Jusuf Kalla Diminta Hamas Mediasi Israel-Palestina

oleh -0 Dilihat
Jusuf Kalla
Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla

Jakarta – Konflik antara Palestina dan Israel terus berlanjut, memicu permintaan bagi Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Indonesia, untuk berperan sebagai mediator. Hamid Awaludin, anggota tim delegasi Kalla, mengungkapkan bahwa kedua belah pihak telah mengajukan permintaan tersebut.

“Dunia pun sudah mengutuk tindakan kejam Israel tersebut, kecuali Amerika Serikat. Namun seperti yang kita tahu Presiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu kewalahan sendiri menghadapi rakyatnya yang memprotes tindakan pemerintah Israel,”  ujar Hamid dalam keterangannya, dikutip Selasa (08/06/2024).

Dalam sebuah pertemuan di luar Kuala Lumpur, perwakilan Kalla berdiskusi dengan pejabat Hamas, Dr Bassem Naim, yang mengecam pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza sebagai tindakan genosida.

“Pertemuan ini bermula ketika salah satu Pimpinan Hamas mengontak Profesor Hamid Awaludin (mantan Menkumham RI) untuk bisa diatur bisa bertemu dan berdiskusi dengan Pak JK, pada Minggu 5 Mei 2024 di tempat yang telah ditentukan,” tambah Hamid.

Meski tindakan Israel mendapat kecaman global, Amerika Serikat tidak mengikuti kecaman tersebut. Hamid menyebutkan, tekanan publik di Amerika Serikat dan Israel terhadap pemimpin mereka semakin meningkat, dengan Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berusaha meredam keadaan di negara masing-masing. Pertemuan tersebut, yang berlangsung selama tiga jam pada 5 Mei 2024, diinisiasi oleh Hamas dan dijadwalkan oleh Hamid Awaludin.

Baca juga: 200 Hari Agresi Israel, 34.183 Warga Gaza Dibunuh

Pada Juli dan Oktober 2023, upaya serupa telah dilakukan oleh Kalla untuk menyelesaikan konflik, namun terhenti setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Baru-baru ini, gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah diperpanjang selama dua hari tambahan, hasil dari perundingan yang difasilitasi oleh Qatar dan Mesir.

Di tengah negosiasi, Hamas telah menerima proposal gencatan senjata yang dibahas di Kairo, sementara Israel, yang merasa proposal tersebut belum memenuhi tuntutan intinya, tetap berkomitmen untuk melanjutkan perundingan. Rincian proposal tersebut mencakup pembebasan sandera secara bertahap dan penarikan sebagian pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi tekanan signifikan, baik dari kelompok garis keras dalam koalisinya yang mendesak serangan lebih lanjut, maupun dari keluarga sandera yang mendesak kesepakatan gencatan senjata. Demonstrasi besar-besaran di Israel telah menuntut tindakan cepat, dengan ribuan orang berunjuk rasa di Tel Aviv dan sekitarnya, menekankan urgensi dan tekanan publik terhadap pemerintah.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.