Penentuan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal 1445H di Indonesia

oleh -0 Dilihat
Awal Bulan Ramadhan dan Syawal 1445H
Peta Ketinggian Hilal Saat Matahari Terbenam di Indonesia Senin, 8 April 2024. (BMKG)

Pasuruan – Tim dari Stasiun Geofisika Pasuruan dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengungkapkan temuan mereka terkait penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal 1445H di wilayah Indonesia, menjelaskan berbagai faktor yang menyebabkan perbedaan dalam penentuan awal bulan suci bagi umat Islam di Indonesia.

Bulan Ramadhan, yang ditunggu oleh umat Islam untuk beribadah puasa dari fajar hingga matahari terbenam, sering kali menyajikan perbedaan dalam penentuannya di Indonesia. Tahun ini, ada perbedaan pendapat tentang awal Ramadhan, dimana sebagian umat Islam memulainya pada 11 Maret 2024, dan sebagian lagi pada 12 Maret 2024.

Perbedaan Pendapat Awal Bulan Ramadhan dan Syawal 1445H dan Kriterianya

Perbedaan ini, menurut tim, berasal dari perbedaan kriteria dalam menentukan awal bulan Ramadhan. Terdapat tiga kriteria utama, yaitu Hisab (perhitungan astronomis), Rukyatul Global (pengamatan global), dan Imkanur Rukyat (pengamatan berdasarkan kriteria tertentu).

Baca juga: Viral, 8 April 2024 Gerhana Matahari Gelapkan Bumi 3 Hari?

Hisab, misalnya, mengandalkan wujudul hilal atau visibilitas sabit bulan baru setelah konjungsi berdasarkan perhitungan astronomis. Sementara itu, Rukyatul Global mengambil pendekatan bahwa jika hilal terlihat di suatu tempat di Bumi, maka seluruh dunia mengikuti hasil pengamatan tersebut, tanpa memandang nilai ketinggian hilal di daerah lain.

Imkanur Rukyat, di sisi lain, mengandalkan pengamatan lokal dengan standar minimal ketinggian hilal dan elongasi tertentu, seperti yang didefinisikan oleh kriteria MABIMS, yang mensyaratkan ketinggian hilal minimal 3° dan elongasi minimal 64°.

Potensi Perbedaan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal 1445H

Awal Bulan Ramadhan dan Syawal 1445H
Gambar 1. Peta Ketinggian Hilal Saat Matahari Terbenam di Dunia Senin, 8 April 2024. Gambar 2. Peta Ketinggian Hilal Saat Matahari Terbenam di Indonesia Selasa, 9 April 2024 (BMKG

Mengenai Syawal 1445H, tim menunjukkan bahwa terdapat potensi perbedaan berdasarkan kriteria yang digunakan. Misalnya, berdasarkan Hisab, jika ketinggian hilal pada 8 April 2024 bernilai negatif di Indonesia, maka bulan Ramadhan akan digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal akan jatuh pada 10 April 2024.

Namun, berdasarkan Imkanur Rukyat, dengan kriteria MABIMS yang memenuhi standar pada 9 April 2024, hilal kemungkinan besar akan terlihat di Indonesia, menandai awal 1 Syawal pada 10 April 2024.

Baca juga: Catat, Ini Jadwal Lengkap Ganjil Genap dan Satu Arah Mudik Lebaran 2024

Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya memahami dan menghormati perbedaan pendapat dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal, dengan tidak melecehkan pendapat lain. Tim berharap penelitian ini dapat membantu umat Islam di Indonesia untuk memahami dasar-dasar perbedaan penentuan awal bulan suci dan menghargai keberagaman pendapat yang ada.

“Sebagai seorang Muslim, wajib bagi kita untuk mengambil salah satu pendapat yang paling kuat bagi kita tanpa melecehkan pendapat lain,” ujar Rully Oktavia Hermawan, Kepala Stasiun Geofisika Pasuruan, menegaskan pentingnya kesatuan dan persaudaraan dalam menghadapi perbedaan.

Penyusunan analisis ini oleh tim dari Stasiun Geofisika Pasuruan dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menandai langkah penting dalam memahami dan menyebarkan pengetahuan tentang penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal di Indonesia, dalam upaya memperkuat ikatan kebersamaan dan pengertian di antara umat Islam di negeri ini.(DN)

Baca informasi menarik lainnya di Google Berita

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.