Menkes Budi Soroti Beban Tinggi Akibat DBD

oleh -0 Dilihat
budi
Konferensi Pers di Kemenkes

Jakarta – Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyoroti tingginya beban yang ditimbulkan oleh demam berdarah dengue (DBD) di negara tersebut. Menurutnya, pengendalian penyakit ini membutuhkan strategi yang melibatkan penanganan nyamuk pembawa virus serta pengelolaan medis yang tepat bagi penderita.

Budi menegaskan pentingnya strategi komprehensif dalam memerangi dengue, yang mencakup diagnosis yang akurat dan penanganan kasus yang efektif untuk mencegah penularan dan mengurangi angka kematian.

“Kita harus mengendalikan vektornya yaitu nyamuk tetapi dan juga menangani manusianya melalui diagnostik yang akurat dan tata laksana kasus yang tepat. Dengan demikian transmisi bisa dihentikan dan kematian dapat dicegah,” ujar Budi dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (29/3/2024).

Pada sebuah rapat kerja dan diskusi kelompok terfokus yang diadakan oleh Koalisi Bersama Lawan Dengue di Jakarta pada tanggal 28 Maret 2024, Budi bersama dengan para pemangku kepentingan menggarisbawahi tujuan bersama untuk mencapai target World Health Organization (WHO) yaitu eliminasi kematian akibat DBD pada tahun 2030.

Data menunjukkan bahwa angka kematian akibat DBD di Indonesia telah mengalami fluktuasi selama empat tahun terakhir, dengan 705 kasus kematian pada 2021, meningkat menjadi 1.236 pada 2022, dan kemudian menurun menjadi 894 pada 2023. Hingga 18 Maret 2024, tercatat 316 kasus kematian.

Baca juga: Kenali DBD Lebih Detil Dari Pencegahan Hingga Pengobatan

Budi menjelaskan bahwa untuk mencapai target ini, Kemenkes telah mengembangkan strategi yang mencakup empat pilar utama, yaitu upaya promotif dan preventif, surveilans, intervensi medis, dan pendekatan terapeutik.

Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, memberikan apresiasi terhadap inisiatif koalisi ini dan menekankan pentingnya dukungan regulasi yang memadai untuk mencapai target nol kematian. Ia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah memiliki peran vital dalam mendukung upaya ini dan harus memastikan bahwa program-program penanganan DBD diimplementasikan secara efektif di tingkat lokal.

Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, mencatat adanya tren peningkatan kasus DBD di beberapa wilayah di Indonesia, dengan jumlah kasus tertinggi tercatat di Kota Bandung, Kota Kendari, dan Kabupaten Bandung Barat. Ia menegaskan pentingnya peranan pemerintah daerah dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan mengedukasi masyarakat untuk mewaspadai dan menghindari penyebaran DBD.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.