Harga Beras Tinggi Pemerintah Jadi Pemadam Kebakaran

oleh -0 Dilihat
harga beras
Anggota Komisi VI DPR RI, Evita Nursanty

Jakarta – Seiring memasuki bulan suci Ramadan, ketidakstabilan harga beras di pasar masih menjadi sorotan utama. Data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) tercatat pada tanggal 13 Maret 2024, menunjukkan harga beras medium berada pada kisaran Rp14.380. Fluktuasi harga ini mendapat perhatian khusus dari Komisi VI DPR RI, yang memiliki fokus pada bidang perdagangan.

Dalam suatu pertemuan antara Komisi VI dan Kementerian Perdagangan, Anggota Komisi VI DPR RI, Evita Nursanty, mengeksplorasi upaya yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah untuk membawa stabilitas pada harga beras. Salah satu isu yang diperdebatkan adalah volume impor beras yang signifikan, yang ironisnya tidak berbanding lurus dengan kestabilan harga di pasar domestik.

“Realitas bahwa impor beras kita mencapai puncak tertinggi dalam dua dekade terakhir harusnya menjadi alat untuk menstabilkan harga beras di antara konsumen,” ujar Evita dalam pertemuan tersebut yang berlangsung di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta Rabu (13/03/2024)

Evita juga mengkritik respons pemerintah yang dianggapnya kurang proaktif dalam menanggapi lonjakan harga beras. Tindakan yang diambil sering kali bersifat reaktif dan hanya berupa solusi jangka pendek yang tidak menangani akar permasalahan.

Baca juga: Jokowi Soal Harga Beras: Tolong Jangan Terus Ditanyakan ke Saya Cek di Lapangan Sendiri

“Kita tidak boleh berperan sebagai pemadam kebakaran yang hanya bertindak saat masalah muncul. Kita perlu mengidentifikasi dan menyelesaikan penyebab utama masalah ini agar tidak terjadi lagi,” ucapnya, menekankan perlunya pendekatan yang lebih strategis dan terkoordinasi.

Evita mendesak agar pemerintah dan semua pihak terkait bergerak bersama untuk mengatasi masalah ini secara serius. Kebijakan dan langkah konkrit dalam menjaga stabilitas harga beras sangat diharapkan oleh masyarakat.

“Langkah-langkah seperti penyelenggaraan pasar murah saja tidak cukup. Harus ada strategi yang lebih menyeluruh yang melibatkan semua pihak,” imbuh Evita dalam diskusi yang juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan kepala-kepala dari beberapa badan dan perusahaan pemerintah yang terkait.

Dalam tahun 2023, pemerintah telah mengimpor sekitar 3,5 juta ton beras, yang terbagi dalam dua tahap; 2 juta ton di awal tahun dan 1,5 juta ton menjelang akhir tahun, sebagai upaya mengatasi penurunan produksi yang dipicu oleh fenomena El Nino. (DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.