Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Gagal, Menlu Retno: Never Give Up!

oleh -0 Dilihat
Gaza
Menlu Retno dalam video pernyataan pers di Jenewa, Swiss (Kemlu)

Jakarta – Agresi Israel yang masih berlangsung saat ini telah memberikan penderitaan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat dengan jumlah korban meninggal dunia yang melonjak menjadi sekitar 17.674, dengan lebih dari 49.300 orang terluka, demikian dikatakan oleh kementerian kesehatan di Gaza, pada Sabtu (09/12/2023).

Kondisi ini dijelaskan juga oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dari Jenewa, Swiss pada Minggu (10/12/2023) waktu setempat usai menghadiri pertemuan Khusus Executive Board WHO yang membahas situasi di Gaza. Executive Board adalah organ eksekutif WHO di bawah World Health Assembly yang beranggotakan 34 negara.

“Indonesia terakhir menjadi anggota Executive Board WHO pada 2018 – 2021.” Ujar Retno

Kondisi fasilitas kesehatan di Gaza disebutkan oleh Retno sudah memperihatinkan.

“Dari 36 rumah sakit hanya 13 yang masih beroperasi dan semuanya kelebihan kapasitas hingga 2-3 kali lipat, 71 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi, Perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin hingga listrik semakin terbatas,” keterangan Retno seperti dipublish dalam video resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada Senin (11/12/2023).

Baca juga: Begini Isi Puisi Menlu Retno Marsudi di Aksi Bela Palestina

Kementerian kesehatan di Gaza seperti dilansir dari Menlu Retno juga menyatakan telah terjadi peningkatan signifikan penyakit menular di tempat perlindungan UNRWA di selatan, termasuk kasus diare, infeksi saluran pernapasan akut, peradangan kulit, dan penyebaran penyakit seperti Hepatitis A.

Kelompok rentan, termasuk orang dengan disabilitas, yang terluka, dan wanita hamil, menghadapi kondisi hidup yang sulit.

“Ratusan pekerja medis telah terbunuh semenjak Israel menyerang Gaza, WHO melaporkan penyebaran penyakit menular semakin tinggi, hampir 130 ribu kasus infeksi pernafasan akut, lebih dari 94 ribu kasus diare, hingga lebih dari 2700 kasus chickenpox,” katanya.

Dalam pertemuan Khusus Executive Board WHO tersebut, Kemlu RI antara lain menyampaikan,  bahwa Gaza saat ini di bawah kepungan.

“Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka, jumlah orang yang meninggal terus meningkat. Rumah Sakit mengalami gempuran hebat, termasuk RS Indonesia yang dipaksa berhenti beroperasi pada 16 November lalu,” tambahnya.

Dalam pertemuan, Menlu retno juga sampaikan 3 hal penting yang harus dilakukan.

“Pertama, pentingnya mempercepat bantuan kesehatan untuk Gaza,”

“Kedua, pentingnya perlindungan terhadap seluruh pekerja dan fasilitas medis,”

“Ketiga, pentingnya peningkatan mobilisasi dukungan untuk WHO.” Sesuai keterangan video Retno dengan berbagai kondisi teknisnya.

Baca juga: Menlu Retno: Tinggal 3 WNI Tersisa Di Gaza

Indonesia juga disebutkan mendukung WHO untuk melakukan donors conference guna dapat membiayai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina.

“Sebagai penutup, dalam pertemuan saya sampaikan bahwa Indonesia sangat kecewa Dewan Keamanan PBB kembali gagal mensahkan resolusi mengenai humanitarian ceasefire yang akan dapat mengurangi penderitaan masyarakat Gaza,” tegas Retno.

Laporan Menlu Retno ini kemudian ditutup dengan optimisme, berbagai upaya yang harus terus dilakukan guna memperbaiki situasi Gaza dengan kehadiran Indonesia di Pertemuan Khusus Executive Board WHO yang khusus membahas situasi Gaza.

“Kita tidak boleh menyerah. Never give up,” Tutup Retno. (DN)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.