9 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Masih Ada Sampai Sekarang!

oleh -0 Dilihat
9 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Masih Ada Sampai Sekarang!
Pemakaman adalah momen yang penuh dengan nuansa keagamaan, budaya, dan spiritualitas di Indonesia.

Jakarta- Di tengah keberagaman budaya yang kaya, terdapat tradisi pemakaman unik di Indonesia yang sangat menarik untuk dipelajari. Pemakaman adalah momen yang penuh dengan nuansa keagamaan, budaya, dan spiritualitas di Indonesia.

Mulai dari ritual yang melibatkan penggunaan kerkamu unik hingga prosesi yang menggabungkan unsur-unsur animisme, setiap tradisi pemakaman di Indonesia memiliki cerita dan filosofi tersendiri yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Meskipun mungkin terasa aneh bagi beberapa orang, namun keunikan dan kekayaan budaya inilah yang membuat tradisi pemakaman di Indonesia tetap hidup dan relevan hingga saat ini. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa tradisi pemakaman uni yang masih ada sampai sekarang.

Seperti halnya dalam upacara pernikahan yang dipenuhi dengan kehangatan, upacara pemakaman juga merupakan ritual yang dilaksanakan dengan penuh khidmat. Mengutip dari beragam sumber, berikut ini ragam upacara pemakaman yang diadakan di berbagai daerah di Indonesia.

1. Upacara Batu Lemo dari Toraja
Upacara Batu Lemo merupakan tradisi pemakaman unik di Indonesia khas masyarakat Toraja yang diyakini telah berlangsung sejak abad ke-16. Nama Lemo sendiri berasal dari liang-liang batu pemakaman yang terhias dengan motif bintik-bintik menyerupai buah jeruk atau limau.

Batu Lemo dari Toraja
Foto: Canva

Lokasi Kuburan Batu Lemo yang berada di lereng tebing tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir, melainkan juga sarana untuk mengungkapkan keyakinan spiritual masyarakat Toraja.

Keyakinan tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi posisi makam, semakin dekat pula roh yang meninggal dengan Tuhan. Oleh karena itu, masyarakat membangun makam di atas tebing batu dengan harapan memuliakan dan mendekatkan roh yang telah berpulang.

2. Upacara Tiwah dari Kalimantan Tengah
Ritual Pesta atau Upacara Tiwah merupakan sebuah upacara penguburan sekunder yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.

Upacara Tiwah dari Kalimantan Tengah
Foto: MMC Kalteng

Ritual ini memiliki tujuan untuk mengantarkan roh nenek moyang ke dalam dimensi transenden yang dikenal sebagai Lewu Tatau. Pesta Tiwah menjadi salah satu tradisi yang unik dan menjadi bagian dari warisan kebudayaan dan religi masyarakat Dayak Ngaju.

Selama berjalannya waktu, tradisi ini telah mengalami beberapa proses transformasi seiring dengan perubahan dalam kehidupan sosial dan budaya yang dialami oleh masyarakat Dayak Ngaju.

3. Tradisi Brobosan dari Jawa
Di tanah Jawa, terdapat sebuah tradisi pemakaman yang dikenal dengan sebutan Brobosan. Budaya Brobosan menjadi lambang penghormatan dari keluarga terhadap anggota keluarga yang telah berpulang.

Tradisi Brobosan dari Jawa
Foto: Canva

Prosesi Brobosan ini diawali ketika jenazah hendak dibawa ke pemakaman, di mana empat orang akan memikulnya sejenak di depan rumah. Selanjutnya, anak dan cucu dari almarhum akan melangkah di bawah jenazah sebanyak tujuh kali sebagai bagian dari ritual tersebut.

Namun, perlu dicatat bahwa Brobosan hanya dilakukan untuk jenazah yang telah menikah. Bagi yang meninggal dalam keadaan belum menikah, tradisi ini tidak diterapkan.

4. Upacara Trunyan dari Bali
Bali terkenal dengan ragam ritual dan tradisi pemakaman unik di Indonesia, salah satunya adalah Pemakaman Trunyan. Tradisi ini begitu memikat karena konsepnya yang berbeda dari pemakaman umum yang biasanya menguburkan jenazah di dalam tanah.

Upacara Trunyan dari Bali
Foto: Netizenbali.com

Dalam upacara pemakaman Trunyan, jenazah yang telah berpulang tidak dimakamkan dalam tanah seperti kebanyakan pemakaman lainnya. Sebaliknya, jenazah diletakkan di atas permukaan tanah dan ditutupi dengan anyaman bambu agar tidak terlihat secara langsung.

Hal yang membuatnya sangat unik, meskipun jenazah disimpan di atas tanah, namun bau tidak sedap tidak muncul. Ini disebabkan oleh keberadaan pohon-pohon di sekitarnya yang mampu menyerap bau tidak sedap tersebut, menciptakan lingkungan yang tetap nyaman dan damai.

5. Upacara Sirang-sirang dari Sumatera Utara
Di Sumatera Utara, terdapat sebuah upacara pemakaman yang dikenal sebagai Sirang-sirang, khususnya di daerah Batak Karo. Walaupun agama Hindu masih memberikan pengaruh yang signifikan, masyarakat Batak Sembiring tetap memegang tradisi pembakaran jenazah dengan penuh kehormatan.

Upacara Sirang-sirang dari Sumatera Utara
Foto: Ilustrasi

Legenda mengatakan bahwa jenazah akan diletakkan di dekat sungai untuk kemudian dibakar, dan setelah menjadi abu, abu tersebut akan diambil oleh beberapa orang yang kemudian akan melemparkannya ke dalam aliran sungai. Sebelum melakukan pelemparan abu, orang yang bertugas harus membersihkan diri dengan mandi agar terhindar dari sial atau gangguan makhluk halus yang mungkin terikuti oleh jasad yang telah dibakar.

6. Upacara Waruga dari Minahasa
Waruga merupakan gabungan dari dua kata, yaitu waru yang berarti rumah dan ruga yang artinya badan. Secara harfiahnya Waruga adalah rumah tempat badan yang akan kembali ke surga. Saat jenazah dimasukkan ke dalam Waruga, posturannya adalah dengan tumit yang bersentuhan dengan bokong, dan mulut seakan mencium lutut, menyerupai posisi bayi dalam kandungan.

Upacara Waruga dari Minahasa
Foto: Instagram

Bagi masyarakat Minahasa, tradisi pemakaman unik di Indonesia ini memiliki filosofi yang mendalam, mengingatkan bahwa kehidupan dimulai dalam keadaan seperti bayi dalam kandungan, dan seharusnya berakhir dalam posisi yang sama.

7. Upacara Ngaben dari Bali
Ngaben adalah sebuah ritual kremasi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali, menjadi salah satu upacara yang penuh makna dan kekayaan simbolis.

Upacara Ngaben
Foto: Orami

Tak hanya jenazah yang dibakar, tetapi juga segala sesuatu yang dianggap sebagai persembahan, seperti patung, bunga, dan barang-barang lainnya. Ngaben bukan sekadar acara pemakaman, melainkan simbol keikhlasan keluarga untuk melepaskan anggota keluarga yang telah meninggal.

Ngaben juga melambangkan pembebasan roh dari keterikatan dunia fisik, serta pengembalian roh kepada unsur-unsur dasar semesta. Hal ini menggambarkan proses spiritual yang mendalam, di mana roh dipandu menuju alam semesta dalam keadaan suci dan bebas dari belenggu dunia materi.

8. Tradisi Mumi dari Suku Asmat
Selain di Mesir yang terkenal dengan praktik mumifikasi, Indonesia juga memiliki tradisi pemakaman yang unik dalam bentuk pengawetan jenazah. Salah satu contohnya dapat ditemukan di wilayah Papua, yang dilakukan oleh Suku Asmat.

Tradisi Mumi dari Suku Asmat
Foto: Correcto.id

Praktik mumifikasi yang dilakukan oleh Suku Asmat biasanya hanya diterapkan pada tokoh-tokoh penting seperti kepala suku atau panglima perang, dengan menggunakan bahan-bahan tradisional sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan sejarah dan keagamaan mereka.

9. Tradisi Mengubur Bayi di Pohon dari Toraja
Di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, terdapat tradisi pemakaman unik di Indonesia yaitu mengubur bayi di dalam pohon Tarra dan masih menjadi praktik yang dilestarikan oleh masyarakat setempat. Pohon Tarra, terletak di wilayah Kambira, menjadi tempat khusus bagi ritual ini.

Mengubur Bayi
Foto: Canva

Dipercaya bahwa bayi yang meninggal dan memiliki gigi akan dimakamkan di dalam pohon yang bergetah. Upacara pemakaman ini dikenal sebagai Passiliran, yang dijalankan dengan kesederhanaan, berbeda dengan upacara adat Rambu Solo.

Pemilihan pohon ini tidak sembarangan, karena pohon Tarra dipilih karena kandungan getahnya yang melimpah. Getah tersebut dianggap sebagai simbol air susu dan rongga pohon sebagai rahim. Seluruh tradisi pemakaman unik di Indonesia tersebut menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya serta kepercayaan masyarakat di negeri ini.

Setiap tradisi memiliki cerita dan makna mendalam yang mencerminkan hubungan yang erat antara manusia dengan alam dan leluhur mereka. Meskipun zaman terus berubah dan modernisasi, tradisi-tradisi ini tetap dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.