Jumat Agung: Refleksi dan 6 Tradisi Perayaan di Dunia

oleh -0 Dilihat
Jumat Agung

Diskursus Network – Jumat Agung merupakan hari yang sangat penting dalam kalender liturgi Kristen, terutama bagi umat Katolik dan Protestan. Hari ini diperingati sebagai hari kematian Yesus Kristus di kayu salib, menandai pengorbanan-Nya demi penebusan dosa umat manusia. Jumat Agung jatuh pada hari Jumat sebelum Minggu Paskah, dan perayaannya penuh dengan tradisi dan ritual yang kaya akan makna spiritual.

Perayaan Jumat Agung biasanya dimulai dengan ibadah yang khusyuk, di mana umat mengenang perjalanan penderitaan Yesus menuju Golgota, tempat penyaliban-Nya. Ibadah ini sering kali diisi dengan pembacaan kisah Sengsara Yesus dari Injil, yang dikenal sebagai bacaan “Tujuh Kata Terakhir Yesus di Salib”. Bacaan ini mengajak umat untuk merenung dan memahami kedalaman pengorbanan Yesus.

Gereja-gereja mengadakan ibadah khusus yang sering kali mencakup ritus khusus seperti penyembahan Salib, yang melambangkan penerimaan umat akan pengorbanan Yesus. Dalam beberapa tradisi, seperti di Gereja Katolik, tidak ada Ekaristi yang dirayakan pada Jumat Agung, mencerminkan kesedihan dan berkabung atas kematian Kristus. Sebagai gantinya, umat mungkin menerima komuni dari Ekaristi yang dikuduskan pada Misa Kamis Putih sehari sebelumnya.

Jumat Agung

Pengheningan dan Puasa Jumat Agung

Baca juga: Ini Kumpulan Doa Bagi Umat Kristen Sehari-hari, Jangan Dilewatkan!

Jumat Agung juga merupakan hari pengheningan dan puasa bagi banyak umat Kristen. Ini adalah ekspresi dari penyesalan atas dosa dan solidaritas dalam penderitaan Yesus. Puasa dan pantangan daging dimaksudkan untuk membersihkan jiwa dan mengingatkan pada pengorbanan Yesus.

Di banyak tempat, Jumat Agung juga menjadi kesempatan untuk melakukan kegiatan komunitas dan amal. Ini bisa berupa penyaluran bantuan kepada yang membutuhkan, pertemuan komunitas untuk refleksi bersama, atau kegiatan lain yang menegaskan pesan kasih dan pengampunan yang diajarkan oleh Yesus.

Prosesi Jalan Salib

Salah satu tradisi yang paling menonjol dalam perayaan Jumat Agung adalah Prosesi Jalan Salib atau “Via Crucis”. Prosesi ini melibatkan perjalanan yang mengikuti ‘Stasiun-stasiun Salib’, yang menggambarkan peristiwa penting dari penangkapan hingga penyaliban dan kematian Yesus. Umat berjalan bersama, berhenti di setiap stasiun untuk berdoa dan merenung, sering kali dalam suasana yang hening dan penuh penghormatan.

Perayaan Jumat Agung di berbagai belahan dunia menampilkan tradisi yang unik dan megah, yang mencerminkan kekayaan budaya dan devosi spiritual setempat. Berikut adalah beberapa contoh perayaan Jumat Agung yang khas dan megah:

  1. Prosesi di Antigua, Guatemala

Jumat Agung
Antigua, Guatemala

Antigua, Guatemala, terkenal dengan perayaan Jumat Agungnya yang spektakuler. Seluruh kota berubah menjadi panggung prosesi dengan “alfombras” — karpet rumput yang rumit, dibuat dari bunga, pasir berwarna, dan gergaji kayu. Prosesi religius ini melibatkan ribuan peserta yang membawa andor besar (takhta prosesi) dengan patung Yesus dan Maria melalui jalan-jalan yang telah dihiasi secara eksklusif untuk peristiwa ini.

  1. Via Crucis di Roma, Italia

Jumat Agung
Via Crucis di Roma, Italia

Di Kota Vatikan, Paus memimpin Via Crucis atau “Jalan Salib” pada malam Jumat Agung di Colosseum Roma, salah satu situs paling ikonik di dunia. Ribuan lilin menerangi malam saat umat Katolik dan pengunjung dari seluruh dunia mengikuti renungan dan doa yang dipimpin Paus, mengenang penderitaan dan penyaliban Yesus Kristus.

  1. Semana Santa di Sevilla, Spanyol

jumat agung
Semana Santa di Sevilla, Spanyol

Semana Santa di Sevilla adalah salah satu perayaan Pekan Suci paling terkenal di Spanyol, dengan puncaknya Jumat Agung: Refleksi dan 6 Tradisi Perayaan di Dunia Kota ini dipenuhi dengan prosesi yang diadakan oleh berbagai “hermandades” (persaudaraan keagamaan) yang membawa patung-patung sakral Yesus dan Maria melalui jalan-jalan. Prosesi ini dikenal dengan peserta yang mengenakan “nazareno” (penutup kepala bertudung) dan diiringi oleh musik yang menggetarkan hati.

  1. Perayaan di Filipina

Di Filipina, perayaan Jumat Agung mencakup praktik unik seperti reka ulang langsung dari Penyaliban Yesus Kristus, yang dikenal sebagai “Senakulo.” Di beberapa daerah, beberapa peserta bahkan rela dipakukan ke kayu salib secara nyata untuk menghidupkan kembali penderitaan Kristus. Tradisi ini mencerminkan devosi dan iman yang mendalam walaupun kontroversial.

  1. Prosesi di Jerusalem, Israel

Jumat Agung

Jerusalem, tempat berlangsungnya kisah asli Penyaliban, menjadi tuan rumah bagi “Jalan Salib” yang sangat otentik di mana umat Kristen mengikuti rute yang diperkirakan dilalui Yesus menuju Golgota. Mulai dari Biara Santo Stefanus hingga Gereja Makam Kudus, jemaat mengikuti stasiun-stasiun Salib dengan penuh penghormatan, menjadikan ini salah satu perayaan Jumat Agung paling bersejarah dan emosional di dunia.

  1. Gereja-Gereja di Ethiopia

Di Ethiopia, Gereja Ortodoks Ethiopia merayakan Jumat Agung dengan ritus yang sangat mistis dan spiritual. Umat berkumpul dalam jumlah besar di gereja dan lapangan terbuka, mengikuti liturgi dan doa yang berlangsung sepanjang hari. Tradisi unik termasuk prosesi tabot, replika dari Tabut Perjanjian, yang dibawa keluar dari gereja dalam prosesi yang sakral.

Perayaan Jumat Agung di seluruh dunia tidak hanya menunjukkan keberagaman budaya dan tradisi, tapi juga kesatuan dalam refleksi dan penghormatan terhadap pengorbanan Yesus Kristus. Meskipun perayaannya bervariasi, esensi spiritual dan reflektif dari hari tersebut tetap universal di hati umat Kristen.

Baca juga: Tidak Hanya Islam, Beberapa Agama Ini Juga Menerapkan Puasa

Meskipun tradisi perayaannya bisa berbeda-beda di tiap negara dan denominasi, inti dari Jumat Agung tetap sama, yaitu refleksi atas pengorbanan Yesus Kristus dan cinta-Nya yang tak terhingga bagi umat manusia. Ini adalah hari untuk merenungkan arti pengampunan dan pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk memperbarui komitmen dalam mengikuti ajaran-ajaran Yesus.

Jumat Agung memang hari yang penuh dengan emosi, dari kesedihan atas penderitaan Yesus hingga rasa syukur atas kasih dan pengorbanan-Nya. Ini adalah hari yang mengajak setiap umat untuk merenung dan memperdalam iman mereka, menjadikan hari ini tidak hanya sebagai peringatan akan suatu peristiwa historis, tetapi sebagai pengalaman rohani yang mendalam.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.