6 Kota di Dunia yang Berhasil Menangani Permasalahan Banjir

oleh -0 Dilihat
6 Kota di Dunia yang Berhasil Menangani Permasalahan Banjir
Beberapa kota di dunia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam mengelola dan menangani banjir melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan.

Jakarta- Beberapa kota di dunia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam mengelola dan menangani banjir melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan. Kota-kota ini telah menerapkan kombinasi infrastruktur canggih, pengelolaan sumber daya alam yang bijak, serta partisipasi komunitas yang aktif.

Di bawah ini adalah beberapa contoh kota yang berhasil menangani permasalahan banjir:

1. Rotterdam, Belanda
Belanda, negara yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut, memiliki sejarah panjang dalam mengelola air dan mencegah banjir. Rotterdam, kota pelabuhan utama di Belanda, telah menerapkan strategi banjir yang komprehensif, termasuk pembuatan “Waterpleinen” atau taman air.

Taman-taman ini adalah lapangan terbuka yang berfungsi sebagai taman umum ketika cuaca kering dan berubah menjadi kolam retensi air selama hujan lebat. Selain itu, Rotterdam juga telah membangun atap hijau dan kebun pada atap bangunan yang dapat menyerap air hujan, serta sistem dinding laut yang dapat diatur untuk melindungi kota dari naiknya permukaan air laut.

2. Tokyo, Jepang
Tokyo telah menghadapi ancaman banjir dari badai dan naiknya permukaan air laut selama bertahun-tahun. Untuk mengatasi ini, mereka telah membangun sistem pengelolaan air yang sangat canggih, termasuk fasilitas bawah tanah raksasa yang dikenal sebagai “Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel.”

Sistem ini dirancang untuk mengalihkan banjir dari sungai yang lebih kecil ke sungai yang lebih besar dan ke laut. Selain infrastruktur fisik, Tokyo juga secara aktif mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam desain perkotaan.

3. New Orleans, AS
Setelah hancur akibat Badai Katrina pada tahun 2005, New Orleans telah menjalani transformasi besar dalam sistem manajemen banjirnya. Kota ini membangun sistem penghalang badai yang lebih baik dan memperbaiki sistem pompa dan kanalnya.

New Orleans juga menerapkan program untuk memulihkan dan memperkuat ekosistem pesisir, yang bertindak sebagai benteng alami terhadap badai. Upaya ini termasuk pembangunan kembali rawa dan hutan bakau, yang dapat membantu menyerap air banjir.

4. Singapura
Singapura, meski memiliki keterbatasan lahan, telah berhasil mengimplementasikan solusi inovatif untuk mengelola air hujan dan banjir. Melalui inisiatif “Active, Beautiful, Clean Waters” (ABC Waters), Singapura telah merubah kanal-kanal dan reservoir menjadi ruang hidup dan rekreasi yang juga berfungsi sebagai infrastruktur hijau untuk mengelola air hujan.

Selain itu, Singapura juga menerapkan sistem drainase yang komprehensif yang terintegrasi dengan lansekap urban dan peraturan yang ketat untuk manajemen air hujan di semua proyek pembangunan baru.

5. Copenhagen, Denmark
Copenhagen telah mengadopsi pendekatan berbasis iklim untuk mengatasi masalah banjir, dengan fokus pada adaptasi perubahan iklim dan pengurangan emisi karbon. Strategi adaptasinya termasuk pembuatan jalur air terbuka dan kolam penampungan yang diletakkan di seluruh kota, yang tidak hanya menampung air hujan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup warga dengan menyediakan ruang hijau tambahan. Pendekatan ini memperkuat daya tahan kota terhadap perubahan iklim sekaligus meningkatkan keberlanjutan.

6. Venesia, Italia
Venesia, terkenal dengan perjuangannya melawan banjir akibat pasang surut yang tinggi, telah mengembangkan proyek “Mose,” sistem barier yang dirancang untuk melindungi kota dari banjir akibat pasang surut di Laguna Venesia. Sistem ini terdiri dari serangkaian gerbang yang dapat diangkat yang ditempatkan di tiga muara yang mengarah ke laguna, yang dapat mengisolasi laguna dari Laut Adriatik ketika diprediksi akan terjadi pasang tinggi.

Kota-kota ini menunjukkan bahwa dengan inovasi, perencanaan yang baik, dan investasi dalam infrastruktur yang berkelanjutan, tantangan banjir dapat ditanggulangi secara efektif.

Masing-masing kota mengambil pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi spesifik mereka, namun yang umum adalah penekanan pada solusi yang mengintegrasikan perlindungan lingkungan dengan pembangunan perkotaan. Hal ini menunjukkan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menghadapi perubahan iklim dan ancaman alam lainnya. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.