Dikabarkan Akan Maju Lagi di Pemilu Mendatang, Begini Sepak Terjang Politik Donald Trump

oleh -0 Dilihat
Dikabarkan Akan Maju Lagi di Pemilu Mendatang, Begini Sepak Terjang Politik Donald Trump
Donald Trump, seorang pengusaha dan selebriti realitas televisi yang terkenal, memasuki arena politik Amerika dengan cara yang spektakuler dan membagi opini publik. (Foto patung Trump)

Jakarta- Donald Trump, seorang pengusaha dan selebriti realitas televisi yang terkenal, memasuki arena politik Amerika dengan cara yang spektakuler dan membagi opini publik.

Perjalanan politiknya, khususnya selama masa kepresidenannya dari 2017 hingga 2021, ditandai oleh sejumlah kebijakan kontroversial, pernyataan yang memicu perdebatan, dan gaya kepemimpinan yang tidak konvensional.
Sepak terjang politik Trump telah meninggalkan dampak signifikan pada politik domestik dan internasional Amerika Serikat.

Kemenangan Pemilihan 2016

Trump mengumumkan pencalonannya sebagai presiden Amerika Serikat pada Juni 2015, dengan slogan “Make America Great Again”. Dengan sedikit pengalaman politik formal, Trump mengandalkan ketenaran dan kekayaannya, serta pesan yang menarik bagi pemilih yang merasa terabaikan oleh elit politik Washington.

Trump memenangkan nominasi Partai Republik dan, melawan semua ramalan, berhasil mengalahkan calon Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan presiden 2016, yang menjadi salah satu kejutan terbesar dalam sejarah politik Amerika modern.

Kebijakan Domestik dan Internasional

Selama masa jabatannya, Trump menerapkan serangkaian kebijakan domestik yang berusaha memenuhi janji kampanyenya. Di antaranya adalah reformasi pajak besar-besaran, yang termasuk penurunan tarif pajak untuk individu dan perusahaan, dengan tujuan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Trump juga mengambil langkah tegas terhadap imigrasi ilegal, dengan upaya untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko dan menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih ketat.

produksi

Dalam hal kebijakan energi, Trump mempromosikan agenda “American Energy Dominance”, yang melibatkan deregulasi luas di sektor energi dan dukungan terhadap produksi bahan bakar fosil. Kebijakan ini menimbulkan kontroversi, terutama di antara para aktivis lingkungan dan pihak yang mendukung penanganan perubahan iklim.

Pada ranah internasional, Trump mengadopsi pendekatan “America First”, yang menekankan kepentingan nasional Amerika di atas keterlibatan multilateral. Dia menarik AS dari beberapa perjanjian internasional, termasuk Perjanjian Iklim Paris dan Kesepakatan Nuklir Iran, serta mengkritik NATO dan Uni Eropa atas apa yang dia anggap sebagai kontribusi yang tidak adil dari negara-negara anggota lainnya.

Hubungannya dengan Korea Utara menarik perhatian global, dengan Trump bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam beberapa kesempatan dalam upaya untuk mendorong denuklirisasi Semenanjung Korea. Meski menghasilkan sedikit kemajuan substantif, pertemuan-pertemuan ini merupakan momen diplomasi yang signifikan.

Kontroversi dan Pemakzulan

Presiden Trump sering terlibat dalam kontroversi, baik karena pernyataannya di media sosial maupun kebijakannya. Salah satu momen yang paling memicu kontroversi adalah tanggapannya terhadap unjuk rasa di Charlottesville, Virginia, di mana dia dikritik karena tidak cukup tegas mengecam kelompok supremasi kulit putih.

Trump juga menjadi presiden Amerika ketiga yang menghadapi pemakzulan. Dia pertama kali dimakzulkan oleh DPR AS pada Desember 2019 atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres terkait dengan upayanya untuk mendapatkan bantuan asing dalam pemilihan presiden 2020.

pemberontakan

Senat kemudian membebaskannya dari semua tuduhan pada Februari 2020. Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya setelah meninggalkan jabatan, pada Januari 2021, atas tuduhan menghasut pemberontakan menyusul serangan Capitol AS. Dia sekali lagi dibebaskan oleh Senat pada Februari 2021.

Pemilihan 2020 dan Klaim Penipuan Pemilu

Dalam pemilihan presiden 2020, Trump kalah dari calon Demokrat Joe Biden. Namun, dia menolak untuk mengakui kekalahan dan membuat klaim tak berdasar tentang penipuan pemilu yang meluas, yang memicu perdebatan nasional tentang integritas proses pemilu di AS. Upaya hukum dan tantangan pemilu yang diajukan oleh tim kampanye Trump sebagian besar ditolak oleh pengadilan.

Warisan politik Donald Trump kemungkinan akan diperdebatkan selama bertahun-tahun yang akan datang. Kepresidenannya meninggalkan Amerika Serikat lebih terpolarisasi dari sebelumnya, dengan pendukungnya memuji dia sebagai pemimpin yang memenuhi janjinya dan menghadapi status quo, sementara kritikusnya melihatnya sebagai figur yang memecah belah dan merusak norma demokratis.

Secara internasional, kebijakan “America First” Trump telah mempengaruhi hubungan AS dengan sekutu dan lawan, dan dampaknya pada tatanan dunia masih dirasakan. Di dalam negeri, kepresidenannya telah menginspirasi gerakan politik baru dan memicu perdebatan tentang masa depan Partai Republik.

Meskipun Trump telah meninggalkan jabatan, pengaruhnya pada politik Amerika dan Partai Republik tetap kuat, dengan banyak yang berspekulasi tentang kemungkinan pencalonannya kembali pada pemilihan mendatang. Sepak terjang politik Donald Trump, dengan semua keberhasilan dan kontroversinya, akan terus menjadi subjek analisis dan diskusi di kalangan akademisi, politisi, dan masyarakat umum. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.