Madinah – Pada usia 94 tahun, Satini, seorang jemaah haji lansia dari Embarkasi Solo, membuktikan bahwa usia lanjut tidak selalu sinonim dengan kelemahan. Dengan semangat yang luar biasa, Satini berhasil menarik perhatian saat tiba di Hotel Louloat Aldiyafah, Madinah, pada hari Jumat (24/05/2024), meskipun mengalami penundaan penerbangan GA 6242.
Berbeda dengan banyak jemaah lansia lainnya, Satini memasuki hotel tanpa bantuan kursi roda atau pendamping. Ia berjalan dengan lancar, berbicara dengan jelas dan memiliki ingatan yang tajam. Dalam sebuah percakapan, Satini berbagi pengalaman selama penundaan penerbangan, di mana ia disuguhi makanan ayam goreng tepung. “Petugas haji sangat perhatian,” ucapnya dengan nada berterima kasih.
Satini ditemani oleh putrinya, Murtiwi, selama proses haji. Keduanya mendaftar untuk haji pada tahun 2013, bertahun-tahun setelah suami Satini meninggal. Ketika berbicara dengan Rahmat, anggota Media Center Haji (MCH) Daker Madinah, Satini dengan energetik menjawab setiap pertanyaan, menceritakan perjalanan hidup dan prosesnya menuju Tanah Suci.
Baca juga: Jemaah Haji Diimbau Laksanakan Umrah Setelah Cukup Beristirahat
Menyinggung tentang rahasia kebugarannya, Satini, yang berasal dari Kendal, menyatakan bahwa ia memakan hasil tani dari kebunnya sendiri yang ia kelola.
“Saya suka menanam, dan makanan favorit saya adalah sayur kelor dan ikan asin,” tutur Satini.
Impian untuk menunaikan ibadah haji telah lama ada dalam hatinya. Meski baru mendaftar pada 2013, kebijakan pemerintah yang mengutamakan lansia dalam kuota haji memungkinkan Satini untuk berangkat lebih cepat daripada jadwal antrean yang bisa mencapai 31 tahun di Jawa Tengah.
“Kalau menunggu 31 tahun lagi, saya mungkin tidak bisa berangkat lagi,” ujar Satini, mengungkapkan rasa syukurnya bisa berhaji di usia senjanya.(Nurhaeni Amir/ MCH 2024)
Baca informasi menarik lainnya di Google Berita
