Sejarah Hari Buruh Mengenang Perjuangan Pekerja Sejak Revolusi Industri

oleh -0 Dilihat
Sejarah Hari Buruh

Diskursus Network – Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional, atau yang sering dikenal dengan sebutan May Day. Hari ini diakui sebagai momen penting untuk merenungkan perjuangan bersejarah dan pencapaian yang telah diraih oleh pekerja dan gerakan buruh. Sejarah May Day berakar pada tahun 1889, ketika sebuah federasi internasional dari kelompok sosialis dan serikat pekerja menetapkan tanggal tersebut sebagai hari solidaritas untuk pekerja, terinspirasi oleh Kerusuhan Haymarket di Chicago pada Mei 1886, yang menjadi simbol perjuangan hak pekerja.

Di Indonesia, Hari Buruh dirayakan sebagai hari libur nasional dengan berbagai aksi unjuk rasa yang diselenggarakan oleh pekerja untuk menyuarakan hak-hak mereka. Fenomena serupa juga terjadi di banyak negara lain; di Jerman, misalnya, Hari Buruh telah menjadi hari libur resmi sejak 1933, dan di Uni Soviet, peringatan ini digunakan sebagai alat untuk menginspirasi pekerja di seluruh Eropa dan Amerika Serikat untuk bersatu melawan kapitalisme. Tradisi ini juga memiliki akar sejarah dalam festival-festival pagan pedesaan Eropa, yang artinya telah bergeser seiring waktu menjadi simbol perjuangan pekerja modern.

BACA JUGA: Massa Buruh Aksi ‘May Day’ Ajukan 2 Tuntutan Dan 9 Alasan 

Sejarah Hari Buruh Internasional bermula dari Revolusi Industri abad ke-19, sebuah era yang ditandai dengan kondisi kerja yang memprihatinkan dan jam kerja yang panjang, yang menyebabkan ribuan kematian pekerja setiap tahun. Pada 1884, Federasi Perdagangan dan Serikat Pekerja Terorganisir Amerika, yang kemudian menjadi Federasi Buruh Amerika, mengadakan konvensi di Chicago yang memproklamasikan standar jam kerja delapan jam per hari, efektif mulai 1 Mei 1886. Dukungan terhadap proklamasi ini diperkuat oleh Knights of Labor, salah satu organisasi buruh terbesar di Amerika, yang mengajak pekerja untuk mogok dan berdemonstrasi.

Pada 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja dari 13.000 bisnis di seluruh Amerika meninggalkan pekerjaan mereka. Keadaan yang awalnya damai berubah menjadi rusuh pada 3 Mei karena bentrokan antara pekerja Chicago dan polisi. Keesokan harinya, sebuah unjuk rasa di Haymarket Square yang bertujuan memprotes pembunuhan dan penyerangan pekerja oleh polisi berakhir dengan tragedi dan memicu gelombang represi nasional. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Kerusuhan Haymarket, yang membangkitkan solidaritas internasional terhadap “Martir Haymarket.”

Pada 1890, lebih dari 300.000 orang mengikuti rapat umum May Day di London untuk menghormati para martir tersebut. Tanggal 1 Mei kini dianut secara global sebagai Hari Buruh, bukan hanya di negara-negara dengan pengaruh sosialis, melainkan sebagai simbol universal perjuangan pekerja di seluruh dunia.

Temukan informasi menarik lainnya Google Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.