Bermimpi Dapat Gaji Rp10 Juta Perbulan Malah Jadi Korban TPPO, Ini Kisahnya

oleh -0 Dilihat
Kisah yang di ceritakan NA (38) perempuan berasal dan berangkat dari NTB dengan harapan bekerja di Dubai serta impiannya untuk mendapat gaji hampir Rp 10 juta perbulan.

Bandar Lampung –  Kisah ini di ceritakan NA (38) perempuan yang berasal dari NTB dengan cita-cita bekerja di Dubai, dengan upah gaji yang diharapkan hampir Rp 10 juta perbulan.

Mulai dari berpindah-pindah tempat dan hampir satu bulan menunggu kejelasan,  hingga bersembunyi dalam ruang bawah tanah saat digerebek petugas Polda Lampung.

NA bercerita, saat di NTB dirinya mengenal seorang perekrut dari pegawai pinatu atau laundry. Dirinya di imingi-imingi janji manis oleh prekrut tersebut, dengan bekerja di luar negeri bisa mendapatkan gaji yang tinggi.

Setelah pembuatan komitmen, pada 3 Mei 2023 NA diberangkatkan ke Jakarta menggunakan pesawat bersama para calon pekerja migran lainnya yang tidak saling mengenal.

Sampai di Jakarta, tersangka DW menyambut para calon pekerja migran ini lalu membawa mereka ke wilayah Bogor, Jawa Barat.

“Kami Dua hari di Bogor, di perumahan, saya nggak tau tempatnya,dan milik siapa itu,” ungkap NA di Mapolda Lampung, Senin (11/6/2023)

NA hanya mengetahui bahwa dirinya ada ditempat yang baru itu sekitara 2 pekan bersama calon pekerja lainnya, tanpa ada kejelasan keberangkatan meski sudah memiliki paspor. Bahkan, NA sempat sakit dan harus diinfus sebanyak dua botol.

Menurut NA, pada 31 Mei 2023 rumah itu digerebek petugas. Namun dia tidak mengetahui apakah itu petugas imigrasi atau kepolisian.

“Karena panik, kita dibawa sembunyi oleh teteh. Saya nggak tahu nama aslinya, dibawa ke ruangan bawah tanah,” ujarnya.

Usai penggerebekan yang berhasil dihindari itu, para calon pekerja migran ini diperintahkan berbenah dan dibawa ke Lampung.

Keberangkatan menuju Lampung itu dilakukan secara terpisah. NA menyampaikan, ada yang menggunakan mobil berisikan 6 orang. Kemudian di sebuah SPBU sebelum Pelabuhan Merak, para korban dikumpulkan dan diangkut menggunakan bus untuk menyeberang ke Lampung dengan kapal Ferry.

NA menyebut, pengawas yang ikut bersama mereka melarang agar para korban tidak turun dari bus selama penyeberangan.

“Di atas kapal itu kita semua dilarang untuk turun dari bus, tapi kami berontak karena kami ingin buang air kecil,” ungkapnya.

Setelah diperbolehkan turun dari bus, pengawas perempuan itu bahkan ikut masuk ke kamar mandi untuk mengawasi.

Perjalanan darat itu lalu berakhir di sebuah rumah besar tidak terurus yang belakangan di ketahui milik oknum polisi yang berada di Jalan Padat Karya, Kecamatan Rajabasa pada Jumat (2/6/2023).

NA menuturkan tetangga rumah sempat bertanya apakah mereka rombongan siswa sekolah atau Tenaga Kerja Indonesia yang saat ini disebut Pekerja Migran Indonesia

“Ada satu orang yang jawab TKW,” kata NA.

Pengawas yang dipanggil teteh itu sempat mendengar dan memarahi karena jawaban salah satu korban tersebut.

“Kenapa dijawab? Kenapa nggak diam aja?” kata NA menirukan ucapan pengawas itu.

Dua hari di rumah itu, anggota polisi dari Kepolisian Daerah Lampung datang dan mengevakuasi mereka.

NA mengaku lega dan bersyukur, begitu juga teman-teman nya yang lain lantaran mendapatkan kejelasan setelah terombang-ambing dan dilempar ke sana kemari oleh para pelaku.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Polda Lampung kami sudah diselamatkan, saya berharap bisa pulang secepatnya ke rumah,” kata NA.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 24 warga NTB diselamatkan dari upaya perdagangan orang saat transit di Lampung.

Para calon pekerja migran Indonesia (PMI) ini hendak diselundupkan ke wilayah Timur Tengah.

Wakil Direktur Direktorat Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Lampung AKBP Hamid Andri Soemantri mengatakan 24 PMI tersebut diselamatkan dari rumah penampungan di wilayah Kecamatan Rajabasa pada Senin (5/6/2023). (Ilham)

Baca : Dicatat!! MK Putuskan Sistem Pemilu Pada Hari Kamis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.