Waduh, Alat Pendeteksi Tsunami di Pesisir Barat Tak Berfungsi

oleh -0 Dilihat
Waduh, Alat Pendeteksi Tsunami di Pesisir Barat Tak Berfungsi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, mengatakan, alat pendeteksi Tsunami Early Warning System (TEWS) sudah tidak berfungsi karena rusak akibat dimakan usia dan cuaca. (Ilustrasi)

Pesisirbarat- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, mengatakan, alat pendeteksi Tsunami Early Warning System (TEWS) sudah tidak berfungsi karena rusak akibat dimakan usia dan cuaca.

“Dulu pernah ada alat pendeteksi tsunami yang terpasang di laut Pesisir Barat, tapi sudah lama sekali rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi,” kata Sekretaris BPBD Pesisir Barat Hermansyah di Krui, Sabtu.

Ia menjelaskan rusaknya alat tersebut karena sudah dimakan usia dan faktor cuaca, sehingga tidak dapat berfungsi.

“Karena sangat penting alat pendeteksi tsunami ini, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat segera menuju titik jalur evakuasi atas pemberitahuan alat itu,” kata dia.

Dia mengatakan untuk jalur evakuasi tersebut pihaknya sudah menyiapkan di beberapa titik di seluruh Pesisir Barat.

“Jadi kalau untuk jalur evakuasi di setiap kecamatan di Pesisir Barat kita sudah ada titik kumpul jalur evakuasi,” ujar dia. Dia berharap agar di Kabupaten Pesisir Barat ini secepatnya dipasang alat pendeteksi tsunami.

“Kami juga berharap kepada pemerintah pusat, untuk pemasangan alat pendeteksi tsunami karena memang wilayah Pesisir Barat ini wilayah pesisir pantai,” harap dia.

Salah seorang warga Pekon (Desa) Pagar Baru, yang sedang bersantai di pantai Labuhan Jukung Mulyono mengatakan, ia baru mengetahui bahwa laut Pesisir Barat tidak mempunyai alat pendeteksi tsunami.

“Bahkan saya baru tahu kalau di sini tidak ada alat pendeteksi tsunami, seharusnya dipasang karena laut kita ini kan langsung dengan Samudra Hindia, dan juga wilayah laut kita ini sering terjadi gempa bumi, jadi sangat butuh wilayah kita ini dengan alat itu” kata Mulyono. (Red DN/ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.