Alasan Konsumsi Daging Anjing Tinggi di Solo dan Upaya Mengatasi

oleh -0 Dilihat
Alasan Konsumsi Daging Anjing Tinggi di Solo dan Upaya Mengatasi
Pemerintah sudah melarang daging anjing untuk dikonsumsi sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2012 yang membahas tentang bahan pangan layak konsumsi.

Jakarta- Mengapa konsumsi daging anjing tinggi di Solo? Adanya kasus penyelundupan sekitar 226 anjing dari Subang, Jawa Barat dengan tujuan Solo, Jawa Tengah sempat menggegerkan warganet. Pasalnya, ratusan anjing tersebut diklaim ingin dijadikan olahan makanan di sejumlah warung yang ada di Solo.

Tingginya minat masyarakat Solo dalam mengonsumsi daging anjing memang membuat banyak pihak merasa terheran-heran. Padahal pemerintah sendiri sudah melarang daging anjing untuk dikonsumsi sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2012 yang membahas tentang bahan pangan layak konsumsi.

Tentunya ada berbagai spekulasi bermunculan akibat tingginya angka konsumsi daging di Solo. Hal ini juga sudah mendapatkan respon dari pemerintah daerah Solo. Sejumlah pihak menjelaskan beberapa alasan yang melatarbelakangi angka konsumsi daging anjing di Solo terus melonjak tiap tahunnya.

1. Kuliner Turun Menurun
Di tengah maraknya konsumsi daging sapi di Indonesia, justru di Kota Solo malah booming konsumsi daging anjing lho. Hal ini membuat publik berfikiran negatif mengenai kebiasaan warga Solo yang dianggap sudah melanggar peraturan perundang-undangan konsumsi pangan.

Mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menjelaskan bahwa daging anjing ternyata sudah menjadi tradisi di Kota Bengawan. Khususnya kawasan Kampung Lor dan Baki, Sukoharjo yang menyediakan banyak sekali kuliner daging anjing dengan berbagai olahan kreatif.

konsumsi daging anjing
Foto: Canva

Kamu harus tahu, ada kuliner anjing yang sangat melegenda di Solo mulai tahun 1940. Namanya “Mitro Jologug” yang menyediakan hidangan “sate anjing” atau “sate jamu”. Sampai saat ini kuliner dilanjutkan anak cucu dan pemerintah tidak dapat berbuat banyak untuk menghentikannya.

2. Tradisi Makan Daging Anjing
Mengapa konsumsi daging anjing tinggi di Solo? Alasan kedua karena adanya catatan sejarah yang menunjukkan tradisi makan daging anjing di Solo Raya. Tradisi makan daging anjing sudah muncul sejak abad ke-19, sehingga membuat tingkat konsumsi dagingnya tinggi se-Jawa Tengah.

Dog Meat Free Indonesia (DMFI) tahun 2020 berhasil menyelidiki dan memberikan laporan bahwa, sudah ada 13.700 anjing dibantai di Solo Raya untuk dikonsumsi. Data tersebut seolah memperkuat Solo menjadi kawasan paling tinggi konsumsi daging anjing sehari-harinya.

Tradisi yang mendarah daging selama ratusan tahun membuat warga Solo sulit meninggalkan kebiasannya tersebut. Budaya mabuk-mabukan dan menjadikan daging anjing sebagai camilan sudah ada sejak zaman nenek moyang, sehingga melekat dalam diri sebagian masyarakat Solo.

3. Banyak Warung Menjual Kuliner Daging Anjing
Sampai saat ini, olahan daging anjing masih dikonsumsi oleh masyarakat Solo Raya. Berdasarkan hasil pendataan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispertan KPP) Kota Solo memiliki sekitar 22 warung yang mengonsumsi olahan daging anjing di pinggir jalan.

Warung Menjual
Foto: Canva

Kenapa anjing dikonsumsi? Pertanyaan tersebut seolah membuat banyak orang berfikir negatif tentang masyarakat Solo serta pemerintahannya. Daerah yang sedang dipimpin Wali Kota Gibran Rakabuming ini kini menjadi sorotan warganet semenjak muncul kasus penyelundupan anjing.

Menurut interview yang sudah dilakukan oleh Pemda, puluhan warung per harinya membutuhkan pasokan sekitar 84 ekor anjing. Biasanya puluhan warung memilih untuk menyembelih sendiri dan lainnya mengambil pasokan daging dari warung besar. Bagaimana menurutmu?

4. Tingginya Minat Warga Solo Konsumsi Daging Anjing
Pemerintah Daerah Kota Solo, Jawa Tengah telah mengupayakan berbagai cara untuk membuat tingkat konsumsi daging anjing menurun. Sayangnya hal ini tidak mudah dilakukan, apalagi minat warga Solo akan daging anjing kian meningkat karena diklaim memiliki rasa enak dan lezat.

Mengapa konsumsi daging anjing tinggi di Solo? Karena memang kebiasaan mengonsumsi daging anjing sulit dirubah secara menyeluruh oleh pemerintah setempat. Kebijakan bisa berkaitan dengan berbagai dimensi baik politik, sosial, ekonomi, hukum, dan budaya setempat.

Padahal pemerintah sering menghimbau masyarakat bahwasannya, mengonsumsi daging anjing melanggar peraturan Undang-Undang. Apalagi pemotongan anjing disana dilakukan tanpa aspek teknis kesehatan, sehingga dikhawatirkan daging anjing berpotensi menularkan penyakit bahaya.

5. Banyak Oknum Penyelundupan Anjing Ilegal
Di Kota Solo sebenarnya sudah jarang ditemukan anjing lokal, namun anehnya masih banyak bertebaran warung yang menjual kuliner daging anjing. Dari mana mereka dapat pasokan daging anjing? Ternyata masih banyak oknum yang menjual anjing secara ilegal tanpa izin jelas.

Anjing Ilegal
Foto: Canva

Mengapa konsumsi daging anjing tinggi di Solo? Karena minat masyarakat tinggi serta masih banyak bertebaran kuliner daging anjing. Pemilik warung mendapat stok anjing peliharaan dari oknum ilegal yang mendatangkannya dari daerah Tasikmalaya, Jawa Barat.

Adanya penyuplai ratusan ekor anjing setiap pekan di warung-warung yang berada di Kota Solo membuat tingkat konsumsi daging disana sulit dihentikan. Ratusan anjing memang sengaja dipesan oleh masyarakat, oleh sebab itu bisa langsung laku saat didatangkan ke Solo nantinya.

Upaya Pemerintah Hentikan Konsumsi Daging Anjing di Solo

Di tengah maraknya konsumsi daging ayam di Indonesia, ternyata pemerintah Jawa Tengah sibuk mengupayakan turunnya minat warga Solo mengonsumsi daging anjing. Kira-kira apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk menghentikannya?

1. Intruksi Melarang Konsumsi Daging Anjing
Sebenarnya upaya pemerintah menghentikan konsumsi daging anjing di Solo sudah dilakukan sejak lama. Pada tahun 2019 lalu, Ganjar Pranowo yang masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah sudah mengeluarkan “stiker larangan” untuk mengonsumsi daging anjing.

Ganjar Pranowo menegaskan “anjing bukanlah binatang untuk dikonsumsi, bahkan kebijakan secara resmi diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012”. Ganjar Pranowo juga ikut menginisiasi area kabupaten untuk melakukan sidak kuliner daging anjing untuk segera ditutup.

2. Penyuluhan Bahayanya Daging Anjing
Mengapa konsumsi daging anjing tinggi di Solo? Salah satu penyebabnya karena konsumsi daging anjing menjadi tradisi turun temurun. Hal inilah yang membuat pemerintah kesulitan dalam menuntaskan masalah konsumsi daging anjing di Solo. Lalu bagaimana upaya selanjutnya?

Selain memberikan intruksi larangan konsumsi daging anjing melalui berbagai media, Pemerintah Daerah Solo juga melakukan penyuluhan secara berkala. Pemerintah mengatakan daging anjing bisa menyebabkan rabies, cacingan, infeksi kolera, radang pembuluh darah, dan penyakit kronis.

3. Menutup Warung Kuliner Daging Anjing
Tingginya peredaran olahan daging anjing di Jawa Tengah perlu mendapatkan penanganan serius oleh pemerintah. Pasalnya, memang banyak pihak yang mendesak pemerintah Jawa Tengah untuk menghentikan jual beli anjing dan konsumsi daging anjing khususnya di kawasan Solo Raya.

Menutup Warung
Foto: Canva

Pemerintah mengajak masyarakat yang terlanjur membuka warung olahan daging anjing untuk beralih profesi. Mereka bisa jual aneka daging layak konsumsi seperti ayam dan sapi yang sudah terbukti memiliki kandungan gizi baik. Lalu bagaimana upaya tegas yang dilakukan?

Setidaknya ada 82 warung di Kota Solo yang menjual aneka olahan daging anjing, oleh sebab itu segera ditertibkan oleh pemerintah daerah. Baru-baru ini pihak kepolisian juga menghentinkan tindakan jual beli anjing ilegal, sehingga bisa menghentikan maraknya konsumsi daging anjing.

Mengapa konsumsi daging anjing tinggi di Solo? Konsumsi daging anjing dianggap tradisi turun temurun oleh warga Solo, sehingga sulit dihilangkan. Meskipun begitu, pemerintah Jawa Tengah terus mengupayakan agar maraknya konsumsi daging anjing di Solo Raya bisa dihentikan secara optimal. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.