Momen Megawati Soekarnoputri Bergetar dalam Rakernas PDIP Ke-5

oleh -0 Dilihat
megawati soekarmoputri
Ketua Umum PDI-Perjuangan, megawati Soekarnoputri dalam Rakernas ke 5. (pdiperjuangan)

Jakarta – Pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-5 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang berlangsung di Beach City International Stadium, Ancol, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, memberikan pidato politik yang penuh semangat. Rakernas yang mengusung tema “Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang” ini dihadiri oleh ribuan kader partai dari seluruh Indonesia pada Jumat (24/05/2024).

Dalam pidatonya, Megawati mengutip kata-kata dari berbagai tokoh spiritual dan intelektual seperti Nabi Muhammad SAW, Sidharta Gautama, dan Sindhunata, menggambarkan kondisi saat ini sebagai pertarungan antara kebenaran dan kekeliruan.

“Ia hanya mau orang mengerti, harapannya adalah matahari dan jagonya adalah penderitaannya sendiri,” kutip Megawati dari tulisan Sindhunata dengan suara bergetar, menegaskan bahwa penderitaan dan harapan harus menjadi satu untuk mencapai keadilan.

Megawati menekankan bahwa rakyat kecil tidak pernah kalah, mereka hanya menitipkan harapan mereka pada masa depan Indonesia yang subur dan makmur.

“Mereka wong cilik itu bukanlah kalah. Mereka hanya menitipkan rahasia penderitaan tempat tersimpannya harapan akan masa depan di negeri yang indah yang gemah, loh jinawi Indonesia Raya yang kita cintai,” ungkap Megawati, sambil menahan tangis seperti yang tertangkap dari channel youtube PDIP.

Baca juga: Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI

Pertanyaannya tentang siapa yang akan insaf disambut dengan teriakan nama “Jokowi” oleh hadirin, namun dia tidak memperdulikan dan melanjutkan pidatonya. Megawati menyerukan kepada seluruh kader PDIP untuk terus berjuang mengangkat harkat dan martabat para petani, buruh, dan nelayan, menegaskan bahwa ini bukan hanya slogan tetapi dasar keberpihakan partai.

Mengenang masa kepemimpinannya sebagai Presiden ke-5 Indonesia, Megawati berbicara tentang reformasi yang membawa perubahan signifikan pada struktur politik dan militer Indonesia. “Reformasi lahir sebagai koreksi menyeluruh terhadap watak pemerintahan otoriter, untuk mewujudkan negara hukum yang demokratis,” kata Megawati, menjelaskan bagaimana reformasi memisahkan TNI dan POLRI dan mendesak keduanya untuk bersikap netral dalam setiap pesta demokrasi.

Megawati juga memuji tokoh militer dan polisi Indonesia seperti Jenderal Pol Hoegeng yang dikenal dengan kesederhanaannya dan kedekatannya dengan rakyat. “Kapan polisi seperti Pak Hoegeng lagi ya?” tanya Megawati, menggambarkan keprihatinannya atas kondisi saat ini di mana TNI dan Polri terkadang terlibat dalam politik praktis.

Rakernas PDIP ini merupakan momen penting untuk menyatukan visi partai menjelang tahun-tahun politik yang akan datang, dengan fokus pada menjaga integritas dan mengedepankan kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan dan tindakan politik.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.