Daftar Alutsista Indonesia yang Kondisinya Sudah Usang

oleh -0 Dilihat
Alutsista Indonesia
Foto: Instagram @alutsista.indonesia

Jakarta- Daftar alutsista Indonesia yang sudah usang cukup banyak, dan bahkan bisa dikatakan 50% sudah usang. Sebagai contoh, kapal perang yang dimiliki Indonesia kebanyakan diproduksi tahun 70-an. Seperti KRI Fatahillah, KRI Kapitan Pattimura, KRI Bung Tomo dan KRI Ahmad Yani.

Kondisi alutsista tersebut tentunya perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat Indonesia termasuk negara kepulauan dengan wilayah perairan yang sangat luas. Berbagai ancaman dari wilayah laut, udara maupun darat bisa saja terjadi kapan saja sehingga harus diantisipasi sejak dini.

Seperti yang diketahui, kebutuhan alutsista modern dalam sistem pertahanan dan keamanan suatu negara sangatlah penting. Namun sayangnya, saat ini ada banyak alutsista Indonesia yang sudah usang dan bahkan dikatakan mencapai 50%.

TNI AL
Foto: Instagram @alutsista.indonesia

Masalah anggaran menjadi salah satu penyebab utama mengapa Indonesia masih menggunakan alutsista yang usianya sudah tua dan bahkan usang. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah daftar alutsista Indonesia TNI AL yang kondisinya sudah usang:

1. KRI Fatahillah (361)
Alutsista Kapal TNI AL yang bernama KRI Fatahillah merupakan korvet yang dilengkapi dengan rudal. Kapal ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1977 dan ditugaskan pada Juli 1979. Sistem persenjataannya adalah meriam otomatis, meriam anti pesawat, peluncur roket anti kapal selam dan peluncur torpedo ringan.

2. KRI Ahmad Yani (351)
Awalnya kapal perang ini merupakan milik Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang kemudian dijual ke Indonesia berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 1986. Kapal kelas Van Speijk tersebut kemudian berganti nama menjadi KRI Ahmad Yani (351).

TNI AD
Foto: Instagram @alutsista.indonesia

3. KRI Cakra (401)
Kapal selam kelas Cakra dibeli dari Jerman dan ditugaskan untuk TNI AL pada tahun 1980-an. Pada tahun 2020, kapal selam ini telah menjalani berbagai perawatan dan upgrade dengan biaya mencapai USD 40 juta untuk memperpanjang usianya sehingga bisa mencapai di atas 2024.

4. Meriam Anti Pesawat M1939 61-K AA
Meriam anti pesawat yang dibuat pada tahun 1950-an ini termasuk salah satu yang kondisinya sudah usang. Untuk mengoperasikan meriam ini peluru diisikan secara manual dan bidikan dilakukan dengan mata kasar sehingga hanya efektif untuk penggunaan di siang hari.

5. Meriam S-60
Meriam Bofors 40mm terpasang di kapal-kapal FPB-57, frigate kelas Fatahillah, KCR kelas Dagger, Landing Platform Dock (LPD) kelas Makassar hingga Landing Ship Tank (LST) kelas Teluk Banten. Alutsista ini dimodifikasi agar mudah membidik menggunakan rudal Rapier sebagai alat kendali tembak.

6. Tank Amfibi PT-76
Daftar alutsista TNI AL yang sudah usang berikutnya adalah Tank Amfibi PT-76 yang digunakan secara resmi oleh kesatuan kavaleri TNI atau ABRI sejak tahun 1964. Tank dengan kapasitas 3 awak ini merupakan buatan Uni Soviet. Saat ini ada 90 unit Tank Amfibi PT-76 yang digunakan Korps Marinir TNI.

7. LVT (Landing Vehicle Tracked) – 7A1
Alutsista milik TNI AL yang satu ini merupakan buatan Amerika Serikat yang diproduksi pada tahun 1983. Sebanyak 10 unit tank amfibi LVT – 7A1 telah dihibahkan Pemerintah Korea Selatan untuk Indonesia pada tahun 2009. LVT – 7A1 sendiri memiliki performa yang sekelas dengan BTR 60 dan PT 76 milik Indonesia.

8. Amfibi PTS
Rantis Amfibi PTS merupakan kendaraan amfibi buatan Uni Soviet yang diproduksi pada tahun 1965. Dengan panjang kendaraan mencapai hampir 12 meter dengan lebar 3,32 meter, Amfibi PTS menjadi kendaraan amfibi terbesar yang digunakan TNI. Indonesia membeli Amfibi PTS ini pada tahun 1990-an.

Bukan hanya alutsista TNI AL saja yang sebagian kondisinya sudah usang, dalam jajaran kesatuan TNI AU juga terdapat beberapa jenis alutsista yang sudah cukup berumur namun masih tetap dioperasikan. Diantaranya adalah seperti berikut:

1. Zastava M55 Triple Gun
Senjata anti pesawat otomatis ini diproduksi di Yugoslavia pada tahun 1955. Zastava M55 termasuk jenis triple autocannon anti pesawat 20 mm. Alutsista dengan tiga laras ini memiliki daya hancur yang kuat untuk menghadapi target helikopter atau pesawat yang terbang rendah.

2. Hercules C-130 B
Hercules C-130 merupakan salah satu daftar peralatan tempur TNI AU yang masih digunakan . Pesawat yang diproduksi tahun 1954 ini dibeli Indonesia dari Amerika Serikat sebanyak 10 unit. Bahkan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) merupakan pengguna pertama Hercules C-130 B selain Angkatan Udara AS.

3. Hawk 209
Pesawat tempur ringan yang dimiliki TNI AU ini merupakan buatan Inggris dan dibeli pada tahun 1995. Meskipun pembeliannya cukup kontroversi, karena ada yang menganggapnya baru dan ada pula yang menyebut bekas RAF Inggris, namun saat ini ada 23 Pespur Hawk 209 yang digunakan TNI AU.

Daftar Alutsista Indonesia yang Sudah Usang (TNI AD)

TNI AD
Foto: Instagram @alutsista.indonesia

Tidak berbeda jauh dengan kesatuan TNI AL dan TNI AU, di jajaran TNI AD juga terdapat beberapa persenjataan yang kondisinya sudah usang dan berumur. Di antaranya adalah seperti di bawah ini:

1. BTR-40
Salah satu yang usang adalah BTR-40. Setidaknya ada 85 unit kendaraan tempur BTR-40 yang masih dioperasikan TNI AD. BTR atau Bronetransporter secara harafiah bisa diartikan sebagai pengangkut lapis baja. Sebagai informasi, kendaraan pengintai dengan atap terbuka ini buatan Uni Soviet tahun 60-an.

2. BTR-50
Kendaraan pengangkut lapis baja ini merupakan buatan Uni Soviet yang dirancang berdasarkan pada tank ringan PT-76. Berbeda dengan kebanyakan kendaraan tempur tipe BTR yang beroda, pada BTR-50 menggunakan roda rantai. Saat ini TNI memiliki alutsista BTR-50 sebanyak 190 unit.

3. Meriam Anti Pesawat AZP S-60 TAKT (Tanpa Alat Kendali Tembak)
Alutsista TNI AD berikutnya yang sudah berumur adalah AZP S-60, yang merupakan meriam anti pesawat buatan Uni Soviet yang diproduksi tahun 1950-an. Meriam anti pesawat manual ini belum dilengkapi dengan alat kendali tembak.

4. Panser Saladin
Daftar alutsista Indonesia yang sudah usang namun cukup berjasa dan memiliki nilai historis bagi Indonesia adalah Panser Saladin. Bersama dengan panser lainnya, yaitu Farret dan Saracen, panser Saladin secara aktif turut mengamankan kondisi ibu kota ketika terjadi peristiwa G30S.

5. Panser Alvis Saracen
Sebanyak 55 unit persenjataan Armoured Personnel Carrier (APC) Alvis FV 603 Saracen, 69 unit Armoured Car Alvis FV 602 Saladin serta 55 unit APC Ferret sebanyak telah dibeli Indonesia dari Inggris pada tahun 1959. Panser Saracen sendiri digunakan saat terjadi pemberontakan Aceh dan peristiwa G30S.

Pada dasarnya alutsista semacam ranpur, pesawat tempur, maupun kapal perang yang sudah usang dan berumur memiliki performa yang sudah menurun. Jika diupgrade dengan sistem radar dan persenjataan yang baru maka hal itu akan memakan biaya yang sangat tinggi, untuk perawatan, latihan dan operasional.

Selain daftar alutsista Indonesia yang sudah usang diatas, sebenarnya masih ada beberapa yang bisa diandalkan karena kondisinya yang masih bagus. Seperti Kapal Selam Nagapasa, Meriam Arhanud Oerlikon Skyshield, hingga Apache AH-64E dan pengendalian rudal arhanud Nasam-2.(Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.