Sejarah Hari Pers Sejak 1744 Hingga Kini Yang Perlu Anda Ketahui

oleh -0 Dilihat
Sejarah Hari Pers Sejak 1744 Hingga Kini Yang Perlu Anda Ketahui
Surat kabar yang pertama kali terbit di Indonesia bernama Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen.

Jakarta- Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setahun sekali tentu saja tidak terjadi begitu saja. Ada perjalanan yang panjang dibalik peringatan HPN setiap tahun ini. Penetapan HPN pertama kali dilakukan pada tahun 1985.

Agar lebih memahami perjalanan pers di Indonesia, segera cari tahu bagaimana proses kelahiran hari pers di Indonesia. Dengan memahami perjalanan dibalik hari kelahirannya, kamu bisa lebih menghargai kerja keras pekerja di bidang pers, bukan sekedar ikut-ikutan memperingati HPN saja.

Sudah lama sekali Hindia Belanda ingin menerbitkan surat kabar. Sayangnya, keinginan ini selalu terhambat oleh pemerintahan VOC. Surat kabar pertama baru bisa diterbitkan pada tahun 1744. Apa saja surat kabar yang pernah beredar di Indonesia? Cermati perjalanan panjangnya di bawah ini.

7 Agustus 1744
Surat kabar yang pertama kali terbit di Indonesia bernama Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen. Surat kabar ini diterbitkan oleh Gustaaf Willem Baron van Imhoff, seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, nama surat kabar tersebut menjadi Berita dan Penalaran Politik Batavia. Jadi, tanggal 7 Agustus 1744 merupakan bagian penting dari sejarah hari pers karena merupakan hari lahir surat kabar paling pertama di tanah Indonesia.

1811 hingga 1829
Pada tahun 1811, Inggris mulai menguasai daerah Hindia Timur. Saat itulah surat kabar yang menggunakan bahasa Inggris mulai diterbitkan. Pada tahun 1812, surat kabar dengan bahasa Inggris yang diterbitkan bernama Java Government Gazzete. Kemudian pada tahun 1829, sebelum lahirnya hari pers, Javasche Courant mulai terbit menggantikan Bataviasche Courant. Surat kabar yang satu ini diterbitkan tiga kali dalam seminggu. Di dalamnya, terdapat keputusan-keputusan, peraturan-peraturan, dan pengumuman resmi dari pemerintah yang bisa dibaca oleh umum.

Tahun 1850-an

Peristiwa lain yang menjadi latar belakang sejarah hari pers terjadi pada tahun 1851. Pada tahun ini, surat kabar De Locomotief mulai diterbitkan di Semarang. De Locomotief bukan satu-satunya surat kabar berbahasa Belanda yang mulai diterbitkan, tapi termasuk salah satu yang sangat terkenal.

Surat kabar ini memberikan pengaruh yang besar karena menjunjung semangat kritis, khususnya terhadap pemerintahan kolonial. Beberapa surat kabar lain dengan bahasa lain juga mulai bermunculan, misalnya Bintang Timoer yang terbit di Surabaya pada tahun 1850, Bromartani terbit di Surakarta pada tahun 1855. Bianglala diterbitkan di Batavia pada tahun 1867 dan Berita Betawie juga diterbitkan di Batavia pada tahun 1874.

Meskipun menggunakan bahasa Jawa dan Melayu, berbagai surat kabar yang berkontribusi terhadap lahirnya pers Indonesia tersebut mempunyai redaktur orang-orang Belanda.

Awal 1900-an

Tahun 1907 dianggap sebagai pelopor dalam proses kelahiran pers nasional. Medan Prijaji diterbitkan di Bandung pada tahun ini. Penerbitnya adalah pengusaha pribumi bernama Tirto Adhi Soerjo. Sebelumnya, tidak pernah ada pengusaha pribumi yang melakukan hal yang sama.

Organisasi wartawan pertama yang muncul di Indonesia bernama Inlandsche Joernalisten Bond, yang lahir pada tahun 1914. Lalu pada tanggal 13 Desember 1937, lahirnya LKBN Antara yang menjadi tonggak sejarah hari pers di Indonesia.

Kebijakan pers mulai mengalami perubahan pada tahun 1942 saat Jepang menduduki Indonesia dan menaklukkan Belanda. Seluruh penerbit dari China dan Belanda tidak boleh beroperasi dan penguasa militer mulai menerbitkan surat kabarnya sendiri. Lima surat kabar yang terbit adalah:

Boerneo Shinbun diterbitkan di Kalimantan.
Jawa Shinbun terbit di wilayah Jawa.
Sumatra Shinbun diterbitkan di Sumatera.
Celebes Shinbun terbit di wilayah Sulawesi.
Ceram Shinbun diterbitkan di wilayah Seram.
Setelah Kemerdekaan Indonesia

Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan pada bulan Agustus 1945, pers di Indonesia ikut mengalami berbagai perkembangan. Misalnya, proklamasi kemerdekaan menjadi berita utama yang dipublikasikan oleh Kantor Berita Antara.

Selain itu, lahir juga beberapa tonggak sejarah lain yang menjadi latar belakang hari pers Indonesia, beberapa dibantaranya adalahbKelahiran RRI pada tanggal 11 September 1945. Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia yang dikenal dengan nama PWI pada tahun 1946. Stasiun televisi dari pemerintah bernama TVRI dilahirkan pada tahun 1962.

Mulai bulan September 1945 hingga berakhirnya tahun tersebut, sejarah hari pers mulai terbentuk dengan kuat. Berbagai surat kabar mulai diterbitkan di berbagai daerah, beberapa contoh surat kabar yang mulai bermunculan di akhir tahun 1945 antara lain:

The Voice of Free Indonesia.
Warta Indonesia.
Indonesian News Bulletin.
Independent.
Merdeka.
Berita Indonesia diterbitkan di Jakarta.
Soeara Merdeka terbit di Bandung.

Pemerintah Indonesia memutuskan bahwa hari pers di Indonesia diperingati setiap tanggal 9 Februari. Tanggal ini dipilih berdasarkan hari kelahiran PWI. Di bawah ini adalah beberapa fakta yang berkaitan dengan penetapan hari pers di Indonesia.

Keputusan Presiden

Penetapan HPN atau hari pers nasional diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia tahun 1985 No. 5. Keputusan ini ditandatangani langsung oleh Presiden Soeharto dan disahkan pada tanggal 23 Januari 1985.

Menindaklanjuti Keputusan Presiden tersebut, Dewan Pers lalu menetapkan HPN untuk dilaksanakan setahun sekali. Pelaksanaannya akan dilangsungkan di ibukota provinsi seluruh Indonesia, secara bergantian.

Bapak Pers Nasional

Peringatan hari pers juga turut memperingati Bapak Pers Nasional, yaitu Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo. Beliau dinobatkan sebagai Bapak Pers karena berjasa merintis jurnalistik nasional. Surat kabar pertamanya, yaitu Medan Prijaji, dimiliki serta dikelola oleh pribumi.

Medan Prijaji sendiri, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, beredar di Bandung sepanjang tahun 1907 hingga tahun 1912. Bapak Pers Nasional mempunyai jasa yang sangat besar dalam mempelopori kelahiran surat kabar lokal yang saat ini masih terus beredar di Indonesia.

Undang-Undang tentang pers

Undang-Undang nomor 40 Tahun 1999 mengatur mengenai pers di Indonesia. Penjelasan yang dimuat dalam Undang-Undang ini menyatakan bahsa izin penerbitan pers atau sistem lisensi telah resmi dihapus.

Selain itu, Dewan Pers juga akan sepenuhnya dibebaskan dari segala bentuk intervensi pemerintah. Undang-Undang yang mengatur mengenai pers ini turut memajukan perkembangan pers di Indonesia dan menjadi bagian penting dalam sejarah pers nasional.

Kontroversi HPN

Sekelompok penulis mendeklarasikan HPN sebagai peringatan terhadap hari penguburan Tirto Adhi Soerjo. Pendeklarasian ini terjadi pada tanggal 7 Desember 2007. Tujuan deklarasi ini adalah untuk mengkritik penetapan HPN yang adalah peringatan pendirian PWI.

Pendapat lain juga mulai bermunculan. Misalnya, HPN seharusnya ditetapkan sesuai dengan tanggal terbitnya Medan Prijaji, yaitu pada bulan Januari 1907. Titik temu diberikan oleh Asvi Warman Adam. Hasilnya, bulan pers nasional bisa mulai diperingati pada bulan Januari.

Tapi puncak peringatan HPN tetap pada tanggal 9 Februari. Jadi, sebentar lagi HPN akan diperingati di Indonesia. Dengan memahami perjalanan panjang pers di Indonesia, kamu akan lebih mengerti apa saja yang terjadi sepanjang sejarah hari pers yang sebentar lagi akan diperingati. Kamu juga akan mengenal Bapak Pers Nasional dan apa yang membuatnya berjasa dalam peringatan HPN di Indonesia. (Red DN)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.