8 Pahlawan Perempuan di Indonesia dan Kisah Perjuangannya

oleh -0 Dilihat
8 Pahlawan Perempuan di Indonesia dan Kisah Perjuangannya
Pahlawan perempuan telah menyumbangkan gagasan, ide, dan bahkan nyawanya untuk pembentukan bangsa dan emansipasi wanita.

Jakarta- Kemerdekaan RI tak lepas dari sosok pahlawan yang berjuang untuk merebut hak-hak rakyat dari penjajah. Bukan hanya lelaki saja, ada beberapa pahlawan perempuan di indonesia yang jasanya sangat berharga untuk bangsa.

Pahlawan perempuan telah menyumbangkan gagasan, ide, dan bahkan nyawanya untuk pembentukan bangsa dan emansipasi wanita. Tak heran, mereka akhirnya diberikan gelar sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah.

Sejak jaman penjajah sampai proklamasi, sudah banyak kaum perempuan yang gigih dalam mengusir penjajah. Para pahlawan ini berjuang untuk memperjuangkan hak rakyat dan nilai-nilai kaum perempuan.

Inilah beberapa sosok pahlawan perempuan di Indonesia yang jasanya berharga untuk bangsa:

1. Raden Ajeng Kartini
Salah satu pahlawan wanita Indonesia yang menginspirasi dari Jawa adalah Raden Ajeng Kartini. Dia adalah putri Bupati Jawa, yakni Raden Mas Adipati Ario Sosrodiningrat yang lahir pada 21 April 1879.

Raden Ajeng Kartini
Foto: Canva

R. A Kartini begitu gigih dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak pendidikan untuk kaum perempuan. Sosoknya dikenal melalui tulisan-tulisan yang terhimpun dalam sebuah buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Buku tersebut berisi berbagai ide revolusioner tentang perempuan dan masyarakat tanah air. Berkatnya, perempuan sekarang ini sudah bisa merasakan hak setara dengan laki-laki khususnya dalam pendidikan.

2. Raden Dewi Sartika
Sosok Dewi Sartika berperan penting dalam memperjuangkan pendidikan dan pemberdayaan perempuan di tanah air. Lahir pada 4 Desember 1948, dia memiliki cita-cita membangun sekolah yang layak untuk kaum perempuan. Cita-citanya terwujud karena berhasil mendirikan sekolah khusus bernama Sekolah Istri di Pendopo tahun 1904. Pada 1929, sekolah tersebut mengalami perubahan nama menjadi Sekolah Raden Dewi.

Raden Dewi Sartika
Foto: Canva

Dewi Sartika berjasa memperjuangkan pendidikan tanah air hingga mendapatkan gelar Orde van Oranje-Nassau. Selama masa perang, dia mengungsi ke Cineam dan meninggal pada 11 September 1947. Namun makamnya sudah dipindahkan ke Bandung setelah situasi aman.

3. Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien merupakan pahlawan perempuan di Indonesia yang lahir pada 28 Juni 1848. Dia menikah pada 1880 dengan seorang panglima perang asal Aceh yang bernama Teuku Umar.

Cut Nyak Dien
Foto: Canva

Bersama suaminya, dia berhasil menyerang Belanda di Meulaboh dan Banda Aceh (Kutaraja). Perjuangan ini sempat terhenti karena Teuku Umar gugur dalam pertempuran pada tahun 1899. Setelah kematian suaminya, dia bertekad untuk membalaskan dendam dengan memimpin sendiri pasukannya. Dia terus menggunakan strategi gerilya selama bertahun-tahun sampai usianya menginjak 50 tahun.

Cut Nyak Dien tertangkap oleh Belanda pada tahun 1905 dan diasingkan ke wilayah Sumedang. Dua tahun lamanya, Cut Nyak Dien akhirnya meninggal dunia dan dimakamkan disana. Atas jasanya, namanya diabadikan sebagai kapal perang RI yaitu KRI Cut Nyak Dien.

4. Cut Nyak Meutia
Cut Nyak Meutia lahir pada 1870, yaitu tepat 3 tahun sebelum masa perang aceh dimulai. Pahlawan wanita ini merupakan panglima Aceh yang berjuang melawan Belanda di awal abad ke 20. Dia bersama suaminya, yaitu Teuku Cik Tunong berupaya untuk mengusir patroli Belanda di wilayah pedalaman. Belanda sempat memaksanya dan pasukannya untuk menyerah, tetapi dia enggan.

Cut Nyak Meutia
Foto: Canva

Perlawanan ini membuat suaminya gugur karena ditembak oleh pasukan Belanda pada 1905. Setelah itu, dia menikah lagi dengan Pang Nangru yang masih kawan akrab dari suaminya. Hal ini tidak berlangsung lama karena Pang Nagru tewas akibat peperangan di Paya Ciciem.

Namun, dia lolos bersama pasukannya yang berjumlah 45 orang dan membawa 13 bedil. Cut Meutia juga mengajak anaknya untuk berperang meskipun usianya masih 11 tahun. Pahlawan perempuan ini tewas dalam kepungan Belanda yang terjadi pada tahun 1910.

5. Martina Christina Tiahahu
Martine Christina Tiahahu juga menjadi pahlawan perempuan di Indonesia yang berani mengangkat senjata. Namanya dikenal sebagai pahlawan muda yang lahir pada tanggal 4 Januari 1800.

Martina Christina Tiahahu
Foto: Canva

Sejak masih berusia 17 tahun, dia sudah ikut berperang dengan ayahnya untuk mengusir Belanda. Saat Belanda masuk ke Benteng Beverdick, ayahnya berhasil ditangkap dan mendapatkan hukuman mati pada 1817. Dia kemudian mengumpulkan semua pasukannya untuk menyusun strategi yang lebih baik. Sayangnya, tempat persembunyiannya di hutan diketahui oleh pasukan Belanda hingga akhirnya dia ditangkap.

Setelah itu, Belanda membawanya ke Pulau Jawa untuk menjadikannya sebagai pekerja kopi. Selama perjalanan, dia tidak mau minum, makan atau berbicara sama sekali. Kondisinya yang semakin buruk membuatnya meninggal pada 2 Januari 1818 di usia sangat muda.

6. Hajjah Rangkayo Rasuna Said
Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah pahlawan Indonesia wanita berhijab kelahiran 14 September 1910 di Minangkabau. Awal perjuangannya dimulai ketika bergabung dalam organisasi Serikat Rakyat dan bertugas sebagai sekretaris.

Hajjah Rangkayo Rasuna Said
Foto: Ilustrasi Canva

Setelah itu, dia mulai masuk dalam Persatuan Muslimin Indonesia atau yang disebut PERMI di Bukittinggi. Partai yang berbasis islam ini mengusung HJ Rasuna Said sebagai pimpinan untuk kepengurusannya. Dia aktif menyampaikan pidato yang dinilai mengecam pemerintahan Hindia Belanda, termasuk melalui tulisan. Hal ini membuatnya tertangkap dan dipenjarakan selama 3 tahun lamanya di Semarang.

Setelah bebas, dia ditunjuk sebagai pemimpin redaksi Majalah Menara Puteri dan Majalah Raya di Kota Medan. Rasuna Said juga mendirikan organisasi Pemuda Nippon Raya selama pendudukan Jepang.

7. Nyai Ahmad Dahlan
Memiliki nama asli Siti Walidah, Nyai Ahmad Dahlan lahir di Kota Yogyakarta pada 1872. Selama hidupnya, dia tidak pernah duduk di sekolah umum untuk mengenyam pendidikan formal. Dia hanya belajar mengaji Al-Quran dan belajar agama dalam Bahasa Jawa.

Nyai Ahmad Dahlan
(Sumber: PP Muhammadiyah)

Kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki sudah disadari oleh suaminya, yaitu Kyai Ahmad Dahlan. Sampai terbentuknya Aisyah, yaitu organisasi otonom dari Muhammadiyah yang didirikan pada 1918. Aisyah ini terus berkembang pesat hingga kepemimpinannya dialihkan ke Nyi Ahmad Dahlan. Ini dilakukan karena Nyi Ahmad Dahlan memiliki kapasitas yang cukup menjadi seorang pendakwah.

Sampai kongres Muhammadiyah yang ke 23, dia masih tetap aktif menjadi pimpinan. Dia juga sangat aktif dalam mendirikan sejumlah asrama yang dikhususkan untuk pelajar putri. Muridnya mendapat pelajaran agama islam, semangat kebangsaan dan kemasyarakatan.

8. Maria Walanda Maramis
Indonesia tidak hanya memiliki RA Kartini saja yang memperjuangkan emansipasi wanita. Namun, masih ada Maria Walanda Maramis yang lahir pada 1872 di daerah Minahasa. Dia hanya diperbolehkan untuk menempuh pendidikan sampai bangku Sekolah Dasar saja.

Melihat nasibnya dan gadis di sekitarnya, dia memberanikan diri untuk membantu gadis di Minahasa dalam meraih cita-citanya. Pahlawan perempuan di Indonesia ini kemudian menikah dengan guru yang bernama Joseph Frederick Calusung Walanda.

Maria Walanda Maramis
Foto: IKPN

Selanjutnya dia mendirikan sekolah yang bernama PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya) pada tahun 1917. Sekolah ini menjadi tempat untuk pendidikan lebih lanjut kepada perempuan yang sudah tamat Sekolah Dasar. Berkat kerja kerasnya, sekolah ini mengalami perkembangan pesat hingga Kalimantan dan Jawa. Dia sempat terkendala biaya yang membuatnya hampir menyerah, tetapi semuanya dapat dilalui.

Pahlawan perempuan di Indonesia ini wajib dikenali karena sangat berkontribusi untuk kemerdekaan RI. Selain berjuang di medan perang, mereka juga sangat tangguh untuk memperjuangkan nilai-nilai perempuan seperti RA Kartini. (Red, DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.