Jumlahnya Kalah Jauh Dari Korea dan China, Begini Kondisi Bendungan di Indonesia

oleh -0 Dilihat
Jumlahnya Kalah Jauh Dari Korea dan China, Begini Kondisi Bendungan di Indonesia
Bendungan sangat penting untuk membantu mengurangi risiko banjir serta memberikan manfaat untuk pertanian dan energi listrik.

Jakarta- Bendungan sangat penting bagi Indonesia karena dapat membantu mengurangi risiko banjir serta memberikan manfaat untuk pertanian dan energi listrik. Dengan banyaknya bendungan, Indonesia dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya airnya dan meningkatkan ketahanan pangan dan energi.

Saat ini, terdapat sekitar 292 bendungan di Indonesia. Namun, jumlah tersebut masih dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan udara di Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan negara seperti China yang memiliki 98.000 bendungan.

Meskipun demikian, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan jumlah sedimen di Indonesia, dengan target mencapai 300 sedimen pada tahun 2026. Hingga saat ini, Presiden Jokowi telah berhasil membangun 36 bangunan dari target 61 yang ingin dibangun.

Sejarah pembangunan bendungan di Indonesia

Perkembangan bendungan di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20, dengan bendungan pertama dibangun di Nglangon, Jawa Tengah pada tahun 1914. Namun, proyek pembangunan bendungan berskala besar baru mulai dilaksanakan pada pertengahan abad ke-20.

Pembangunan bendungan besar pada periode ini didorong oleh kebutuhan untuk mendukung pembangunan pertanian dan meningkatkan praktik pengelolaan air. Meskipun jumlah bendungan di Indonesia relatif kecil dibandingkan negara lain, pembangunan bendungan besar telah memainkan peran penting dalam membentuk praktik pengelolaan air di negara ini selama satu abad terakhir.

Seiring berjalannya waktu, praktik dan teknologi yang digunakan dalam pembangunan bendungan di Indonesia telah berkembang, mencerminkan perubahan dalam praktik rekayasa dan permasalahan lingkungan.

Dengan selesainya program pembangunan bendungan hingga tahun 2024, Indonesia akan memiliki total 65 bendungan. Namun jumlah bendungan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain seperti Korea Selatan dan Tiongkok.

Presiden Jokowi mengatakan sebagai perbandingan Korea Selatan memiliki 20.000 bendungan dan China 98.000 bendungan. Sedangkan Indonesia hanya 292 bendungan. Padahal menurutnya RI memiliki 4.400-an sungai dan belum termanfaatkan secara maksimal.

Salah satu bendungan terbesar di Indonesia, Bendungan Jatiluhur, berperan penting dalam membendung aliran Sungai Citarum dan mendukung pembangunan pertanian di wilayah tersebut. Penyelesaian proyek pembangunan bendungan pada tahun-tahun mendatang diharapkan dapat memberikan manfaat tambahan, antara lain peningkatan potensi energi listrik.

Meskipun pembangunan bendungan di Indonesia menghadapi tantangan, pembangunan bendungan juga memberikan manfaat penting bagi pengelolaan air dan praktik pertanian di negara ini, serta berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial secara keseluruhan.

Jenis Bendungan di Indonesia

Terdapat berbagai jenis bendungan di Indonesia, antara lain bendungan beton, bendungan tanggul, dan bendungan timbunan batu. Di antara bendungan-bendungan tersebut, jenis bendungan yang paling umum di Indonesia adalah bendungan urugan tanah, yang dibuat dengan cara menumpuk tanah di atas satu sama lain.

Sebaliknya, bendungan beton terbuat dari beton bertulang dan biasanya digunakan untuk bendungan yang lebih besar. Bendungan tanggul terbuat dari tanah yang dipadatkan, sedangkan bendungan timbunan batu terbuat dari bebatuan dan bongkahan besar.

Setiap jenis bendungan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tergantung pada kebutuhan dan kondisi spesifik lokasi. Hingga Oktober 2022, terdapat 215 bendungan yang beroperasi di 17 provinsi di Indonesia, yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Pembangunan dan pengelolaan bendungan di Indonesia melibatkan berbagai pertimbangan teknis dan lingkungan. Desain dan rekayasa bendungan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi pondasi, stabilitas tanggul, lebar puncak, rembesan, dan desain saluran pelimpah.

Selain itu, penilaian dampak lingkungan dilakukan untuk mengevaluasi potensi dampak bendungan terhadap ekosistem dan masyarakat sekitar. Terlepas dari tantangan yang ada, pembangunan bendungan baru di Indonesia sangat penting untuk menjamin keamanan air dan mendukung pembangunan ekonomi di negara ini.

Bendungan Besar di Pulau Jawa

Bendungan Besar di Pulau Jawa, merupakan bagian penting dari infrastruktur Indonesia untuk pasokan air, irigasi, dan pembangkit listrik. Pulau Jawa mempunyai porsi pembangunan bendungan terbesar di Indonesia, dengan Bendungan Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, menjadi salah satu yang terbesar.

Fungsi utama bendungan besar di Pulau Jawa adalah menyediakan air untuk irigasi, pembangkit listrik tenaga air, dan pasokan air rumah tangga dan industri. Bendungan-bendungan ini telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan menyediakan sumber listrik yang dapat diandalkan bagi populasi pulau yang terus bertambah.

Salah satu bendungan terbesar di Pulau Jawa, Waduk Kedung Ombo, menyediakan air irigasi untuk tiga kabupaten di Jawa Tengah dan memiliki luas genangan 6.570 hektar. Meskipun pembangunan bendungan besar di Pulau Jawa telah membawa banyak manfaat, namun juga menimbulkan dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat lokal.

Pembangunan bendungan telah menyebabkan perpindahan masyarakat lokal, perubahan ekosistem sungai, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Dampak sosial dan ekonomi dari pembangunan bendungan sangat menantang, dimana banyak komunitas menghadapi relokasi paksa, hilangnya mata pencaharian, dan perubahan praktik penggunaan lahan tradisional.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, pembangunan bendungan di Pulau Jawa tetap merupakan aspek penting dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia dan memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap dampak sosial dan lingkungan.

Bendungan Besar di luar Pulau Jawa

Bendungan di luar Pulau Jawa memiliki berbagai fungsi penting. Selain sebagai sumber daya air untuk irigasi dan pembangkit listrik, bendungan juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum dan keperluan industri.

Selain itu, beberapa sedimen juga menjadi objek wisata yang menarik, seperti Bendungan Batu Bulan di Bali dan Bendungan Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Namun, bendungan pembangunan juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, seperti yang akan dibahas pada paragraf berikutnya.

Dampak bendungan terhadap lingkungan dan masyarakat dapat beragam. Bendungan pembangunan dapat menyebabkan perubahan aliran udara dan habitat alami, serta mengancam keberadaan spesies yang hidup di sekitar sungai.

Selain itu, bendungan pembangunan juga dapat memaksa masyarakat setempat untuk pindah dari daerah asal mereka, yang dapat berdampak pada hilangnya tradisi dan budaya lokal. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dampak lingkungan sebelum membangun suatu bendungan dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.(Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.