Jakarta – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menolak usulan penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk mendanai makan siang gratis. Retno Listyarti, Ketua Dewan Pakar FSGI, mengatakan usulan tersebut menunjukkan kegagalan memahami kebijakan dana BOS dan tujuan afirmatif BOS.
Retno mengatakan dana BOS terutama digunakan untuk mendanai belanja non-pegawai satuan pendidikan dasar dan menengah yang melaksanakan proyek wajib belajar. Secara hukum, dana BOS juga dapat digunakan untuk mendanai beberapa kegiatan lainnya.
“Namun, tidak ada ketentuan undang-undang yang memperbolehkan dana BOS digunakan untuk memberikan makan siang gratis kepada seluruh siswa setiap hari,” kata Retno dalam siaran pers tertulis yang dikeluarkan FSGI pada Minggu, 3 Februari 2024.
Baca juga: Program Makan Siang Gratis Akan Diambil Dari Dana BOS? Alasan Ini Mungkin Bisa Jadi Pertimbangan
Retno kembali menjelaskan bahwa Dana BOS merupakan program pemerintah Indonesia yang memberikan bantuan keuangan kepada sekolah negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Selama bertahun-tahun, dana tersebut digunakan untuk menutupi biaya operasional seperti gaji guru dan staf, kebutuhan mengajar seperti buku, kertas, alat tulis kantor, dan kebutuhan lain seperti listrik, air, dan biaya pemeliharaan gedung sekolah.
Sedangkan Dana Afirmatif BOS merupakan program yang dialokasikan pemerintah pusat kepada satuan pendidikan dasar dan menengah di daerah miskin. Tujuannya untuk membantu meningkatkan mutu pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan pemerintah di daerah miskin, daerah perbatasan, dan daerah terpencil.
Ringkasnya, Retno atas nama FSGI menolak pemberian makan siang gratis yang diumumkan untuk dimasukkan dalam rencana kerja 2025. (DN)
