Aksi Seniman Jalanan Baron Angklung di Perempatan Lampu Merah Wolter Monginsidi

oleh -2 Dilihat

Bandar Lampuntg – Di tengah riuhnya klakson kendaraan yang berebut di jalan, irama angklung menjadi pembeda saat melintas di perempatan lampu merah Wolter Monginsidi Bandar Lampung. Nadanya selaras dengan tabuhan gambang dan beduk. Beberapa pengendara roda dua spontan menoleh ke kelompok seniman jalanan yang biasa menghibur pengguna jalan. Kesungguhan dan totalitas seniman jalanan ini nampak terlihat di tengah banyaknya pengendara yang berseliwran. Di bawah pohon rindang tepi jalan, tiga orang memainkan seperangkat alat musik. Suara paling dominan adalah angklung, kemudian disahut oleh gambang dan beduk. Wendi, salah satu dari 3 seniman jalanan ini mengaku ia dan rekannya berasal dari kota Bandar Lampung. Saat akan beraksi di jalan, mereka akan menentukan titik berkumpul. Kelompok yang menamakan diri Baron Angklung ini baru mulai mengamen tepatnya di tahun 2017. Sebelum bergabung dalam satu grup, mereka sama-sama merupakan pengamen jalanan.

Saat Tim Diskursus Network menghampiri pangkalan mereka, Wendi dan rekannya sedang asik memainkan instrumen lagu Jawa berjudul “perahu layar”.Wendi mengaku sering memainkan beberapa lagu yang sudah populer di telinga masyarakat, mulai dari lagu dangdut, lagu Jawa, dan lagu pop.Kelompok seniman bernama Baron Angklung ini sudah menetap di perempatan Lampu Merah Jalan Wolter Wangonsidi. Biasanya mereka meraup pendapatan Rp.50 ribu hingga Rp.100 ribu per orang dalam sehari. Mereka juga menerima panggilan untuk acara pesta seperti khitanan, pernikahan, atau acara ulang tahun. Tak lupa sebagai promosi, mereka juga menulis nomor telpon yang tertera di banner angklung. Wendi dan kawan-kawan mematok tarif Rp.800 ribu hingga Rp.2 juta untuk setiap penampilan mereka dalam sehari. Liting, diskursus network melaporkan. (Liting-Tim DiskursusNetwork)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.