Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,11% di Kuartal Pertama 2024, Optimisme di Tengah Tantangan

oleh -0 Dilihat
pertumbuhan ekonomi

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11% secara year-on-year (yoy) di kuartal pertama tahun 2024, angka yang melampaui ekspektasi awal dan mencerminkan momentum ekonomi yang kuat meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi global. Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan data ini dalam konferensi pers yang diadakan pada hari Senin.

“Pertumbuhan yang kita saksikan ini didorong oleh konsumsi domestik yang tinggi, terutama selama periode Lebaran dan serangkaian pemilihan umum,” ujar Amalia. Ini menandakan bahwa konsumsi pribadi dan investasi tetap menjadi pendorong utama ekonomi.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan optimisme sebelumnya bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5%.

“Prediksi ini sejalan dengan data yang telah kami observasi, dimana ada peningkatan dari 5,04% di kuartal terakhir tahun lalu,” tambah Sri Mulyani.

Baca juga: Analisis Ekonomi Indonesia: Ketidakpastian Global dan Strategi Mitigasi Konflik Iran-Israel

Namun, dalam analisis yang lebih mendalam, Ajib Hamdani, Analis Kebijakan Ekonomi APINDO, mengungkapkan bahwa meskipun ada pertumbuhan yang signifikan, masih ada ruang untuk peningkatan. “Pertumbuhan 5,11% ini belum maksimal. Fluktuasi inflasi yang mencatatkan kenaikan menjadi 3% memberi tekanan pada daya beli masyarakat, dan ini bisa mengancam keberlanjutan pertumbuhan ekonomi,” kata Ajib.

Menurut Ajib, untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, diperlukan insentif dari berbagai aspek kebijakan.

“Tingkat suku bunga acuan yang saat ini berada pada 6,25% perlu disesuaikan. Suku bunga yang lebih rendah akan membantu meningkatkan likuiditas dan mengurangi inflasi dari sisi biaya,” jelasnya.

Ajib juga menekankan perlunya reformasi di sektor fiskal dan regulasi. “Pemerintah perlu mengalokasikan lebih banyak insentif untuk industri padat karya dan memperluas program hilirisasi di sektor-sektor kunci seperti pertanian dan perikanan untuk memaksimalkan daya ungkit ekonomi,” tambahnya.

Dengan kebijakan yang tepat, Ajib berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi bisa mencapai target agregat sebesar 5,2% pada akhir tahun 2024. Namun, tanpa insentif yang efektif, ada risiko pertumbuhan akan berada di bawah target yang diproyeksikan dalam Kerangka Ekonomi Makro. Ini menuntut tindakan cepat dan efektif dari pemerintah untuk memastikan bahwa ekonomi Indonesia tetap berada pada jalur positif di tengah dinamika global yang cepat berubah.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.