Ternyata Inilah 8 Gambaran Nasib Warga di Perbatasan Indonesia!

oleh -0 Dilihat
Ternyata Inilah 8 Gambaran Nasib Warga di Perbatasan Indonesia!
Foto rumah warga yang ada di daerah pedalaman Kalimantan

Jakarta- Nasib warga di perbatasan Indonesia tidaklah sebaik penduduk yang tinggal di wilayah lain. Keterbatasan akses terhadap fasilitas publik serta layanan kesehatan yang kurang memadai menjadi makanan sehari-hari bagi penduduk di daerah tersebut.

Seperti yang kamu ketahui, wilayah geografis Indonesia berbatasan dengan beberapa negara seperti Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Meskipun beberapa negara tetangga lebih maju, nasib penduduk Indonesia di daerah perbatasan justru terlihat menyedihkan.

8 Fakta tentang Nasib Warga di Perbatasan Indonesia
Jika sebelumnya kamu membayangkan warga yang tinggal di perbatasan bisa menikmati berbagai kemajuan di negara tetangga, kamu salah besar. Sebaliknya, warga yang tinggal di daerah ini bisa dibilang jauh dari kata sejahtera. Seperti apa? Berikut gambarannya.

1. Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan ekonomi sangat terlihat antara warga di perbatasan Indonesia dan warga perbatasan Malaysia. Perekonomian di negara tetangga biasanya lebih maju sehingga kehidupan masyarakatnya juga lebih sejahtera, bahkan hingga warga yang hidup di daerah perbatasan.

negara tetangga
Foto: rumah warga di pedalaman

Hal ini sangat berlawanan dengan kondisi warga di perbatasan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata membuat masyarakat di daerah perbatasan harus berjuang untuk mendapatkan hidup yang layak. Bahkan tidak sedikit yang justru hidup di bawah garis kemiskinan.

Kesenjangan ekonomi berpotensi menimbulkan kecemburuan yang membuat kehidupan masyarakat di perbatasan Indonesia – Malaysia menjadi kurang harmonis. Dibutuhkan strategi khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga mencegah konflik antara kedua belah pihak.

2. Problem Sosial
Salah satu masalah yang kerap dihadapi oleh warga yang tinggal di perbatasan adalah problem sosial. Rendahnya sumber daya manusia ditambah dengan penyebaran penduduk yang tidak merata membuat nasib warga di perbatasan cukup memprihatinkan dengan beragam masalah sosial.

Contoh yang paling sering terjadi adalah perdagangan ilegal, migrasi ilegal, hingga penyelundupan. Tidak jarang warga di wilayah ini terlibat kasus penyelundupan yang disebabkan oleh desakan ekonomi atau minimnya pengetahuan tentang batas antar negara.

antar negara.
Foto kondisi rumah di pedalaman

Isu kemiskinan juga menjadi problem yang kerap menghantui warga di daerah terluar. Berada di daerah terpencil membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan kehidupan yang layak, bahkan sekedar untuk mengakses fasilitas pendidikan maupun kesehatan.

3. Minim Infrastruktur
Daerah perbatasan identik dengan hutan, area terpencil, dan tertinggal. Tidak heran jika masyarakat sudah terbiasa hidup dengan keterbatasan infrastruktur. Kondisi jalan yang memprihatinkan terutama saat musim hujan menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga sekitar perbatasan.

Selain jalanan yang berbatu atau berlumpur, masyarakat juga harus menghadapi gelapnya malam karena keterbatasan akses listrik. Beberapa desa yang sudah dialiri listrik juga harus siap jika terjadi pemadaman setiap saat karena pasokan listrik yang terbatas.

Infrastruktur yang mendukung komunikasi juga tergolong minim di daerah perbatasan. Warga yang memiliki ponsel terpaksa harus bepergian jauh hanya untuk mendapatkan sinyal demi bisa berkomunikasi. Inilah pedihnya gambaran kehidupan warga yang tinggal di perbatasan Indonesia.

4. Fasilitas Publik Tidak Memadai
Nasib warga di perbatasan jauh dari kata nyaman dan sejahtera karena minimnya fasilitas publik. Kamu mungkin bisa mendatangi berbagai fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas dengan mudah. Tapi warga di daerah perbatasan harus berjuang untuk mengakses fasilitas tersebut.

Anak-anak harus berjalan belasan kilometer, menyeberangi sungai dan menerobos hutan hanya untuk bersekolah dengan fasilitas yang kurang memadai. Orang sakit juga terpaksa harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan penanganan medis dengan fasilitas yang tidak lengkap pula.

Sulitnya akses fasilitas umum menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas hidup masyarakat di daerah perbatasan. Mereka juga harus dihadapkan dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai sehingga tidak bisa memperoleh hak sebagaimana penduduk di daerah non perbatasan.

5. Paspor Harus Selalu Aktif
Dekatnya warga di perbatasan dengan negara tetangga membuat mereka lebih memilih untuk melintasi perbatasan daripada mendatangi wilayah perkotaan di tanah air. Ketika menyeberang, tentu saja mereka membutuhkan paspor agar bisa melewati batas secara legal.

Hal ini membuat paspor menjadi salah satu dokumen yang wajib dimiliki oleh warga di perbatasan. Kapan pun mereka ingin melintasi batas negara untuk berbagai keperluan seperti belanja, berobat, atau sekedar berwisata, mereka hanya perlu menunjukkan paspor yang masih aktif.

Tentu saja hal ini cukup merepotkan karena paspor hanya berlaku selama 5 tahun, itu pun jika halaman paspor belum dipenuhi cap imigrasi. Artinya warga di perbatasan harus sering-sering memperbaharui dokumen keimigrasian mereka agar bisa melintasi negara tanpa masalah.

6. Jauh dari Perkotaan
Bisakah kamu membayangkan nasib warga di perbatasan yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan? Mereka harus melakukan perjalanan selama berjam-jam dengan jarak belasan hingga puluhan kilometer hanya untuk merasakan suasana kota.

Jauh dari Perkotaan
Foto Pedagang apung

Sayangnya, banyak kantor pemerintahan dan fasilitas umum yang hanya terletak di daerah kota. Masyarakat di perbatasan yang ingin membuat paspor, mengurus dokumen kependudukan, atau mengurus hal administratif lain seperti KK dan akta kelahiran harus menempuh perjalanan panjang.

Selain menghabiskan banyak waktu, perjalanan ini juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Tidak heran jika banyak warga yang memilih untuk tidak mengurus dokumen kependudukan atau dokumen penting lainnya sehingga justru menimbulkan masalah baru di kemudian hari.

7. Potensi Gangguan Keamanan
Permasalahan keamanan menjadi salah satu momok menakutkan bagi warga di perbatasan. Mereka terus dihantui oleh konflik wilayah yang terkadang terjadi dengan warga negara tetangga, entah karena perebutan wilayah atau masalah kriminal seperti pencurian sumber daya alam dan penyelundupan.

Tentu saja ini membuat nasib warga di perbatasan semakin memprihatinkan karena harus hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Pemerintah terus berusaha untuk mengatasi permasalahan ini dengan penjagaan di wilayah perbatasan oleh anggota TNI.

Selain penjagaan dan patroli, pemerintah juga menghimbau masyarakat untuk menaati peraturan serta tidak melanggar batas wilayah. Warga juga diharapkan tidak mudah terprovokasi oleh warga negara tetangga yang mungkin melakukan tindakan provokatif yang dapat memicu kerusuhan.

8. Kondisi Geografis yang Sulit
Hidup di daerah perkotaan dengan kontur landai menjadi impian warga di daerah perbatasan. Bagaimana tidak? Kehidupan mereka diwarnai dengan perjuangan menghadapi kondisi geografis yang sulit mulai dari jalanan berlumpur, medan terjal, hingga hutan lebat.

kondisi geografis
Foto: Panorama alam

Bahkan tak jarang warga perbatasan harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai besar yang dihuni oleh binatang buas seperti buaya dan ular. Beberapa wilayah, terutama di perbatasan Timor Leste justru dipenuhi padang sabana yang rawan kekeringan sehingga menambah penderitaan warga.

Tidak bisa dipungkiri bahwa nasib warga di perbatasan Indonesia tidak seberuntung warga yang tinggal di wilayah non perbatasan. Mereka harus hidup berdampingan dengan berbagai masalah, mulai dari minimnya fasilitas publik, keterbatasan listrik, hingga sulitnya akses jalan.

Berbagai permasalahan pelik tersebut serta kurangnya perhatian pemerintah membuat sebagian masyarakat rela berpindah kewarganegaraan. Namun, tidak sedikit pula yang tetap bertahan menjadi warga negara Indonesia meskipun harus hidup dalam keterbatasan. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.