7 Tradisi Unik Tahun Baru Islam di Sejumlah Daerah

oleh -0 Dilihat
7 Tradisi Unik Tahun Baru Islam di Sejumlah Daerah
Tahun hijriah yang dimulai pada bulan Muharram ini dirayakan dengan berbagai macam tradisi unik di beberapa daerah Indonesia.

Jakarta- Tahun baru hijriah atau tahun baru Islam digunakan oleh umat Islam untuk menetapkan waktu penanggalan. Penanggalan Hijriah didasarkan pada peristiwa hijrah, yaitu perpindahan Nabi dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Ternyata, pada momen ini, ada tradisi unik tahun baru Islam di sejumlah daerah.

Tahun islam yang dimulai pada bulan Muharram ini dirayakan dengan berbagai macam tradisi unik di beberapa daerah Indonesia. Masing-masing perayaan tentu saja berbeda tergantung dengan adat dan tradisi. Kamu penasaran seperti apa cara masyarakat Indonesia merayakan momen tahun baru Islam?

Tradisi Unik Tahun Baru Islam di Sejumlah Daerah Indonesia

1. Pawai Obor
Di beberapa daerah Indonesia, ada tradisi bernama Pawai Obor untuk menyemarakkan tahun baru Islam. Tradisi pawai obor untuk menyambut tahun baru Hijriyah menjadi salah satu tradisi yang cukup umum dilakukan di beberapa daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Pawai Obor
Foto: Canva

Pawai obor ini biasanya dilakukan pada malam pergantian tahun baru Hijriyah atau tahun baru islam, yang jatuh pada bulan Muharram. Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul bersama dan membentuk kelompok atau barisan yang memegang obor. Mereka kemudian berjalan keliling desa atau kota sambil membawa obor tersebut.

Pawai ini sering diiringi oleh nyanyian, zikir, atau kalimat-kalimat tasbih yang memuji Allah. Tujuan dari pawai obor ini adalah untuk menyambut tahun baru Hijriyah dengan semangat keagamaan dan kebersamaan. Selain itu, pawai obor juga dianggap sebagai bentuk syukur atas berakhirnya tahun yang lalu dan doa untuk mendapatkan berkah di tahun yang baru.

2. Tradisi Bubur Suro
Bubur Suro juga menjadi salah satu tradisi unik tahun baru Islam di sejumlah daerah terutama Jawa. Bubur Suro merupakan bubur yang biasanya terbuat dari beras atau ketan yang dimasak dengan tambahan beberapa bahan lain seperti kelapa parut, gula merah, dan rempah-rempah.

Tradisi Bubur Suro
Foto: Ilustrasi Canva

Namun, yang membuatnya khas adalah adanya tambahan bahan seperti daun sirih, daun jeruk, dan kacang tanah yang diolah sedemikian rupa untuk memberikan rasa dan aroma yang khas. Tradisi membuat bubur Suro dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat setempat,

Bubur Suro memiliki makna simbolis yang dalam. Selain sebagai sajian untuk bersama-sama menyambut tahun baru Islam, bubur Suro juga dianggap sebagai sarana untuk berdoa dan memohon berkah serta perlindungan dari Allah SWT untuk menjalani tahun yang baru dengan baik.

3. Sedekah Gunung Merapi
Sedekah Gunung Merapi merupakan salah satu tradisi unik tahun baru Islam di sejumlah daerah yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Lencoh, Boyolali. Gunung Merapi, yang merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, memiliki makna spiritual dan keagamaan yang dalam bagi masyarakat sekitarnya.

Sedekah Gunung Merapi
Foto: Ilustrasi Canva

Pada tradisi Sedekah Gunung Merapi, masyarakat berkumpul untuk melakukan sedekah dengan melarungkan kepala kerbau. Masyarakat secara bersama-sama mengarak kepala kerbau tersebut. Tujuannya adalah untuk berbagi kebahagiaan dan berkat kepada sesama serta untuk memperoleh keberkahan di awal tahun baru Hijriyah.

Selain itu, tradisi Sedekah Gunung Merapi juga dianggap sebagai wujud penghormatan dan penghormatan terhadap alam, terutama Gunung Merapi yang dianggap sebagai tempat tinggal roh-roh leluhur. Puncak dari tradisi ini adalah, masyarakat bersama-sama makan dan berdoa.

4. Tapa Bisu
Tradisi Tapa Bisu atau sering disebut juga dengan “Tapa Wicara” merupakan sebuah tradisi keagamaan dan spiritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta. “Tapa” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “meditasi” atau “berpuasa”, sedangkan “Bisu” berarti “diam” atau “tidak berbicara” dalam bahasa Jawa.

Tapa Bisu
Foto: Ilustrasi Canva

Jadi, orang yang melakukan ritual ini tidak berbicara sama sekali. Tradisi Tapa Bisu seringkali diadakan oleh masyarakat pada hari 1 Muharram dengan cara keliling benteng keraton. Saat mengelilingi benteng keraton, orang yang melakukan ritual dilarang mengucapkan sepatah kata pun.

Adapun jarak yang harus dilalui oleh masyarakat yang melakukan ritual Tapa Bisu adalah sekitar 7 km. Jadi, selama 7 km ini, mereka tidak berbicara apapun. Pelaksanaan ritual ini dimulai dari halaman Keben untuk kemudian melalui beberapa jalan. Tradisi tahun baru Islam di Indonesia ini sebenarnya dilakukan oleh abdi dalem keraton, namun belakangan masyarakat luas pun juga turut mengikuti ritual ini setiap 1 Muharram.

5. Grebeg Suro
Grebeg Suro merupakan salah satu tradisi budaya yang sangat terkenal di Ponorogo, Jawa Timur. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan Muharram, khususnya pada hari pertama bulan tersebut, untuk menyambut tahun baru Islam.

Grebeg Suro
Foto: Antara

Dalam perayaan Grebeg Suro, masyarakat Ponorogo mengadakan berbagai macam kegiatan yang meriah termasuk upacara adat, pertunjukan seni tradisional, serta pawai dengan menggunakan kostum tradisional dan ornamen-ornamen khas.

Salah satu yang paling mencolok adalah adanya parade ogoh-ogoh atau patung-patung raksasa yang dibuat dengan detail dan diarak di sepanjang jalan. Tujuan dari Grebeg Suro adalah untuk mengingatkan masyarakat akan nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan, serta untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.

Selain itu, Grebeg Suro juga dianggap sebagai bentuk rasa syukur atas berkah dan perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT kepada masyarakat. Tradisi Grebeg Suro yang ada di Ponorogo ini menjadi bagian penting dari identitas budaya dan keagamaan masyarakat setempat.

6. Ngadulag
Tradisi unik tahun baru islam di sejumlah daerah selanjutnya datang dari kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tradisi satu ini sering dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menyambut pergantian tahun 1 Muharram sebagai wujud rasa syukur masyarakat muslim.

Ngadulang
Foto: Instagram

Tradisi Ngadulag biasa digelar langsung oleh pemerintah Sukabumi sebagai wujud untuk merayakan Tahun Baru Islam. Adapun kegiatan yang diisi dari tradisi Ngadulag ini berupa aksi menabuh bedug dan bahkan pemerintah kerap membuat lomba tabuh bedug,

Jadi, bukan hanya momen Lebaran saja yang diisi dengan lomba menabuh bedug. Masyarakat Sukabumi juga menggelar lomba tabuh bedug untuk memeriahkan pergantian tahun baru dan pemerintah setempat pun selalu mendukung penuh tradisi Ngadulang hingga hari ini.

7. Ziarah Gunung Tidar
Selanjutnya, ada tradisi unik tahun baru Islam di sejumlah daerah berupa ziarah Gunung Tidar yang dilakukan oleh umat Islam di daerah Magelang, Jawa Tengah, khususnya pada bulan-bulan awal dalam penanggalan Hijriyah, seperti bulan Muharram dan Rabi’ul Awal. Gunung Tidar sendiri merupakan sebuah gunung yang memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat.

Ziarah Gunung Tidar
Foto: Instagram

Tradisi ziarah ini biasanya dilakukan dengan mendaki Gunung Tidar untuk mencapai puncaknya, Di puncak ini terdapat beberapa makam pendiri Islam yaitu Kyai Sepanjang, Semar dan Syekh Subakir. Jadi, selain mendaki, peziarah juga berdoa, berzikir, dan memohon berkah di makam tersebut.

Bagi masyarakat setempat, ziarah Gunung Tidar bukan hanya sekedar perjalanan fisik, tetapi juga merupakan bentuk ibadah dan kebersamaan dalam merayakan momen keagamaan yang penting.

Unik dan menarik sekali bukan tradisi-tradisi yang dimiliki oleh beberapa daerah di Indonesia dalam rangka menyambut tahun baru Islam? Masih banyak tradisi unik tahun baru Islam di sejumlah daerah lainnya yang tidak kalah menariknya. Apakah di daerahmu masih menjalankan tradisi ini? (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.