Hari Baik Untuk Melangsungkan Pernikahan Menurut Islam dan Tradisi Jawa

oleh -0 Dilihat
Melangsungkan Pernikahan Menurut Islam dan Tradisi Jawa
Dalam Islam, tidak ada hari khusus yang ditentukan sebagai hari paling baik untuk melangsungkan pernikahan.

Jakarta- Menentukan hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan adalah praktik yang umum dalam berbagai kebudayaan, termasuk dalam Islam dan tradisi Jawa. Baik dalam ajaran Islam maupun dalam primbon Jawa, pemilihan hari pernikahan tidak hanya dianggap sebagai keputusan praktis, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam, yang diharapkan dapat membawa keberkahan dan kebahagiaan dalam pernikahan.

Hari Baik Pernikahan dalam Islam

Dalam Islam, tidak ada hari khusus yang ditentukan sebagai hari paling baik untuk melangsungkan pernikahan. Namun, ada beberapa panduan yang berdasarkan hadis dan tradisi yang dapat dijadikan acuan:

1. Menghindari Hari Tasyrik
Hari Tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, hari setelah Idul Adha, di mana umat Islam dilarang berpuasa. Menurut beberapa ulama, hari-hari tersebut tidak disarankan untuk melangsungkan pernikahan karena adalah hari untuk makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.

2. Hari Jum’at
Dianggap sebagai hari paling berkah dalam seminggu, Jum’at adalah hari yang sering dipilih untuk melaksanakan pernikahan. Rasulullah Muhammad SAW bersabda bahwa pernikahan yang dilangsungkan pada hari Jum’at adalah pernikahan yang paling diberkahi.

3. Hari Raya
Menikah di hari raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha juga sering dipilih karena merupakan momen kebahagiaan dan kesyukuran, meskipun praktisnya bisa jadi lebih kompleks karena banyaknya kegiatan ibadah dan sosial pada hari-hari tersebut.

4. Pertimbangan Lainnya
Selain hari spesifik, dalam Islam lebih ditekankan untuk memilih waktu yang paling sesuai dan menguntungkan bagi kedua mempelai dan keluarga mereka, termasuk mempertimbangkan kemudahan akses bagi tamu yang hadir.

Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa

Dalam tradisi Jawa, ada konsep yang lebih kompleks dalam menentukan hari baik untuk berbagai kegiatan, termasuk pernikahan, yang dikenal sebagai “Weton”. Weton adalah perhitungan hari kelahiran seseorang berdasarkan kalender Jawa, yang digunakan untuk menentukan kecocokan dan hari baik untuk pernikahan:

1. Pawukon
Sistem Pawukon adalah kalender 7 hari (Senin-Sabtu) dan kalender 5 hari (Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage) yang dipadukan untuk memberikan kombinasi yang disebut Weton. Setiap kombinasi memiliki karakteristik tertentu yang dipercaya membawa pengaruh tertentu terhadap kehidupan seseorang.

2. Neptu
Setiap hari dalam sistem Weton memiliki nilai numerik tertentu yang disebut Neptu. Dalam memilih hari pernikahan, biasanya dicari hari dengan jumlah Neptu yang baik dan cocok untuk kedua mempelai berdasarkan hari kelahiran mereka.

3. Minggu Pahing dan Pon
Menurut primbon Jawa, Minggu Pahing dan Pon adalah hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan karena dianggap membawa keberuntungan dan keharmonisan dalam rumah tangga.

4. Hari-hari tertentu dihindari
Ada juga hari-hari tertentu yang dianggap kurang baik atau malah membawa sial untuk pernikahan. Hari-hari tersebut, seperti Rabu Kliwon dan Sabtu Kliwon, sering dihindari dalam perencanaan pernikahan.

5. Konsultasi dengan Ahli
Banyak keluarga Jawa yang konsultasi dengan ahli atau sesepuh yang mengerti tentang primbon dan Weton untuk memilih tanggal pernikahan yang paling baik, sesuai dengan kondisi dan kepercayaan keluarga.

Perpaduan Tradisi

Banyak keluarga di Indonesia yang memadukan kedua tradisi ini menghormati ajaran Islam sambil juga mempertimbangkan tradisi Jawa dalam memilih hari pernikahan. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana keberagaman budaya dan keagamaan bisa berbaur harmonis dalam peristiwa penting seperti pernikahan.

Dalam menentukan hari baik untuk pernikahan, baik dalam Islam maupun primbon Jawa, yang terpenting adalah kesepakatan dan kenyamanan kedua belah pihak dan keluarga, serta niat baik untuk membina rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Kedua tradisi ini, dengan cara masing-masing, mencerminkan keinginan yang sama untuk membawa keberkahan dan kebahagiaan dalam pernikahan.(Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.