Jakarta – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih terjadi di wilayah Sumatera, dampaknya sebagian kota besar di pulau Sumatera tertutup asap. Dari pantauan satelit terra dan aqua milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada Senin (02/10/2023) terdapat 574 titik panas di pulau Sumatera.
459 titik panas berada di Sumatera Selatan, 1 titik panas berada di Bengkulu, 54 titik panas di Lampung, 31 titik panas berada di Bangka Belitung, 15 titik panas berada di Jambi, dan 14 titik panas berada di Riau. Kondisi ini menurun dari sebelumnya pada Minggu (01/10/2023) dengan 1.031 titik panas.
”Meskipun menurun, namun angka ini masih tergolong tinggi karena perlu tindakan antisipasi dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan itu,” kata Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Mohammad Ibnu.
Baca: Antisipasi Kebakaran Hutan, Pemprov Lampung Bentuk Satgas Karhutla
Sekolah Diliburkan Sementara
Meski menurun, asap Karhutla di wilayah Sumatera mengganggu jarak pandang. Pekatnya asap juga memaksa pemerintah kota Palembang dan Jambi meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Iya, mulai Senin aktivitas belajar dan mengajar dilakukan secara daring. Untuk batas waktunya kita lihat perkembangan nilai ISPU,” ujar PJ Wali Kota Palembang, Ratu Dewa.
Dari Jambi, walikota Jambi, Syarif Fasha, mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah hanya berlangsung tiga hari kedepan.
“Mulai hari ini pemerintah kota Jambi mulai membuat edaran kepada seluruh satuan pendidikan mulai Paud, TK, SD, SMP berlaku untuk pemerintah, swasta atau kementrian agama. SD, SMP sistem daring namun untuk TK, Paud dan kelompok belajar kita liburkan, karena masalah kondisi asap.” Ujar Syarif Fasha.
Fasha juga menambahkan, akan memberikan sanksi tegas, bagi sekolah yang tidak menaati aturan tersebut.
Keputusan walikota Jambi tersebut disambut hangat walimurid, beberapa siswa melapor sudah merasakan sakit pada saluran pernapasan.
Sementara di Pekanbaru, Riau belum adanya aturan untuk meliburkan sekolah menyebabkan warga harus tetap berkegiatan menggunakan masker. Seperti yang dikeluhkan oleh Guru SDN 06 Pekanbaru, Artha Manalu, sejumlah siswa dan guru berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan masker.
“Ya, seperti yang disampaikan oleh bapak kepala sekolah pada hari sabtu pagi kemarin beliau sudah menyampaikan ke anak anak untuk menggunakan masker karena kondisi asap. Harapan kami yang berkompeten dapat memberikan masker ke kita” kata Artha. (DN)