Berkalung Keffiyeh Di Mahkamah Internasional Menlu RI Retno Marsudi Disorot Dunia

oleh -0 Dilihat
Keffiyeh
Berkalung Keffiyeh di Mahkamah Internasional, Menlu RI retno Marsudi jadi sorotan dunia (MoFa)

Diskursus Network – Pada tanggal 23 Februari 2024, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengenakan syal bermotif keffiyeh saat berbicara di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mendukung Palestina.

Keffiyeh yang biasa dikenakan warga Palestina kini menjadi simbol solidaritas terhadap rakyat Palestina. Keputusan Retno Marsudi mengenakan keffiyeh saat berpidato di ICJ merupakan pernyataan nyata dukungan terhadap Palestina. Dia memasangkan syal dengan bros emas, menambahkan sentuhan elegan pada pakaiannya.

Tindakan tersebut mendapat pujian luas di media sosial, dan banyak orang memuji Menteri atas solidaritasnya terhadap Palestina. Syal keffiyeh memiliki sejarah yang panjang dan kaya di Timur Tengah. Ini berasal dari wilayah Levant dan secara tradisional dipakai oleh petani dan penggembala untuk melindungi diri dari sinar matahari dan badai pasir. Seiring berjalannya waktu, itu menjadi simbol ikonik Palestina.

Penggunaan Keffiyeh Oleh Pejabat Tinggi Indonesia

keffiyeh
Berkalung Keffiyeh di Mahkamah Internasional, Menlu RI retno Marsudi jadi sorotan dunia (MoFa)

Keffiyeh telah lama menjadi simbol perlawanan dan solidaritas, khususnya di Timur Tengah. Penggunaannya dalam politik Indonesia merupakan perkembangan terkini, namun mempunyai arti yang signifikan. Keffiyeh telah menjadi simbol dukungan yang kuat terhadap Palestina, dan penggunaannya oleh Retno Marsudi menunjukkan sikap Indonesia terhadap masalah ini.

Indonesia memiliki sejarah mendukung Palestina, dan penggunaan keffiyeh oleh pejabat pemerintah semakin memperkuat pendirian ini. Syal telah menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Palestina dan telah dikenakan oleh para pemimpin dunia dan seniman untuk mendukung perjuangan tersebut.

Penggunaan keffiyeh yang dilakukan Retno Marsudi saat berpidato di ICJ mendapat reaksi beragam. Meski ada yang memujinya karena menggunakan fesyen untuk membuat pernyataan politik, ada juga yang mengkritiknya karena mengambil budaya Palestina.

Baca juga: Menlu Retno Tegas Dukung Palestina Di Mahkamah Internasional

Namun, penting untuk dicatat bahwa keffiyeh telah menjadi simbol solidaritas dan perlawanan di seluruh dunia, dan penggunaannya oleh Retno Marsudi merupakan pernyataan dukungan yang jelas terhadap rakyat Palestina. Sebagai pemimpin di Kementerian Luar Negeri, keputusan Retno Marsudi untuk mengenakan keffiyeh menyoroti dukungan Indonesia terhadap Palestina dan komitmennya untuk memajukan perdamaian dan keadilan di kawasan.

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam mengadvokasi hak-hak Palestina dan secara konsisten menyerukan diakhirinya pendudukan Israel di wilayah Palestina. Keffiyeh, yang merupakan jilbab tradisional Palestina, telah menjadi simbol solidaritas yang populer terhadap rakyat Palestina karena hubungannya dengan perjuangan Palestina untuk kebebasan dan kemerdekaan. Ini telah dipakai oleh aktivis, politisi, dan selebriti di seluruh dunia untuk dipamerkan.

Sejarah dan Makna Budaya Keffiyeh

keffiyeh

Keffiyeh, penutup kepala dan syal dengan pola kotak-kotak hitam putih, berasal dari Timur Tengah. Ini memiliki sejarah panjang sebagai simbol perlawanan dan solidaritas, khususnya di kalangan rakyat Palestina. Keffiyeh telah dikenakan oleh orang-orang seperti Yasser Arafat, mendiang pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina, dan telah menjadi identik dengan perjuangan Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan kebebasan.

Penggunaan keffiyeh baru-baru ini oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi saat membela Palestina di Mahkamah Internasional telah membawa perhatian baru terhadap simbol ikonik ini. Keffiyeh telah menjadi bagian dari budaya Timur Tengah selama berabad-abad dan dikenakan oleh berbagai kelompok etnis, termasuk Badui dan Palestina. Secara tradisional terbuat dari katun dan ditenun dengan alat tenun tangan, dengan pola hitam dan putih melambangkan warna gurun dan gaya hidup nomaden suku Badui. Namun, keffiyeh mempunyai arti baru.

Keffiyeh telah digunakan sebagai simbol perlawanan dan solidaritas tidak hanya dalam konteks Palestina tetapi juga dalam budaya dan konteks lain. Pola tersebut telah diadaptasi dan dimasukkan ke dalam berbagai bentuk seni, fashion, dan aktivisme.

Baca jugaSyal Palestina di Rapat Paripurna DPR RI

Misalnya, keffiyeh telah digunakan oleh seniman jalanan seperti Banksy, yang memasukkan pola tersebut ke dalam karyanya sebagai simbol perlawanan dan anti kemapanan.

Keffiyeh juga telah digunakan dalam dunia fesyen, dengan desainer seperti Vivienne Westwood dan Alexander McQueen menggabungkan pola tersebut ke dalam koleksi mereka sebagai pernyataan kesadaran politik dan sosial.

Keffiyeh telah menjadi simbol perlawanan dan solidaritas global, melampaui konteks aslinya.

Penggunaan keffiyeh secara luas sebagai simbol perlawanan dan solidaritas merupakan bukti signifikansi dan kekuatan budayanya. Ini mewakili sejarah perjuangan dan perlawanan bersama melawan penindasan dan ketidakadilan. Pengadopsian dan adaptasi keffiyeh oleh budaya dan konteks yang berbeda menunjukkan kemampuannya untuk melampaui batas-batas negara, menghubungkan orang-orang di seluruh dunia dalam komitmen bersama terhadap keadilan dan kebebasan.

Keffiyeh bukan sekadar selembar kain melainkan simbol harapan, ketangguhan, dan solidaritas dalam menghadapi kesulitan. Penggunaannya yang berkelanjutan oleh individu dan komunitas di seluruh dunia merupakan pengingat akan kekuatan abadi budaya dan semangat manusia.

Penggunaan Keffiyeh Oleh Seniman atau Tokoh Dunia

keffiyeh

Keffiyeh, jilbab tradisional Palestina, telah digunakan oleh seniman dan perancang busana sebagai simbol perlawanan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina. Penggunaan keffiyeh baru-baru ini oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi saat berpidato mendukung Palestina di Mahkamah Internasional (ICJ) pada tahun 2024 telah memicu minat baru terhadap sejarah dan pentingnya simbol budaya ini.

Keffiyeh telah digunakan dalam berbagai bentuk seni dan fashion, antara lain: – Seni jalanan dan grafiti – Desain fesyen dan peragaan busana – Video musik dan sampul album Penggunaan keffiyeh dalam konteks ini sering dikaitkan dengan aktivisme politik dan sosial, yang mencerminkan keinginan untuk mengekspresikan solidaritas dengan komunitas yang terpinggirkan dan menantang struktur kekuasaan yang menindas.

Baca juga: Syal Kain Tenun Sumba Dikenakan Pasangan Bacapres Ternyata Pemberian KPU

Penggunaan keffiyeh dalam gerakan politik dan sosial memiliki sejarah yang panjang, dimulai sejak perjuangan kemerdekaan Palestina pada pertengahan abad ke-20. Jilbab telah menjadi simbol perlawanan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina, mewakili perjuangan mereka melawan pendudukan dan penindasan Israel. Keffiyeh telah digunakan oleh berbagai gerakan politik dan sosial di seluruh dunia, antara lain:

– Gerakan anti perang dan anti imperialis

– Gerakan hak-hak masyarakat adat

– Gerakan keadilan lingkungan dan iklim Penggunaan keffiyeh dalam gerakan-gerakan ini mencerminkan keinginan untuk menantang struktur kekuasaan yang dominan dan mempromosikan keadilan sosial dan kesetaraan.

Penggunaan keffiyeh oleh individu non-Arab telah menjadi subyek kontroversi, dengan beberapa orang berpendapat bahwa hal tersebut mewakili perampasan budaya dan kurangnya rasa hormat terhadap signifikansi budaya dari jilbab.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa penggunaan keffiyeh oleh individu non-Arab dapat menjadi bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan cara untuk menantang struktur kekuasaan yang menindas.

Tren ini dimulai pada tahun 1960an ketika pemimpin Palestina Yasser Arafat mulai mengenakan keffiyeh untuk melambangkan perjuangan kemerdekaan Palestina. (DN)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.