Tidak Main-Main, Dunia Hadapi Krisis Air Bersih

oleh -0 Dilihat
krisis air bersih
Ilustrasi Sebuah Tempat Yang Mengalami Kekeringan

Jakarta – Sejak tanggal 18 Mei hingga hari Sabtu 25 Mei Indonesia menjadi tuan rumah forum air dunia atau World Water Forum. Tidak banyak yang menyadari bahwa bumi saat ini menghadapi ancaman krisis air bersih.

Dengan meningkatnya populasi global, perubahan iklim, dan penggunaan air yang tidak berkelanjutan, banyak negara mengalami kesulitan dalam menyediakan air bersih bagi warganya.

Perwakilan 180 Negara datang untuk bekerja sama dalam mencari solusi yang berkelanjutan, melalui upaya bersama dalam konservasi, pengelolaan sumber daya, dan pendidikan, kita dapat mengatasi tantangan ini dan memastikan akses air bersih bagi generasi mendatang.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap individu membutuhkan minimal 50 hingga 100 liter air bersih per hari untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti minum, memasak, dan sanitasi. Namun, di banyak negara, terutama di daerah yang mengalami kekeringan atau konflik, akses terhadap jumlah air ini sering kali tidak terpenuhi. Secara global, permintaan air terus meningkat sekitar 1% per tahun, didorong oleh pertumbuhan populasi dan peningkatan standar hidup.

Baca Juga: Kemarau Akan Datang, Menurut Presiden Cadangan Beras Aman

Krisis air bersih bukan hanya masalah yang terjadi di negara-negara berkembang, tetapi juga di beberapa negara maju. Menurut laporan dari World Resources Institute (WRI), sekitar 17 negara, yang mencakup seperempat populasi dunia, menghadapi tingkat stres air yang sangat tinggi. Beberapa negara yang mengalami krisis air bersih antara lain:

  1. India: India menghadapi tantangan besar dalam menyediakan air bersih bagi lebih dari satu miliar warganya. Kota-kota besar seperti Chennai sering mengalami kekeringan yang parah.
  2. Afrika Sub-Sahara: Banyak negara di wilayah ini, termasuk Ethiopia dan Sudan, mengalami kekurangan air bersih akibat kombinasi antara perubahan iklim, konflik, dan infrastruktur yang buruk.
  3. Timur Tengah dan Afrika Utara: Negara-negara seperti Iran, Arab Saudi, dan Yaman mengalami kelangkaan air yang parah, dengan pasokan air tanah yang semakin menipis.
  4. Amerika Serikat: Beberapa wilayah di AS, seperti California dan Arizona, menghadapi tantangan besar dalam mengelola sumber daya air mereka, terutama selama periode kekeringan yang berkepanjangan.

Baca Juga : Manfaat Air Putih Untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit

Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap krisis air bersih di seluruh dunia meliputi:

  1. Perubahan Iklim: Pemanasan global menyebabkan perubahan pola cuaca yang drastis, termasuk kekeringan yang berkepanjangan dan curah hujan yang tidak menentu. Ini mengurangi ketersediaan air tawar di banyak wilayah.
  2. Pertumbuhan Populasi: Peningkatan populasi global menambah tekanan pada sumber daya air. Dengan lebih banyak orang yang membutuhkan air untuk konsumsi, pertanian, dan industri, persediaan yang ada menjadi semakin terbatas.
  3. Urbanisasi: Perpindahan penduduk ke kota-kota besar meningkatkan permintaan air, sementara banyak kota tidak memiliki infrastruktur yang memadai untuk menyediakan air bersih dan sistem sanitasi yang baik.
  4. Polusi: Pembuangan limbah industri, pertanian, dan rumah tangga ke dalam sumber air menyebabkan pencemaran yang mengurangi kualitas air dan membuatnya tidak layak untuk konsumsi.
  5. Pengelolaan Sumber Daya yang Buruk: Banyak negara menghadapi masalah dalam pengelolaan sumber daya air yang efektif, termasuk pemeliharaan infrastruktur yang buruk, kebocoran air, dan distribusi yang tidak merata.

Krisis air bersih memiliki dampak luas pada kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Beberapa dampaknya termasuk:

  1. Kesehatan: Kekurangan air bersih meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare, kolera, dan infeksi parasit. Menurut WHO, penyakit terkait air menyebabkan sekitar 485.000 kematian per tahun.
  2. Ekonomi: Krisis air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor pertanian yang bergantung pada irigasi. Kekurangan air juga dapat menyebabkan konflik antar komunitas dan negara.
  3. Lingkungan: Penggunaan air yang berlebihan dan tidak berkelanjutan dapat merusak ekosistem, mengurangi keanekaragaman hayati, dan mengubah aliran sungai serta danau.

Baca Juga: BMKG: Peringatan Dini Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Perairan Indonesia

Para Ilmuwan dan Ahli air menawarkan eberapa solusi yang dapat diadopsi untuk mengatasi krisis air bersih antara lain:

  1. Konservasi Air: Meningkatkan efisiensi penggunaan air di sektor pertanian, industri, dan rumah tangga melalui teknologi dan praktik konservasi air.
  2. Pemulihan dan Pengelolaan Sumber Daya Air: Mengembangkan dan memelihara infrastruktur untuk penyimpanan dan distribusi air, serta melindungi dan memulihkan ekosistem air tawar.
  3. Pengolahan Air Limbah: Mengadopsi teknologi pengolahan air limbah yang lebih canggih untuk mengurangi pencemaran dan memanfaatkan kembali air limbah untuk keperluan lain.
  4. Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi air dan cara-cara sederhana untuk menghemat air dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Kerjasama Internasional: Mendorong kerjasama antar negara untuk mengelola sumber daya air bersama, berbagi teknologi, dan memberikan bantuan kepada negara-negara yang mengalami krisis air yang parah.

(DN-Kabs)

Dapatkan Informasi Lainnya Dari Diskursus Network Melalui Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.