Michael Bambang Hartono, Dari Bisnis Perbankan, Rokok Hingga Akuisisi klub Sepak Bola Italia Como 1907

oleh -0 Dilihat
Michael Bambang Hartono, Dari Bisnis Perbankan, Rokok Hingga Akuisisi klub Sepak Bola Italia Como 1907
Michael Bambang Hartono akuisisi klub sepak bola Italia, Como 1907.

Jakarta- Michael Bambang Hartono adalah sosok pengusaha Indonesia yang dikenal luas tidak hanya karena kesuksesannya yang besar di dunia bisnis, tetapi juga karena kegemarannya yang besar terhadap olahraga, khususnya bridge dan baru-baru ini, sepak bola, dengan akuisisinya terhadap klub sepak bola Italia, Como 1907.

Lahir pada 2 Oktober 1939 di Kudus, Jawa Tengah, Hartono memiliki perjalanan karir yang luar biasa, yang menjadikannya salah satu orang terkaya di Indonesia dan di Asia.

Kehidupan awal Michael Bambang Hartono sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai keluarga dan kewirausahaan. Ayahnya, Oei Wie Gwan, adalah pendiri Djarum, sebuah perusahaan rokok kecil yang dimulai pada tahun 1951.

Michael dan saudaranya, Robert Budi Hartono, mengambil alih perusahaan tersebut pada tahun 1963 setelah kematian mendadak ayah mereka. Di bawah kepemimpinan mereka, Djarum berkembang menjadi salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia.

Pendidikan formal Hartono mencakup studi di bidang ekonomi, yang memberinya dasar yang kuat untuk mengembangkan visi bisnisnya. Bersama dengan saudaranya, ia melakukan diversifikasi bisnis keluarga ke berbagai sektor lain, termasuk perbankan dan telekomunikasi.

Mereka mengakuisisi saham mayoritas di Bank Central Asia (BCA) pada tahun 2001, yang sekarang menjadi bank swasta terbesar di Indonesia. Hartono juga memiliki kepentingan dalam industri properti, elektronik, dan internet melalui Global Digital Prima Venture, yang investasinya termasuk perusahaan-perusahaan seperti Kaskus, salah satu forum online terbesar di Indonesia.

Selain keberhasilannya di dunia bisnis, Michael Bambang Hartono juga dikenal sebagai seorang filantropis. Ia dan saudaranya telah mendonasikan jutaan dolar untuk pendidikan, kesehatan, dan pemulihan bencana.

Hartono secara pribadi tertarik pada pengembangan olahraga di Indonesia, khususnya olahraga bridge, yang ia perjuangkan untuk diakui sebagai cabang olahraga yang mendidik dan memperkuat kognitif.

Keberhasilan Hartono tidak terbatas pada bisnis dan filantropi saja. Ia juga telah membuat nama di arena olahraga, terutama dalam bridge. Ia merupakan bagian dari tim nasional bridge Indonesia yang berhasil meraih medali di Asian Games 2018. Keberhasilannya di dunia bridge menunjukkan dedikasinya tidak hanya sebagai pengusaha tetapi juga sebagai atlet.

Pada tahun 2019, Hartono mengambil langkah yang signifikan di dunia olahraga dengan mengakuisisi Como 1907, sebuah klub sepak bola yang berbasis di Como, Italia. Keputusan ini tidak hanya menandai ekspansi bisnisnya ke dalam dunia olahraga global tetapi juga menunjukkan kecintaannya yang besar terhadap sepak bola.

Como 1907, yang didirikan pada tahun 1907, memiliki sejarah yang kaya tetapi mengalami beberapa kesulitan keuangan di masa lalu. Dengan akuisisi ini, Hartono berambisi membawa stabilitas keuangan dan sukses di lapangan untuk Como 1907.

Akuisisi Como 1907 oleh Hartono juga mencerminkan visinya yang lebih luas untuk mempromosikan olahraga dan bakat Indonesia di kancah global. Ini sejalan dengan dedikasinya untuk melihat Indonesia tidak hanya sebagai pasar yang besar tetapi juga sebagai sumber talenta yang mampu bersaing di tingkat internasional.

Melalui kepemilikan Como, Hartono berharap dapat membuka peluang bagi pemain sepak bola Indonesia untuk menampilkan bakat mereka di Eropa, yang merupakan pusat sepak bola dunia.

Langkah Hartono mengakuisisi Como 1907 mendapat perhatian luas di Italia dan Indonesia, menandakan era baru dalam hubungan sepak bola antara kedua negara tersebut. Hartono telah menunjukkan bahwa dia tidak hanya seorang visioner di dunia bisnis tetapi juga seorang inovator dalam dunia olahraga.

Dalam usianya yang sudah lanjut, Michael Bambang Hartono terus menunjukkan bahwa usia hanyalah angka. Aktivitasnya di dunia bisnis dan olahraga memberikan inspirasi bagi banyak orang, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dengan kepemilikan dan pengelolaan Como 1907, dia tidak hanya berinvestasi dalam klub itu sendiri, tetapi juga dalam masa depan sepak bola dan hubungan internasional Indonesia.(Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.