7 Tradisi Natal di Indonesia yang Sangat Unik

oleh -0 Dilihat
Tradisi Natal di Indonesia yang Sangat Unik
Tradisi Natal di Indonesia yang Sangat Unik (Foto: Canva)

Diskursusnetwork- Tradisi natal adalah aktivitas yang dilakukan untuk menyambut hari raya umat Kristen. Hari raya tersebut terjadi pada tanggal 25 Desember setiap tahun, tetapi umat Kristen biasanya akan mulai beribadah sejak 24 malam. Berbagai aktivitas yang dilakukan dalam menyambut hari raya tersebut.

Perayaan natal adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Kristen di bulan Desember. Perayaan tersebut bahkan sudah mulai terasa sejak awal bulan dimana orang-orang disibukkan dengan membeli pernak-pernik natal, seperti pohon natal, kaus kaki, lonceng, lampu, dan lain-lain.

Natal dirayakan secara bersama-sama oleh seluruh umat Kristen di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Kamu pasti tidak asing lagi dengan melihat berbagai pohon natal di pusat perbelanjaan, di pinggir jalan, dan beberapa tempat lainnya pada akhir tahun atau menjelang hari natal tiba.
Tradisi Natal di Indonesia

Keragaman masyarakat di Indonesia juga tercermin pada banyaknya agama yang dianut. Oleh karena itu, sepanjang tahun masyarakat akan merayakan hari raya sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Namun, terdapat beberapa tradisi khusus yang dilakukan pada saat natal, diantaranya:

1. Wayang Wahyu (Jawa)

Wayang Wahyu
Foto: Canva

Pada tahun 1960-an, dilakukan pementasan wayang untuk mengingatkan seluruh umat Katolik agar selalu menjalin keharmonisan antar sesama. Pementasan wayang tersebut dikenal sebagai Wayang Wahyu. Wayang ini tidak menceritakan tentang kisah sejarah maupun adat atau sejarah tertentu.

Akan tetapi, cerita yang dipentaskan diambil dari berbagai kisah yang tertulis di Alkitab. Meskipun sudah dikenal cukup lama, tetapi Wayang Wahyu masih terus dilestarikan hingga sekarang. Pementasan wayang ini dapat dilihat setiap bulan Desember yakni menjelang hari natal.

Umumnya, Wayang Wahyu dipentaskan di gereja-gereja tertentu yang ada di Jawa. Wayang tersebut bahkan termasuk dalam salah satu simbol inkulturasi budaya yang hanya terbentuk di Indonesia. Bagi umat Kristen yang ada di Jawa, pementasan Wayang Wahyu mungkin sudah pernah ditonton langsung.

2. Marbinda dan Marhobas (Sumatera Utara)

Marbinda dan Marhobas (Sumatera Utara)
Foto: Indonesia Travel

Jika umat muslim pada hari raya idul adha dianjurkan untuk berkurban, maka umat Kristen pun memiliki tradisi yang serupa saat natal. Tradisi tersebut dikenal dengan nama Marbinda dan Marhobas yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba yang bertempat tinggal di provinsi Sumatera Utara.

Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan. Adapun Marhobas adalah tradisi memasak daging hewan yang telah disembelih dan yang menjadi juru masak adalah para pria. Kedua tradisi tersebut hanya akan dilakukan oleh masyarakat setempat menjelang hari raya natal.

Tujuan tradisi Marbinda serta Marhobas yaitu untuk membangun rasa gotong royong, mempererat kebersamaan antar masyarakat, serta sebagai bentuk rasa syukur. Hewan yang dapat disembelih hanya yang berkaki empat dan dibeli menggunakan uang tabungan yang sudah dikumpul oleh warga.

Setelah hewan disembelih, tradisi Marhobas akan membuat daging-daging tersebut diolah dan dimasak hingga matang. Hasil dari masakan tersebut kemudian akan dibagikan secara merata kepada seluruh warga, tanpa terkecuali.

3. Meriam Bambu (NTT)

Meriam Bambu (NTT)
Foto: Ngopibareng.id

Di Nusa Tenggara Timur, khususnya Flores, terdapat tradisi natal yang sangat seru. Sesuai namanya, tradisi tersebut merupakan pesta meriam bambu yang dibuat dengan sangat meriah. Penggunaan meriam bambu oleh masyarakat setempat sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1980-an.

Suara menggelegar yang dihasilkan dari meriam bambu menjadi salah satu hal yang paling ditunggu oleh warga NTT saat natal. Selain menciptakan suasana gembira untuk sekitar, bunyi dari meriam bambu juga dapat melambangkan sambutan atas kelahiran Yesus Kristus.

4. Rabo-Rabo (Jakarta)

Rabo-Rabo (Jakarta)
Foto: My Trip

Jakarta juga memiliki tradisi natal yang unik yang dikenal sebagai Rabo-Rabo atau “Ekor-Mengekor”. Tradisi ini dapat ditemui di Kampung Tugu, kawasan Cilincing yang merupakan daerah yang menjadi tempat singgah sekelompok umat Kristen keturunan Portugis pada zaman dulu.

Istilah Rabo-Rabo diambil dari bahasa Kreol Portugis. Tradisi ini dilakukan dengan cara berkeliling kampung untuk mengunjungi rumah-rumah warga sambil menyanyikan lagu keroncong. Untuk memulai Rabo-Rabo, sekelompok warga terlebih dahulu akan mengunjungi gereja untuk beribadah.

Setelah dari gereja, mereka akan langsung berkunjung ke rumah-rumah warga. Nah, salah satu dari anggota keluarga dari rumah yang dikunjungi wajib untuk ikut dalam kelompok atau rombongan tersebut. Semuanya kemudian akan berbaris seperti ekor yang berbentuk memanjang.

Rombongan yang ada akan terus melanjutkan perjalanannya untuk berkunjung ke berbagai rumah yang berarti barisan akan semakin panjang. Tradisi Rabo-Rabo nantinya akan ditutup dengan pesta makan yang dilaksanakan di rumah yang terakhir untuk dikunjungi.

5. Ngejot dan Penjor (Bali)

Ngejot dan Penjor (Bali)
Foto: Pena Katolik

Pulau Dewata, Bali juga tidak ketinggalan dengan tradisi natal yang unik. Sebagai salah satu daerah dengan toleransi agama yang tinggi, umat Kristen di Bali saat menjelang natal akan melaksanakan tradisi Ngejot dan Penjor. Tradisi tersebut sebenarnya sangat identik dengan umat Hindu.

Uniknya, Ngejot dan Penjor juga sering dilakukan oleh umat Kristen dan Muslim. Ngejot adalah tradisi yang dilakukan oleh warga dengan cara saling membagikan makanan. Dalam hal ini, makanan yang dibuat serta dibagikan dapat disesuaikan dengan kepercayaan atau agama masing-masing.

Sementara itu, Penjor adalah bambu-bambu tinggi dengan bentuk melengkung yang biasanya dipasang pada hari Galungan. Bambu tersebut akan dipasang di bagian rumah warga yang dianggap sebagai simbol rasa syukur atas anugerah Tuhan.

6. Bakar Batu (Papua)

Bakar Batu (Papua)
Foto: Alif.ID

Umat Kristen di Papua juga turut merayakan natal dengan melakukan beberapa tradisi khusus yang disebut sebagai Bakar Batu. Sesuai namanya, tradisi tersebut adalah kegiatan memasak bersama yang dilakukan masyarakat dengan menggunakan batu-batu yang dibakar.

Sebelum melakukan pembakaran, terlebih dahulu masyarakat mengumpulkan batu-batu dan menggali sebuah lubang. Setelah itu, batu-batu tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lubang dan dilapisi dengan ilalang maupun daun pisang. Lalu, tumpukan batu dilapisi kembali dengan daun pisang.

Jika sudah selesai, masyarakat akan memasukkan daging babi untuk dimasak dan menutupnya dengan daun pisang serta batu-batu panas. Dalam hal ini, daun pisang yang dibutuhkan memang cukup banyak. Susunan selanjutnya akan diisi dengan sayuran maupun umbi-umbian.

Terakhir, semua bahan makanan akan ditutup kembali dengan daun pisang, batu bakar, dan ilalang. Tradisi natal Bakar Batu ini biasanya dilakukan setelah misa natal dan akan berlangsung sekitar setengah hari. Tujuannya adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan menjaga kebersamaan.

7. Kunci Taon (Sulawesi Utara)

Kunci Taon (Sulawesi Utara)
Foto: KabarBUMN.com

Tradisi hari natal terakhir yang ada di Indonesia adalah Kunci Taon yang berasal dari Kota Manado, Sulawesi Utara. Tradisi ini diselenggarakan sekaligus untuk merayakan akhir tahun. Umumnya, Kunci Taon digelar pada minggu pertama bulan Desember dan berakhir awal bulan Januari tahun depan.

Tradisi ini dimulai dengan serangkaian kegiatan ibadah di gereja. Setelah itu, umat Kristen akan melakukan ziarah ke makam kerabat atau keluarga sambil meletakkan lampu hias tepat di atas makam. Kunci Taon akan diakhiri dengan pawai keliling kampung menggunakan kostum-kostum menarik.

Tradisi natal yang dilakukan umat Kristen sebagai bentuk suka cita menyambut hari raya cukup banyak. Di Indonesia, kamu bisa menjumpai tradisi tersebut di beberapa daerah seperti Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Jawa, Sumatera Utara, dan Bali. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.