Sisi Lain Freeport dan Dampaknya Untuk Masyarakat Papua

oleh -0 Dilihat
freeport
Foto: ptfi.co.id

Jakarta- Sisi lain Freeport dan dampaknya untuk Papua memang menjadi informasi yang harus dipahami oleh masyarakat. Mengingat bahwa Freeport membuang limbah tambang area hulu sungai Ajkwa sejak dari tahun 1995. Sedangkan di setiap harinya rata-rata memproduksi limbah 230.000 ton.

Semua tanah yang dikeruk lalu diolah hanya mengandung mineral mineral sebanyak 3%. Sedangkan sisanya sebagian besar akan dibuang. Melimpahnya tailing Freeport bisa menimbulkan adanya pencemaran air dan kerusakan hutan maupun kebun sagu yang membuat masyarakat terisolasi.

Sisi Lain Freeport dan Dampaknya untuk Papua

Para masyarakat belum memahami dan terlena karena pihak dari perusahaan tambang emas tersebut selalu memberikan santunan, rajin membagi-bagikan uang untuk para penduduk dengan jumlah nilai 85 miliar per tahunnya.

Sementara dana
Foto: ptfi.co.id

Sementara dana kompensasi tersebut disalurkan melalui pemerintah, provinsi Papua, kabupaten Timika dan lembaga masyarakat. Ketika sudah memegang mayoritas saham Freeport melalui PT Indonesia Asahan Aluminium, pemerintah harus siap menanggung segala jenis konsekuensinya.

Tidak sampai di situ saja, pemerintah harus membuktikan bahwa perusahaan tersebut dapat mengelola limbah dengan baik. Artinya bahwa kerusakan lingkungan yang besar harus dilakukan pencegahan.

Selain itu, peta jalan penyelesaian masalah dari limbah hasil kesepakatan antara PT. Freeport dan kementerian lingkungan hidup harus benar-benar dijalankan. Urusan yang akan segera dibereskan yaitu pengurangan sedimen non tailing pada area tambang.

Ada juga pembangunan tanggul baru pada bendungan penampungan dengan tujuan supaya tailing tidak merembes jauh. Jika dilihat dari segi lingkungan, ada pilihan menurunkan produksi untuk mengurangi tailing.

Hal ini mungkin masuk akal, akan tetapi jika dihitung secara ekonomi lain, produksi Freeport akan menurun. Pemasukan untuk negara pun juga akan merosot. Pihak pemerintah perlu membuktikan bahwa investasi dari pembelian saham PT Freeport harus segera kembali atau balik modal.

Pemerintah harus bisa menyelesaikan segala jenis pekerjaan PT Freeport tanpa harus menyalahkan pihak lain. Dari sini pemerintah bisa memastikan tragedi lingkungan yang disebabkan karena limbah perusahaan tersebut agar tidak terulang kembali.

Dampak Limbah Tailing Freeport Bagi Masyarakat Papua

Limbah tailing merupakan sisa proses pengolahan tambang dari PT Freeport Indonesia. Hal ini sudah merusak sungai-sungai yang ada di kawasan Mimika. Sedangkan limbah tailing tersebut sudah mengisi sungai-sungai. Hal ini menjadikan para masyarakat Papua mengalami kesulitan hidup.

Seperti krisis air bersih yang sering kali terjadi di berbagai kampung di wilayah tersebut, ada beberapa permasalahan yang dirasakan oleh para masyarakat Papua. Berikut ini sisi lain Freeport dan dampaknya untuk Papua, yaitu:

1. Sulit Memperoleh Air Bersih

Air Bersih
Foto: ptfi.co.id

Biasanya untuk memperoleh air bersih yang digunakan untuk memasak masyarakat hanya mengandalkan air hujan. Seperti untuk mengkonsumsi minum, makan, memasak, mandi, mencuci baju atau yang lainnya.

Jika persediaan air hujan sudah habis, maka para warga harus memacu perahu hingga 30 km untuk bisa mencari air di rawa-rawa atau di sungai sekitar. Banyak masyarakat yang menghabiskan waktu hingga 5 jam berjalan untuk mencari sumber air bersih agar bisa melakukan aktivitas air.

Sedangkan air sungai yang ada di muara sudah tidak bersahabat lagi dengan anak-anak kampung, karena beberapa dari anak-anak menderita penyakit kulit yang gatal. Bahkan ada juga benjolan di wajah, kedua tangannya juga dipenuhi bentol dan ruam.

Petugas dari kesehatan Puskesmas Pembantu Kampung mengatakan bahwa anak-anak dan masyarakat yang mengalami penyakit kulit terjadi sejak Desember 2022 yang lalu, hal ini diduga dikarenakan adanya pencemaran lingkungan yang kotor.

Di beberapa tahun yang lalu kondisinya tidak seperti ini. Sedangkan sekarang mandi di laut saja mereka bisa langsung gatal-gatal. Hal ini dikarenakan dari Sisi lain Freeport dan dampaknya untuk Papua.

2. Perahu Nelayan Mengalami Kerusakan
Banyaknya limbah tailing di sungai maka menjadikan perahu-perahu nelayan mengalami kerusakan di bagian mesinnya. Sangat disayangkan sekali bahwa PT.

Freeport tidak menemukan jalan keluar untuk bisa mengatasi permasalahan ini. Bahkan Freeport juga tidak bersedia membangun jembatan di atas sungai untuk limbah tailing tersebut dan membantu masyarakat supaya tetap bisa beraktivitas.

3. Mempersulit Aktivitas Masyarakat Papua
Banyak mama-mama dari kampung yang membawa jualannya seperti umbi-umbian atau hasil tangkapan mereka berburu dan bawaannya tersebut hanya tenggelam di lumpur tersebut. Hal ini dikarenakan adanya pendangkalan hingga hari ini yang semakin bertambah parah.

4. Menghambat Perjalanan Masyarakat
Akibat limbah yang mencemari lingkungan hidup para masyarakat Papua, menjadikan anak-anak dan orang tua mengalami gatal-gatal. Akan tetapi mereka tidak memiliki kesempatan untuk membawanya ke rumah sakit.

Perjalanan Masyarakat
Foto: ptfi.co.id

Hal ini dikarenakan sungai yang dijadikan sebagai jalur utama dipenuhi dengan limbah tailing. Apabila tidak melewati sungai tersebut, otomatis menjadikan perjalanan menjadi lebih panjang dan harganya pasti lebih mahal.

Mereka harus menempuh laut dengan biaya BBM yang pada biasanya membutuhkan 40 liter, sekarang menjadi 90 liter. Untuk bisa sampai ke lautan mereka membutuhkan waktu antara 3 sampai 4 jam.

5. Berdampak Terhadap Mata Pencaharian
Sisi lain Freeport dan dampaknya untuk Papua juga berpengaruh terhadap mata pencaharian dari masyarakat tradisional. Salah satunya yaitu mencari ikan menurut masyarakat setempat laut sudah tercemar.

Sehingga menimbulkan penyakit bagi anak-anak yang mempunyai kulit sensitif. Selain itu juga banyak ikan yang mati disebabkan karena pencemaran dari dampak Freeport itu sendiri.

6. Pasang Surut Sungai Lebih Cepat
Memang PT. Freeport Indonesia memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat yang ada di setempat. Sementara tailing yang dibuat oleh PT. Freeport ini melalui sungai Ajkwa yang mengalir hingga 120 km menuju Laut Arafuru.

Sedangkan perairan lepas sedimen tailing tersebut terbawa oleh gelombang pasang surut sampai ke mana-mana. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya pasang surut terjadi lebih cepat. Sehingga membuat muara sungai lebih dangkal, salah satunya yaitu sungai Ohotya.

Sisi lain Freeport dan dampaknya untuk Papua yaitu Pendangkalan tersebut terjadi secara perlahan-lahan yang menjadikan masyarakat adat, pesisir mimika menjadi kehilangan tangkapan ikan karena ikan habis. Ikan yang dulunya berukuran besar sekarang berukuran kecil dan kurus.

7. Pohon Sagu Rusak
Air pasang yang telah bercampur dengan sedimen tailing menjadikan pohon sagu mengalami kerusakan bahkan mati. Padahal sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat Kamoro atau Adat Sempan.

Pohon Sagu Rusak
Foto: ptfi.co.id

Apabila diolah menjadi tepung sagu maka pohon dari sagu yang ada di Ohotya mampu menghasilkan endapan tepung yang bertekstur kasar, kehitaman. Hal ini pun juga memiliki aroma yang tidak sedap. Sebenarnya pohon sagu tersebut sudah tidak layak.

Akan tetapi masyarakat masih mengkonsumsinya untuk memenuhi kebutuhan perut. Biasanya sagu bisa bertahan sampai 1 bulan, akan tetapi sekarang tidak bisa karena hanya bertahan satu sampai dua minggu di dalam rumah. Kondisinya tidak busuk, namun menjadi keras dan baunya tidak enak.

Sisi lain Freeport dan dampaknya untuk Papua memang tidak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Akan tetapi mereka tidak ingin berpindah rumah. Mengingat bahwa kampungnya merupakan tanah adat dari leluhur.

Sehingga mereka tetap bertahan menjalani kehidupan dalam keterbatasan dan ancaman. Sedangkan hidup di Ohotya bukanlah perkara yang mudah. Banyak dampak negatif yang dirasakan masyarakat. Termasuk tidak memiliki air yang bersih. Bahkan dikatakan air tersebut sudah tidak layak dipakai. (Red, DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.