5 Masjid Tertua di Jakarta, Ternyata Banyak Menyimpan Sejarah Perjalanan Islam

oleh -0 Dilihat
masjid tertua

Diskursus Network – Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, tidak hanya menjadi pusat politik dan ekonomi, tetapi juga kaya akan sejarah dan kebudayaan, termasuk dalam hal arsitektur masjid yang historis. Berikut adalah ulasan tentang lima masjid tertua di Jakarta yang masing-masing memiliki cerita dan arsitektur yang unik.

1. Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal adalah salah satu masjid tertua dan masjid terbesar di Indonesia dan salah satu yang paling ikonik di Jakarta. Dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, pembangunannya dimulai pada tahun 1961 dan selesai pada tahun 1978. Masjid ini dirancang oleh Frederich Silaban, seorang arsitek Kristen Batak yang terkenal. Lokasinya yang berada di depan Gereja Katedral Jakarta menjadi simbol toleransi dan harmoni antarumat beragama di Indonesia. Dengan kapasitas lebih dari 120.000 jamaah, Masjid Istiqlal juga menjadi pusat kegiatan keagamaan nasional pada momen-momen penting.

masjid tertua

2. Masjid Cut Meutia

Masjid Cut Meutia merupakan masjid yang terletak di Jalan Cut Meutia Nomor 1 Menteng Jakarta Pusat. Bangunan masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda.  Bangunan ini dulunya sebuah kantor biro arsitektur dan pengembang bernama N.V. De Bauploeg yang selesai dibangun tahun 1912. Masjid Cut Meutia kemudian diubah menjadi masjid pada tahun 1961. Masjid ini diberi nama sesuai dengan nama pahlawan nasional Indonesia, Cut Meutia, yang terkenal akan perjuangannya melawan kolonialisme Belanda di Aceh. Arsitektur masjid tertua ini mencerminkan perpaduan antara gaya kolonial dan Islam dengan dominasi warna putih dan hijau serta menara yang elegan.

masjid tertua
(sumber: intisari.grid.id)

Baca juga Mengenal Lebih Dekat Masjid Nabawi, Salah Satu Tempat Suci dan Terpenting Umat Islam

3. Masjid Jami’ An-Nawier

Keberadaan Masjid Jami an-Nawier atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Jami Pekojan di Batavia atau Jakarta tempo dulu ini, tidak dapat dilepaskan dari kiprah perjuangan pendirinya, bemama Komandan Dahlan. Ia adalah seorang tokoh ulama yang sangat disegani pada masanya. Kini, makamnya terletak di sebelah utara masjid, dikelilingi batu-batu besar pahatan abad ke-18. Masjid Jami’ An-Nawier yang terletak di daerah Bogor Lama ini merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta, yang didirikan pada tahun 1755. Masjid ini didirikan oleh Nawier, seorang komandan militer pada zaman kolonial Belanda. Arsitektur masjid ini sangat unik dengan pengaruh kuat gaya arsitektur Betawi khas masa itu, ditandai dengan atap limas yang tinggi dan penggunaan kayu sebagai material utama.

masjid tertua
(sumber: www.republika.id)
4. Masjid Al-Alam Cilincing

Masjid Al-Alam Cilincing menjadi jejak Islam di tanah Betawi  Tak ayal Masjid Al-Alam Cilincing memiliki nilai sejarah Jakarta yang tinggi. Diketahui suku asli di tanah Jakarta ialah suku Betawi. Suku Betawi dikenal dengan suku yang memiliki nilai-nilai keislaman cukup tinggi di setiap kegiatan sehari-harinya. Masjid Al-Alam Cilincing, yang merupakan masjid tertua di Jakarta, telah berdiri sejak abad ke-17, dan usianya kini telah mendekati 495 tahun! Konon, masjid ini dibangun setelah kedatangan Raden Fatahillah dari Aceh. Meski berukuran kecil dan nampak sederhana, masjid ini tetap memiliki daya tarik tersendiri sebagai saksi bisu sejarah Islam di Jakarta.

masjid tertua
(sumber: www.nusantara62.com)
5. Masjid Agung Sunda Kelapa

Masjid Agung Sunda Kelapa, terletak di kawasan Menteng, merupakan salah satu masjid tertua yang memiliki nilai sejarah yang mendalam bagi warga Jakarta. Dibangun pada tahun 1971, masjid ini selesai direnovasi dan diperluas pada tahun 1997. Nama ‘Sunda Kelapa’ sendiri diambil dari nama pelabuhan kuno yang menjadi cikal bakal kota Jakarta. Desain masjid ini modern dengan sentuhan arsitektur tradisional, mencerminkan perpaduan antara masa lalu dan masa kini.

masjid tertua
(sumber: syiar.id)

Masjid-masjid tertua di Jakarta ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol keberagaman budaya dan sejarah yang panjang. Mereka menceritakan kisah tentang bagaimana Islam berkembang dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat urban di ibu kota. Dengan mengunjungi masjid-masjid ini, kita tidak hanya melakukan perjalanan spiritual, tetapi juga perjalanan melalui waktu yang membuka pemahaman kita tentang sejarah dan kebudayaan Jakarta.

kunjungi informasi pariwisata dan kuliner menarik lainnya di Diskursus Parekraf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.