Survei LSI Pilpres 2024: Mayoritas Masyarakat Indonesia Menanti Debat Capres

oleh -0 Dilihat
Debat Capres
Survey Nasional LSI rilis 10 Desember 2023

Jakarta – Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis jajak pendapat nasional pada Minggu (10/12/2023).

Selain masalah elektabilitas, isu debat capres cawapres dan potensi kecurangan dalam pemilu menjadi perhatian luas publik di masa awal kampanye resmi pemilu presiden dan legislatif 2024.

Hasil survei nasional yang dilakukan LSI sejak 3 sampai dengan 5 Desember 2023 mengenai pelaksanaan debat Capres-cawapres yang akan dimulai perdana tanggal 12 Desember 2023, mayoritas masyarakat Indonesia menanti pelaksanan debat di televisi.

“Sekitar 38.8% tahu KPU akan menyelenggarakan debat capres-cawapres Pemilu 2024 mendatang, mayoritas, 72.5%, mengaku tertarik untuk menyaksikan debat,” sesuai pernyataan tertulis yang disebarkan Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan.

Penting tidaknya debat capres-cawapres dan apakah masyarakat pemilih tertarik untuk mengikutinya juga menjadi perbincangan yang luas.

LSI bahkan menyoroti masyarakat yang menilai pelaksanaan debat sebagai hal sangat penting dalam pesta demokrasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres 2024).

“Mayoritas, 75.5% menilai penting/sangat penting debat capres-cawapres tersebut diselenggarakan,” tulisnya.

Baca jugaProfil Moderator Debat Pertama Pilpres 2024, Keduanya Penyiar TVRI Nasional

LSI mendapatkan sampel 40,2% responden tertarik menyaksikan debat capres-cawapres untuk lebih mengenal misi, visi dan program paslon peserta pilpres 2024.

Debat Capres Bisa Menambah Sengit Kompetisi

Debat Capres
Survey LSI mengenai pelaksanan Debat capres

Ketertarikan responden menonton debat dapat membantu menguatkan elektabilitas paslon, atau memberikan keyakinan kepada respondn yang belum menentukan pilihannya untuk menentukan paslon yang akan dipilih nanti. LSI mencatat 9,1 reponden tertarik menonton debat capres untuk melihat kualitas calon.

Dalam soal elektabilitas, LSI menduga terjadi kompetisi sengit perebutan basis pemilih Jokowi di 2019 antara paslon nomor 2 (Prabowo – Gibran) dan nomor 3 (Ganjar – Mahfud).

“PDIP paling banyak dipilih 19.7%, kemudian Gerindra 18.2%, Golkar 10.5%, PKB 8.5%, NasDem 5.8%, PKS 5.5%, Demokrat 5.4%, dan PAN 4.1%, partai lain lebih rendah dari 4%, belum menentukan pilihan 12.9%,” tambahnya

Selain itu, LSI mencatat kemungkinan masih terjadi pergerakan pemilih basis Prabowo di 2019, terutama ke paslon nomor 1 (AMIN).

Baca jugaSejarah Debat Capres dan Cawapres di Indonesia, Baru 4 Kali, Kok!

”Prabowo Subianto – Gibran 45.6% unggul atas Ganjar Pranowo – Mahfud 23.8% dan Anies-Muhaimin Iskandar 22.3%, sekitar 8.3% belum menunjukkan pilihannya,”rilis LSI

LSI juga menjabarkan mengenai menguatnya kembali Isu netralitas dan potensi kecurangan dalam pemilu juga terus mengemuka. Isu ini sebetulnya adalah isu tiap pemilu, namun kali ini agak lain karena anak sulung Presiden Jokowi termasuk salah satu kontestan dan pilpres.

“Wajar kalau muncul kecurigaan yang lebih tinggi soal isu ini,” ungkap Djayadi.

Namun secara angka, LSI mendapatkan bahwa lebih dari setengah persen responden masih mempercayai netralitas Presiden Jokowi dan aparat.

“Presiden (60.2%) dan Aparat Negara (60.5%) mayoritas dinilai netral atau tidak berpihak dalam pemilu 2024 mendatang,”bunyi rilis LSI. (DN)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.