Marak Pengemis Online di Tiktok, Mensos Surati Pemda

oleh -0 Dilihat
Marak Pengemis Online di Tiktok, Mensos Surati Pemda
Marak "pengemis online" Mensos terbitkan surat edaran (SE) nomor 2 Tahun 2023 tentang Penertiban Kegiatan Eksploitasi dan/atau Kegiatan Mengemis yang Memanfaatkan Lanjut Usia, Anak, Penyandang Disabilitas, dan/atau Kelompok Rentan Lainnya.

Bandarlampung– Maraknya pengemis online yang sedang viral di media sosial tiktok ditanggapi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dengan mengeluarkan surat edaran untuk kepala daerah.

Dalam surat edaran (SE) nomor 2 Tahun 2023 tentang Penertiban Kegiatan Eksploitasi dan/atau Kegiatan Mengemis yang Memanfaatkan Lanjut Usia, Anak, Penyandang Disabilitas, dan/atau Kelompok Rentan Lainnya.

Para gubernur dan bupati/wali kota diminta perlu melindungi dan mencegah adanya kegiatan mengemis baik secara offline maupun online di media sosial yang mengeksploitasi para lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, maupun kelompok rentan lainnya.

Pemerintah daerah (Pemda) dan masyarakat diminta melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Satuan Polisi Pamong Praja apabila menemukan kegiatan mengemis dan/atau eksploitasi para lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, dan/atau kelompok rentan lainnya.

Tidak hanya itu, Pemda diminta untuk memberikan perlindungan, rehabilitasi sosial, dan bantuan kepada para lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, dan/atau kelompok rentan lainnya yang telah menjadi korban eksploitasi melalui mengemis baik yang dilakukan secara offline maupun online di media sosial. Pasalnya, kegiatan mengemis baik secara offline maupun online dikategorikan menggangu ketertiban umum.

Kegiatan yang lakukan “Pengemis Online” di tiktok cukup beragam. Mulai dari mandi lumpur, berendam di air kotor, hingga mengguyurkan diri dengan air dingin selama berjam-jam. Tak jarang, objek eksploitasi tersebut merupakan orang tua atau lansia. Tidak sedikit yang memberikan hadiah, namun banyak juga yang mengecam.

Melihat fenomena tersebut, Sosiolog Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Bagong Suyanto Drs MSi memberikan beragam tanggapan. Menurutnya, substansi dari yang lakukan oleh pengemis tersebut tidaklah berbeda, yaitu meminta belas kasihan orang lain agar ia mendapatkan sesuatu.

“Itu adalah bentuk kreativitas karena menghadapi situasi yang semakin kompetitif. Jadi mengemis ini tidak mudah, makin banyak saingan. Sehingga mereka perlu berkreasi untuk mendapatkan belas kasihan masyarat untuk memberikan amal karitatifnya,” jelasnya seperti dikutip dari UNAIR NEWS (19/1/2023).

Selain itu, Prof Bagong juga menyoroti tentang fenomena kesenangan yang timbul akibat melihat orang menderita. Dalam platform tersebut, masyarakat akan memberi lebih banyak kalau si pengemis “tersiksa” lebih besar, seperti mengguyur lebih banyak hingga berendam lebih lama.

Dari fenomena tersebut pun, ia mengecam adanya kreator konten yang mencoba mengeksploitasi orang tua mereka. Menurutnya, dibelakang layar akan banyak anak muda yang berperan, terutama dalam mengoperasikan media sosial tersebut. (Red, DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.