Akibat Erupsi Gn. Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Tutup

oleh -0 Dilihat
ilustrasi bandara tutup
Ilustrasi Pesawat Yang Berada di Bandara

Diskursus Network – Abu vulkanik akibat erupsi Gunung Ruang hingga hari ini, Jumat (19/4) masih mengganggu wilayah udara di Sekitar Bandara Sam ratulangi Manado, Sulawesi Utara.

Kondisi ini  berdampak pada keamanan dan keselamatan penerbangan. Sehingga Otoritas Bandara Internasional Sam Ratulangi menerbitkan notifikasi serta menutup operasional Bandara  untuk sejak pukul 06.00 -18.00 Wita.

Akibat Erupsi Gn. Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Tutup

Menurut BNPB Distribusi abu vulkanik Gunung Ruang terpantau hingga Kabupaten Minahasa Utara pada Kamis kemarin (18/4). Sejumlah wilayah kecamatan terdampak abu vulkanik, di antaranya Kecamatan Likupang Barat, Wori, Likupang Timur dan Likupang Selatan.

Baca Juga: Terekam, Video Menegangkan Erupsi Gunung Ruang

Pascaerupsi eksplosif, jaringan listrik dan komunikasi di Kampung Laing Patehi yang berada di Pulau Ruang lumpuh.  Pengungsi yang berada di Pulau Tagulandang berjumlah 272 KK atau 838 jiwa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Utara mengimbau warga untuk menggunakan masker dan tetap tenang, khususnya dalam menyikapi informasi hoaks.

Menurut BPNPB berdasarkan dasbor sistem informasi pemantauan gunung api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Ruang terlihat jelas hingga tertutup kabut pada hari ini (19/4).

Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak gunung. Cuaca berawan, angin lemah ke arah selatan.

Baca Juga: Gunung Ruang Erupsi Waspada Tsunami

PVMBG  pada 17 April 2024, pukul 21.00 Wita telah menetapkan status aktivitas vulkanik Gunung Ruang pada level tertinggi atau IV (Awas).

Masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif gunung.

Selain itu masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunungapi ke dalam laut. . (DN-Kabs)

Dapatkan Berita Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.