Aturan yang Perlu Ditaati Selama Hari Raya Nyepi di Bali

oleh -0 Dilihat
Aturan yang Perlu Ditaati Selama Hari Raya Nyepi di Bali
Hari Raya Nyepi di Bali adalah hari yang dipenuhi dengan refleksi, introspeksi, dan penyucian diri.

Jakarta- Hari Raya Nyepi merupakan salah satu hari suci bagi umat Hindu di Bali, Indonesia. Hari Raya Nyepi, atau sering disebut sebagai Tahun Baru Saka, dirayakan setiap tahunnya dalam penanggalan Saka pada bulan Caka, tepatnya pada bulan purnama atau bulan kedua dalam setiap tahun.

Hari Raya Nyepi di Bali adalah hari yang dipenuhi dengan refleksi, introspeksi, dan penyucian diri. Selama hari raya ini, umat Hindu di Bali mengamalkan austeritas dengan cara menjaga keheningan dan ketenangan serta melakukan puasa dari aktivitas sehari-hari.

Hari Raya Nyepi memiliki akar dalam tradisi Hindu Bali yang kaya dan beragam. Berdasarkan kitab suci Hindu, Weda, tradisi Nyepi dimulai sebagai bagian dari upacara purifikasi. Legenda yang paling terkenal adalah kisah tentang Kuningan yang merupakan bagian dari festival Galungan dan Kuningan.

Menurut mitologi Hindu, Hari Raya Nyepi memperingati kemenangan Dharma atas Adharma, yang disebut dengan kisah “Buta Kala Pati” yang merupakan inkarnasi Shiva.

Aturan Selama Hari Raya Nyepi

1. Nyepi Catur Brata Penyepian
Ini adalah empat aturan yang harus diikuti selama Nyepi:
– Amati Geni: Tidak melakukan api, baik dalam bentuk memasak, menyalakan lampu, atau menghidupkan perangkat listrik.
– Amati Karya: Tidak melakukan aktivitas kerja atau kegiatan yang berat, termasuk tidak bepergian.
– Amati Lelungan: Tidak melakukan hiburan, termasuk tidak mengadakan acara atau pesta.
– Amati Lelanguan: Tidak melakukan perjalanan atau berpindah tempat.

2. Tidak Beraktivitas
Selama Nyepi, tidak boleh ada aktivitas di luar rumah. Semua toko, restoran, dan tempat usaha tutup. Transportasi umum juga dihentikan.

3. Penjagaan Desa
Tradisi menyebutkan bahwa sehari sebelum Nyepi, ada upacara memerangi roh jahat dengan cara membuat kebisingan dengan peralatan tradisional. Setelah itu, pada malam Nyepi, umat Hindu di Bali menjaga keheningan untuk menipu roh jahat tersebut agar mengira desa tersebut sudah kosong dan tidak ada yang bisa diterkam.

4. Tidak Menyiar
Tidak boleh menyalakan lampu atau perangkat listrik di rumah, kecuali untuk lampu taman atau lampu darurat. Bahkan menonton televisi atau mendengarkan radio juga tidak diperbolehkan.

5. Tidak Berpergian
Orang-orang dilarang untuk berpergian, baik dengan kendaraan bermotor maupun dengan berjalan kaki. Penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Ngurah Rai juga dihentikan.

6. Puasa dan Meditasi
Selama Nyepi, umat Hindu juga berpuasa dan melakukan meditasi, refleksi, serta berdoa di rumah atau di pura.

7. Tidak Berenang
Kegiatan berenang juga dilarang selama Nyepi karena dianggap berbahaya dan dapat menimbulkan cedera.

8. Tidak Menyebarkan Kegembiraan
Selain menjaga keheningan, umat Hindu juga dilarang untuk mengekspresikan kegembiraan, baik dengan tertawa, bercanda, atau menyebarkan pesan positif.

Penutupan Sementara Kegiatan di Bali

Selain aturan-aturan yang harus diikuti oleh umat Hindu selama Hari Raya Nyepi, ada juga penutupan sementara kegiatan di Bali selama periode ini:

1. Transportasi
Selama Nyepi, transportasi umum seperti bus, taksi, dan ojek online dihentikan. Pelabuhan, terminal, dan Bandara Internasional Ngurah Rai juga ditutup.

2. Tempat Usaha
Semua toko, restoran, dan tempat usaha di Bali ditutup selama Hari Raya Nyepi. Hal ini termasuk tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan lainnya.

3. Kegiatan Pemerintah
Aktivitas pemerintah juga dihentikan selama Nyepi. Kantor-kantor pemerintah, sekolah, serta kegiatan-kegiatan resmi lainnya tidak beroperasi.

4. Penyiaran Televisi
Stasiun televisi lokal di Bali menghentikan siaran selama Nyepi, dengan menayangkan layar kosong atau pesan peringatan.

Hari Raya Nyepi adalah momen penting dalam tradisi Hindu Bali yang harus dihormati dan dihargai oleh semua orang, termasuk mereka yang bukan umat Hindu. Aturan-aturan yang ketat selama Nyepi dimaksudkan untuk memfasilitasi kesucian dan introspeksi, serta menjaga harmoni dengan alam dan sesama.

Oleh karena itu, penting untuk menghormati tradisi dan aturan-aturan tersebut sebagai tanda penghormatan terhadap budaya dan keyakinan umat Hindu di Bali.(Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.