3 Pakaian Adat Sulawesi Tenggara Berdasarkan Suku

oleh -0 Dilihat
Pakaian Adat Sulawesi Tenggara
image: nalar

Diskursusnetwork.com – Pakaian adat Sulawesi Tenggara terdiri atas beberapa jenis karena banyaknya suku yang mendiami provinsi tersebut.

Mulai dari suku Tolaki, Buton, Wawonii, Muna, dan Moronene. Setiap suku memiliki pengaruh terhadap pakaian adat, baik dari segi bentuk, warna, motif, maupun ornamen.

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi yang di Pulau Sulawesi dan kaya akan budaya. Masyarakat yang ada di daerah ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya serta adat istiadat yang sudah ada sejak zaman dulu. Namun, suku yang paling banyak di provinsi ini adalah Tolaki.

Suku-suku yang hidup di Sulawesi Tenggara selalu berupaya untuk hidup berdampingan dengan rukun meskipun memiliki layar belakang budaya yang sangat berbeda. Semaunya menjalankan adat masing-masing tanpa harus saling menjatuhkan. Jadi, meskipun banyak suku, tetap akan hidup damai.

Pakaian Adat Sulawesi Tenggara

Secara umum, Sulawesi Tenggara memiliki 3 jenis pakaian adat yang berasal dari suku yang berbeda. Pakaian adat ini digunakan pada waktu-waktu tertentu, terutama saat ada keperluan acara adat. Untuk mengetahui informasi terkait baju adat yang ada di Sulawesi Tenggara, baca uraian berikut ini.

1. Pakaian Adat Tolaki

Pakaian Adat Tolaki
image: detik

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa mayoritas suku yang ada di Sulawesi Tenggara adalah Tolaki. Pada zaman dulu, suku ini memiliki pakaian adat yang hanya bisa digunakan oleh tokoh adat, saudagar, bangsawan, maupun orang-orang yang memiliki status sosial yang tinggi.

Akan tetapi, saat ini baju adat tersebut sudah bisa digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat suku Tolaki tanpa terkecuali. Pakaian adat suku ini tergolong cukup populer dan digunakan saat acara pernikahan, upacara adat, atau acara-acara sakral lainnya.

a. Bahan

Pakaian adat Tolaki terbuat adari bahan serat pohon Dalisi, Otipulu, Usongi, atau Wehuka. Kayu dari pohon-pohon tersebut direbus terlebih dahulu kemudian direndam agar teksturnya menjadi lembut. Setelah itu, kayu akan dipukul-pukul hingga berbentuk lebar dan tipis.

Serat kayu lalu diambil dan dijahit untuk menjadi bahan dasar pembuatan pakaian. Para penjahit akan membuat pola seperti pakaian adat Sulawesi Tenggara yang digunakan suku Tolaki hingga nantinya dapat digunakan dan terlihat menarik.

b. Filosofi

Ada banyak warna yang digunakan dalam pakaian adat Tolaki. Pemilihan warna tersebut tidak serta merta dilakukan secara sembarangan, tetapi melalui pertimbangan nilai filosofis yang ada di dalamnya. Adapun makna dari setiap baju adat Tolaki yaitu sebagai berikut.

– Warna hitam, untuk pengurus adat dan melambangkan kemampuan dalam membina adat istiadat masyarakat setempat
– Warna coklat, biru, dan merah, untuk golongan bangsawan.
– Warna merah, melambangkan kesucian dalam masyarakat
– Warna putih, untuk tokoh adat yang melambangkan kesucian hati serta keluruhan bagi pemerintahan suku Tolaki

c. Pakaian Adat Pria

Pakaian adat Tolaki terbagi menjadi 2 jenis, yaitu untuk pria dan wanita. Pakaian adat yang digunakan pria disebut sebagai Babu Nggawi Langgai. Pakaian ini terdiri dari atasan lengan panjang berupa busana Babu Kandiu yang dilengkapi dengan pernak-pernik berwarna keemasan.

Sementara itu, bawahannya adalah celana panjang yang dikenal sebagai Saluaro Ala. Pakaian adat ini juga biasanya memiliki aksesoris tambahan berupa ikat pinggang atau Sulepe, ikat kepala atau Pabele, dan lain sebagainya.

d. Pakaian Adat Wanita

Nama pakaian adat Sulawesi Tenggara yang digunakan wanita suku Tolaki disebut sebagai babu Nggawi. Pakain ini terdiri dari Lipa Hinoru sebagai atas dan Roo Mendaa sebagai bawahan. Atasannya adalah potongan pendek satu bahu dan bawahan rok panjang hingga mata kaki.

Lipa Hinoru juga dilengkapi dengan manik-manik yang berwarna emas di bagian depan dengan motif khas Tolaki. Rambut wanita biasanya dihias dengan sanggul dengan bentuk seperti bunga kecil yang berkilau. Selain itu, menggunakan pakaian ini harus berdandan sesuai dengan aturan.

baca juga: Pakaian Adat Kalimantan Utara

2. Pakaian Adat Muna

Pakaian Adat Muna
image: antaranews

Suku lain yang juga hidup di Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Muna adalah suku Muna. Suku ini memiliki pakaian adat yang terlihat berbeda dengan pakaian adat secara umum dengan menggunakan sarung yang dikenal sebagai bheta.

a. Pakaian Adat Pria

Model pakaian adat Sulawesi Tenggara untuk kaum pria suku Muna terdiri dari 3 bagian utama. Mulai dari baju atasan yang disebut bhadu, bawahan sarung yang disebut bheta, serta celana yang dikenal sebagai Sala. Sarung (bheta) tersebut bercorak geometris horizontal yang berwarna merah.

Selain itu, para pria juga akan menggunakan penutup kepala (songkok) atau balutan kain (kampurui). Atasan pakaian adat dari Sulawesi Tenggara ini adalah lengan pendek dengan warna yang dominan putih. Selain itu, pria dari suku Muna juga menggunakan ikat pinggang.

Dalam hal ini, ikat pinggang tersebut berupa kain dengan corak batik dan ikat pinggang logam berwarna kuning. Fungsinya adalah sebagai penguat sarung sekaligus tempat untuk menyelipkan senjata tradisional.

a. Pakaian Adat Wanita

Wanita suku Muna menggunakan pakaian adat yang terdiri dari bheta, bhadu, serta kain yang dililitkan pada bagian pinggan yang dikenal sebagai kagogo. Bhadu tersebut biasanya terbuat dari kain satin yang berwarna merah atau biru dan bisa berbentuk lengan panjang atau pendek,

Bawahan pakaian adat wanita Muna adalah sarung hingga 3 lapis sekaligus. Lapisan pertama adalah rok putih (sarung) yang dililit di pinggang. Lapisan kedua adalah sarung untuk membalut baju atasan. Adapun lapisan ketiga digulung di bagian dada yang berada diantara ketiak.

3. Pakaian Adat Buton

Pakaian Adat Buton
image: cakraindonesia

Nah, pakaian adat Sulawesi Tenggara yang terakhir adalah dari suku Buton. Pakaian adat ini terlihat cukup sederhana dengan rumbai-rumbai yang ada di bagian ikat pinggang yang disebut kabokena tanga. Pakaian adat Buton biasanya digunakan sebagai busana sehari-hari maupun acara adat.

a. Pakaian Adat Pria

Sama halnya dengan pakaian adat provinsi Sulawesi Tenggara lainnya, pakaian suku Buton juga dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Pakaian adat pria terdiri dari sarung dengan ikat kepala berwarna biru dengan motif yang senada.

Cara menggunakan ikat kepala tersebut pun cukup unik, yaitu ditumpuk beberapa lipatan. Untuk anak-anak yang akan disunat, akan menggunakan pakaian adat yang disebut sebagai Ajo Tandaki yang secara khusus diperuntukkan bagi keturunan bangsawan.

b. Pakaian Adat Wanita

Para wanita suku Buton biasanya menggunakan pakaian adat Kombawa, yakni baju adat lengan pendek yang dihias dengan aksesoris kancing. Pakaian ini juga dilengkapi dengan berbagai jenis perhiasan, seperti anting-anting, gelang, maupun anting-anting dari emas.

Pulau Sulawesi termasuk dalam salah satu pulau besar di Indonesia yang memiliki 6 provinsi, termasuk Sulawesi Tenggara. Provinsi ini memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi keindahan alam, ras, suku, maupun budaya yang berkembang dan dipercaya oleh masyarakat setempat.

Kebudayaan tersebut memiliki kaitan yang erat dengan pakaian adat. Dalam hal ini, pakaian adat Sulawesi Tenggara dibedakan berdasarkan suku-suku yang hidup di provinsi tersebut. Mulai dari pakaian adat khusus suku Buton, suku Tolaki, maupun suku Muna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.