karena masyarakat sudah bebas untuk beraktivitas,” unkapnya pada Rabu (18/1/2023).

Ia melajutkan, setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) resmi dicabut oleh pemerintah, antusias konsumen untuk membeli kue keranjang mulai meningkat.,

Dalam satu hari Hasan memproduksi 500 kue keranjang, namun untuk saat ini bisa mencapai 800-1.000 kue per hari.

Dia menjelaskan pelaksanaan produksi kue keranjang atau yang dikenal oleh masyarakat Lampung sebagai kue tutun itu telah dilakukan sejak 2 Januari dan akan terus dilakukan selama 15 hari.

“Kita produksi aktifnya selama 15 hari, dan ini sudah dimulai sejak 2 Januari kemarin. Belakangan ini produksi agak banyak dibanding awal dan bila dihitung total produksi bisa mencapai 10.000-15.000 buah kue keranjang selama 15 hari ini,” tambahnya.

Ia melanjutkan kue keranjang itu dijual dengan harga grosir yakni seharga Rp13 ribu per setengah kilogram dan Rp26 ribu per satu kilogram.

“Karena disini dijual dengan harga grosir, maka dijual satu paket ukuran satu kilogram dengan harga Rp26 ribu kilogram,” ucap dia.

Menurut dia bahan baku yang digunakan dalam sekali produksi pada satu hari yakni sebanyak 100-200 kilogram tepung ketan dan gula dengan ukuran yang serupa.

“Dari pada awal COVID-19 produksi sangat rendah hanya 60 persen, dan tahun kemarin mulai normal sekitar 500 buah per hari, namun tidak seramai sekarang. Ini saja banyak konsumen yang ditolak karena kapasitas produksi yang terbatas dan kami kewalahan,” ujar dia.

Ia melanjutkan dengan jumlah pekerja sebanyak 15 orang produksi kue keranjang yang telah ada sejak 1978 itu berusaha memenuhi pesanan konsumen menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.

“Masih diusahakan untuk penuhi permintaan konsumen baik kue keranjang biasa ataupun yang khusus untuk sembahyang,” kata dia.

Selain di tingkat perajin peningkatan permintaan kue keranjang menjelang Imlek juga terjadi di pedagang musiman.

“Stok kue keranjang kemarin hanya 200 buah karena takut tidak terjual seperti tahun lalu yang hanya terjual 150-an buah,” ujar salah seorang penjual kue keranjang Ling-ling.

Dia melanjutkan dan pada tahun ini lima hari menjelang Imlek dirinya telah menjual hampir 300 kue keranjang.

“Ini saja sudah saya tambah lagi stok sebanyak 100 buah, total kemarin sekitar 300 buah sudah terjual. Bisa dibilang tahun ini karena tidak ada pembatasan maka perayaan dan ibadah jadi lebih ramai,” kata dia pula. (Ant/DN)

Baca : “Seleksi Alam” Jadi Penentu Nasib Mahasiswa Unila Jalur Suap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.