Ancaman Dalam dan Luar Negeri yang Harus Diwaspadai Indonesia

oleh -0 Dilihat
Ancaman Dalam dan Luar Negeri yang Harus Diwaspadai Indonesia
Ancaman luar yang harus diwaspadai dari segi keamanan jenisnya cukup bervariasi. Selain ancaman eksternal, ada juga ancaman internal.

Jakarta- Ancaman dalam dan luar negeri yang harus diwaspadai dari segi keamanan jenisnya cukup bervariasi. Selain eksternal, ada juga ancaman internal yang tidak boleh diabaikan. Selain kesejahteraan nasional, arah pembangunan nasional wajib memberi ruang besar pada upaya untuk menangani ancaman pertahanan.

Hal pertama yang harus dilakukan sebagai upaya untuk menangani ancaman pertahanan dan keamanan adalah identifikasi. Pengelompokannya akan secara sistematis memudahkan siapapun untuk bisa merancang strategi dalam menangkal kehancuran akibat ancaman pertahanan.

Berdasarkan buku Keragaman Dalam Dinamika Sosial Budaya Kompetensi Sosial Kultural Perekat Bangsa karangan Afnan Fuadi (2020), ancaman militer bisa dibedakan menjadi 2 jenis, ancaman militer dalam negeri dan militer luar negeri. Keduanya perlu ditangani dan mendapatkan perhatian serius.

Ancaman keamanan dari luar negeri biasanya muncul dari wilayah luar teritorial Indonesia. Ancaman ini bisa dikatakan merupakan jenis yang paling kelihatan. Terdapat 3 jenis dari luar negeri yang perlu diketahui, yaitu pelanggaran teritorial oleh negara lain, aksi teror, dan agresi militer.

1. Pelanggaran Teritorial oleh Negara Lain

Pelanggaran Teritorial
Foto: Ilustrasi Canva

Contoh ancaman yang datang dari luar adalah pelanggaran teritorial atau wilayah yang dilakukan oleh negara lain. Pelanggaran teritorial meliputi berbagai upaya untuk memasuki wilayah NKRI tanpa izin, baik dari darat, udara, maupun laut. Ada juga wilayah ekstrateritorial seperti Kedutaan Besar RI di negara lain.

Pelanggaran semacam ini terkesan sepele, seperti tetangga yang masuk ke rumah tanpa izin. Namun, jika ditelaah lebih jauh, efeknya bisa sangat buruk. Contoh pelanggaran teritorial adalah kapal pencari ikan dari China dan Vietnam yang memasuki perairan Indonesia tanpa izin. Tujuannya adalah mencari ikan di sana.

Pencarian ikan menjadi pencurian ikan ketika dilakukan tanpa izin. Dampak buruk pencurian ikan tersebut bisa dirasakan di tingkat regional maupun nasional. Nelayan lokal tidak mampu mendapatkan ikan untuk memenuhi kebutuhan pangan di daerah. Di tingkat nasional, kerugian dari pencurian tersebut sudah jelas.

Selain motif ekonomi, pelanggaran teritorial juga kerap dilakukan untuk tujuan provokasi dan pencurian data. Negara lain yang masuk ke kawasan Indonesia bisa berniat memancing insiden internasional dan mengumpulkan data penting terkait kepemilikan alutsista maupun kapabilitas tempur tentara Indonesia.

2. Aksi Teror

Aksi Teror
Foto: Ilustrasi Canva

Ancaman luar yang harus diwaspadai dari segi keamanan selanjutnya adalah aksi teror. Aksi teror umumnya dilakukan oleh jaringan teroris internasional yang bekerja sama dengan jaringan teroris nasional. Aksi teror ini merupakan masalah keamanan tingkat tinggi yang telah terjadi berkali-kali di Indonesia.

Aksi teror yang pernah terjadi di Indonesia melibatkan upaya peledakan bom bunuh diri, peledakan bom mobil, bom panci, serangan sistematis ke suatu wilayah, dan penembakan massal. Ada banyak contoh aksi teror, dari mulai Bom Bali I & II, Bom JW Marriot, Bom Surabaya 2018, dan Serangan Jakarta 2016.

Untuk menangani aksi teror, Densus 88 pasti dikerahkan. Aksi teror yang terjadi di Indonesia merupakan teror nyata terhadap keamanan dalam negeri. Kenapa masuk dalam kategori ancaman luar? Banyak aksi teror dilakukan oleh pelaku yang berafiliasi dengan organisasi teroris, salah satunya ISIS.

3. Agresi Militer

Agresi Militer
Foto: Ilustrasi Canva

Agresi militer adalah ancaman pertahanan dan keamanan tertinggi yang bisa terjadi. Agresi militer adalah penyerangan yang dilakukan suatu negara ke negara lain. Sederhananya, jika agresi terjadi maka perang tidak dapat dicegah. Indonesia tidak asing dengan agresi militer karena pernah mengalami hal tersebut.

Agresi Militer Belanda I terjadi pada 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947 dan Agresi Militer Belanda II terjadi pada 19-20 Desember 1948. Kedua agresi terjadi di masa pasca kemerdekaan Indonesia. Agresi Militer Belanda I terjadi di Jawa dan Sumatera, sementara Agresi Militer Belanda II terjadi di Yogyakarta.

Agresi militer mengakibatkan kehancuran yang bisa berdampak pada punahnya negara. Pendudukan akan terjadi dimana kedaulatan nasional tidak lagi terasa. Agresi militer adalah masala pertahanan dan keamanan yang paling diantisipasi karena efeknya bisa berdampak pada kehancuran eksistensi negara.

Ancaman Dalam Negeri yang Harus Diwaspadai

Ancaman dari dalam negeri tidak kalah berbahaya dari ancaman luar. Ancaman ini berasal dari dalam teritorial Indonesia dan muncul dari masyarakat. Ancaman tersebut adalah keresahan sosial, penggantian ideologi, dan disintegrasi bangsa.

1. Keresahan Sosial

Keresahan Sosial
Foto: Ilustrasi Canva

Contoh ancaman dari dalam negeri dari sisi keamanan dan pertahanan adalah keresahan sosial. Di Indonesia, contoh nyata keresahan sosial yang pernah timbul adalah di pertengahan dekade 60-an. Sebelum Gerakan 30 September terjadi, telah terjadi keresahan sosial yang banyak berdampak negatif.

Pasca Gerakan 30 September PKI, keresahan sosial ini semakin menjadi dimana rakyat harus menghadapi situasi yang tidak pasti. Ada kebingungan dan ketidakjelasan mengenai siapa otoritas yang memegang kendali. Jika hal tersebut berlangsung lama, maka dampak buruknya bisa lebih dari keresahan semata.

Kebingungan dan ketidakjelasan dalam diri masyarakat rentan menimbulkan penyusup dan pihak-pihak yang bisa mengganggu stabilitas nasional. Maka dari itu, keresahan sosial adalah hal nyata yang harus diantisipasi dengan baik. Keresahan bisa berujung kekacauan dan kerusuhan yang destruktif.

2. Penggantian Ideologi

Penggantian Ideologi
Foto: ilustrasi Canva

Selain ancaman luar yang harus diwaspadai dari segi keamanan nasional, ancaman dalam negeri yang juga harus diwaspadai adalah adanya upaya penggantian ideologi nasional. Masalah ini nyata dan pernah terjadi di Indonesia. Efeknya bisa berdampak pada terganggunya keamanan dan pertahanan nasional.

Salah satu contoh upaya penggantian ideologi negara adalah pemberontakan DI/TII. Pemberontakan ini terjadi di dekade 50-an dan termasuk pemberontakan yang membutuhkan kerja keras dari TNI pada masa itu. Bagaimana tidak, DI/TII tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tidak hanya di Jawa.

Otomatis, operasi militer dilakukan tersebar di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pemberontakan DI/TII bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia. Penggantian ideologi berpotensi memunculkan perang sipil yang efeknya sangat mengerikan. Upaya untuk melakukan penggantian ideologi harus selalu digagalkan.

3. Disintegrasi Bangsa

Disintegrasi Bangsa
Foto: Ilustrasi Canva

Disintegrasi bangsa atau perpecahan di dalam negara akan berdampak buruk pada kokohnya kedaulatan bangsa dari dalam. Ancaman semacam ini pernah terjadi pada tahun 1946 dimana terjadi penculikan terhadap Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Selain Sjahrir, tokoh-tokoh penting lain juga ikuti diambil paksa.

Penculikan yang terjadi di Solo berpotensi memecah belah bangsa. Konsekuensi dari penculikan tersebut adalah terjadinya perubahan susunan pemerintahan secara paksa. Akibatnya, berbagai masalah akan muncul, termasuk masalah keamanan dan pertahanan bangsa dimana konflik horizontal akan terjadi.

Semua ancaman keamanan dan pertahanan, baik dari dalam maupun dari luar negeri wajib mendapatkan perhatian serius. Semua upaya untuk menghalau menjadi kewajiban semua warga negara. Jenis ancaman dan variasinya terus berubah mengikuti dinamisnya isu keamanan global.

Ancaman dalam dan luar yang harus diwaspadai dari segi keamanan perlu dipahami dengan baik. Indonesia pernah mengalami semua jenis ancaman keamanan dan terbukti tangguh dan sukses menghadapinya. Kesiapan bangsa akan sangat diuji untuk menghadapinya di masa depan. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.