10 Alasan Anak Muda Lebih Rentan Stres dan Depresi

oleh -0 Dilihat
Anak Muda Lebih Rentan Stress
Foto: Canva

Diskursusnetwork- Anak muda lebih rentan stres dan depresi bisa disebabkan oleh berbagai alasan yang membuatnya harus lebih memerhatikan kesehatan mentalnya dengan baik. Saat ini kita lebih sering mendengar berita yang membahas tentang tingginya angka depresi pada generasi milenial dan selanjutnya.

Tentu tingginya angka depresi pada anak muda atau generasi milenial dan generasi selanjutnya ini membuat banyak orang penasaran, apa yang membuat hal itu terjadi? Maka dari itu, melalui artikel ini kami akan membahas tentang beberapa alasan mengapa remaja rentan mengalami depresi dan stres berat.

10 Alasan Mengapa Anak Muda Lebih Rentan Stres dan Depresi

Rentan Stress dan Depresi
Foto: Canva

Seiring berjalannya waktu semakin ada banyak orang yang beranggapan bahwa sekarang anak muda lebih rentan mengalami depresi dibanding generasi sebelumnya. Bahkan, menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli bernama Thomas Curran, tingkat pikiran bunuh diri sekarang jauh lebih tinggi.

Anak muda zaman sekarang dikatakan lebih rentan mengalami depresi, stres berat, dan kecemasan yang dapat membuat kondisinya semakin memburuk. Lantas, apa yang membuat anak-anak muda zaman sekarang lebih rentan mengalami stress dan depresi? Berikut beberapa alasannya:

1. Berita Negatif yang Terus Bermunculan

Berita Negatif
Foto: Canva

Mungkin kamu tidak pernah menyangka bahwa berita negatif yang muncul di media sosial maupun di sebuah siaran TV tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami stres dan depresi. Ya, banyak ahli yang mengatakan bahwa media massa turut berperan sebagai faktor pemicu depresi.

Berita negatif yang sering kita dengar dan lihat di media sosial maupun TV bisa menjadi salah satu alasan kenapa anak muda lebih rentan stres dan depresi. Sebab, berita negatif seperti ini dapat membuat pikiran dan perasaan kita selalu cemas dan akhirnya kita takut untuk menjalani hidup.

2. Tantangan Ekonomi yang Berubah Menjadi Tekanan dalam Diri Masing-Masing

Tantangan Ekonomi
Foto: Canva

Alasan kedua mengapa generasi milenial rentan stres serta mengalami penyakit mental lainnya yang lebih parah adalah, karena tantangan ekonomi dalam kehidupannya tiba-tiba berubah menjadi sebuah tekanan yang berat. Generasi milenial dikatakan memiliki tantangan ekonomi yang cukup pelik.

Hal ini bisa dilihat dari persaingan kerja bagi generasi milenial dan selanjutnya yang semakin kompetitif serta lapangan kerja yang lebih terfokus pada kota-kota besar, karena tingginya urbanisasi di zaman sekarang. Berbagai tekanan ekonomi seperti ini dapat membuat anak-anak muda lebih rentan stres.

3. Ilusi Kompetisi dan Perfeksionisme

Ilusi Kompetisi dan Perfeksionisme
Foto: Canva

Selanjutnya, generasi milenial yang lebih rentan stres dan depresi juga bisa disebabkan oleh ilusi kompetisi dan perfeksionisme yang terjadi di kalangan generasi ini. Menurut penelitian Thomas Curran dan Andrew P. Hill, generasi muda sekarang dikatakan memiliki tuntutan kesuksesan yang lebih tinggi.

Maka dari itu, sekarang anak-anak muda lebih rentan stres dan depresi dibanding anak-anak muda di zaman dahulu. Ketika seseorang memiliki standar kesuksesan yang terlampau tinggi, maka mereka akan merasa kesulitan untuk mencapainya. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah stres.

4. Beban Akademik yang Semakin Tinggi

Beban Akademik
Foto: Canva

Tidak hanya bisa disebabkan dari lingkungan kerja yang semakin kompetitif saja, tapi stres dan depresi yang dialami oleh anak-anak muda zaman sekarang juga bisa disebabkan oleh beban akademik yang semakin tinggi sekarang ini.

Saat ini semakin ada banyak orang tua yang menuntut anaknya untuk bisa mencapai prestasi akademik yang membanggakan, agar mereka bisa lebih hebat dari orang tuanya tersebut. Namun, tanpa sadar tuntutan ini dapat membuat anak-anak lebih rentan stress, karena merasa terbebani dengan hal itu.

5. Masa Depan yang Tidak Pasti

Masa Depan yang Tidak Pasti
Foto: Canva

Orang-orang zaman dulu mungkin memiliki pola pikir yang lebih sederhana dibanding generasi muda sekarang ini. Sebab, jika dulu orang-orang hanya akan fokus dengan kejadian yang sedang terjadi, sekarang anak-anak muda terbiasa memikirkan masa depannya sejak duduk di bangku sekolah.

Jadi, ketika mereka berpikir peluang kesuksesan masa depannya tidak jelas atau bahkan suram, maka mereka akan merasa putus asa dan tidak ingin hidup. Tentu ini dapat menimbulkan situasi depresi yang bisa membuat seseorang lebih berkeinginan untuk bunuh diri, karena takut dengan masa depannya.

6. Isolasi Sosial yang Dialami oleh Anak-Anak Muda Zaman Sekarang

Isolasi Sosial
Foto: Canva

Penyebab lain dari fenomena anak muda lebih rentan stres dan depresi sekarang ini adalah karena adanya isolasi sosial yang dulu mungkin tidak ada. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya generasi milenial dan selanjutnya yang memiliki karakter ceria dan menyenangkan hanya saat di dunia maya saja.

Meski karakternya di dunia maya sangatlah ceria dan menyenangkan, tapi mereka akan berubah pendiam dan murung saat menjalani hidup di kehidupan nyata. Hal-hal seperti ini dapat memicu perasaan kesepian yang akhirnya membuatnya lebih mudah mengalami depresi.

7. Perbandingan Sosial yang Dilakukan Orang-Orang Sekitar

Perbandingan Sosial
Foto: Canva

Kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan lulus kuliah? Kenapa belum dapat kerja? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah musuh bagi sebagian orang dan dapat membuat seseorang lebih mudah stres. Maka dari itu, mari kita mulai berhenti menanyakan tentang hal-hal sensitif seperti itu.

Salah satu alasan anak muda lebih rentan stres dan depresi saat ini adalah karena perbandingan sosial tidak hanya bisa terjadi di dunia nyata saja, tapi perbandingan sosial ini sekarang juga bisa terjadi di dunia maya. Jadi, berhentilah membandingkan kesuksesan seseorang dengan orang lain.

8. Perubahan Iklim yang Tidak Menentu

Perubahan Iklim
Foto: Canva

Sama halnya seperti alasan yang pertama, ada banyak orang juga yang tidak percaya bahwa perubahan iklim dapat menjadi penyebab mental generasi milenial sekarang ini semakin lemah. Hal ini terjadi karena suasana hati seseorang dapat dipengaruhi oleh keberadaan tumbuhan di sekitarnya.

Saat seseorang sering melihat tanaman hijau di sekitarnya, hal ini dapat membuat suasana hatinya lebih tenang. Namun, saat tanaman-tanaman hijau ini mulai menurun jumlahnya, maka mereka akan lebih rentan mengalami kecemasan yang dapat menimbulkan rasa depresi di kemudian hari.

9. Stigma Terkait Kesejahteraan Mental

Kesejahteraan Mental
Foto: Canva

Jika dibandingkan dengan dulu, sekarang orang-orang memang lebih mengenal tentang kesehatan mental dengan baik. Namun, hal ini tidak membuat stigma terkait kesejahteraan mental sudah semakin baik. Sebab, masih ada sebagian anak muda yang takut dianggap lemah karena menderita penyakit mental.

10. Hubungan Persahabatan yang Tidak Pasti

Hubungan Persahabatan
Foto: Canva

Penting untuk diketahui oleh banyak orang bahwa hubungan persahabatan dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Saat ini ada banyak orang yang tidak percaya dengan sahabatnya sendiri, karena mereka sering melihat sahabatnya pergi bermain tanpa dirinya di media sosialnya.

Tidak hanya itu, ada banyak juga kasus di mana seseorang merasa telah berhubungan baik dengan sahabatnya, tapi ternyata hubungan itu terjadi hanya karena temannya membutuhkan sesuatu darinya. Hal seperti ini juga termasuk salah satu alasan kenapa anak-anak muda sekarang lebih rentan stress.

Kesehatan mental tidak kalah penting dari kesehatan fisik. Apalagi, sekarang anak-anak muda lebih rentan stress dan depresi, sehingga semua orang tua harus memerhatikan kondisi mental anaknya dengan sebaik mungkin. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.