6 Filsuf Ternama Islam Yang Punya Pengaruh Terbesar Saat Ini

oleh -0 Dilihat
Filsuf Ternama Islam
Foto: Canva

Jakarta- Banyak filsuf ternama Islam yang muncul di Zaman Keemasan Islam yang berlangsung sekitar abad ke-8 sampai ke-13. Di jaman ini, umat Islam benar-benar memimpin dalam bidang sains, seni dan budaya.

Hal tersebut tentunya berkat adanya ekspansi yang dilakukan oleh kaum Abbasiyah. Tidak jauh beda dengan filsuf Barat seperti Aristoteles dan Plato, filsuf ternama ini memiliki peran penting sehingga dapat melengkapi pemikiran tentang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK).

Kendati demikian, beberapa filsuf ternama Islam memang jarang dikenal oleh publik. Inilah yang membuat filsuf tersebut kalah tenar dengan filsuf dari negara Barat. Hal ini tentunya sangat memperihatinkan.

6 Filsuf Ternama Islam Yang Paling Berpengaruh di Dunia

Oleh karena itu, kamu harus tahu beberapa filsuf Islam yang paling terkenal dan berpengaruh di dunia berikut. Langsung saja, berikut daftar filsuf Islam yang dimaksud :

1. Al-Kindi

Al-Kindi
Foto; ARYnews

Al-Kindi merupakan filsuf Islam pertama yang paling terkenal dan berpengaruh di dunia. Ia mempunyai nama lengkap Abu Yusuf Ya’qub ibn Ishaq Al-Kindi yang dikenal dengan sebutan Al-Kindi.

Al-Kindi merupakan sosok filosof pertama dikalangan Islam sekaligus sebagai penggerak filsafat di Arab. Inilah yang membuatnya juga disebut sebagai bapak filsafat Arab.

Kenapa Al-Kindi disebut sebagai filsuf ternama di dalam Islam? Pasalnya, ia memiliki banyak karya dari pemikirannya. Al-Kindi yang sangat mahir dalam berbahasa Yunani banyak menerjemahkan karya filsuf dari bahasa Yunani ke bahasa Arab dalam hidupnya.

Tak hanya menulis tentang ilmu filsafat saja, Al-Kindi juga mahir dalam bidang metafisika, psikologi, etika, logika, astrologi, matematika, dan kedokteran. Inilah yang membuatnya masuk ke jajaran filsuf paling berpengaruh dan disegani di seluruh dunia.

2. Al-Farabi

Al-Farabi
Foto; The Columnist

Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tharkhan. Al-Farabi lahir di wasij, distrik Farab, Turkestan. Ia adalah keturunan seorang ayah dari kebangsaannya Persia dan ibu dari Turki.

Inilah yang membuat Al-Farabi berbeda dengan Al-Kindi, bukan keturunan bangsa Arab, tapi keturunan Persia-Turki. Banyak yang menyebutnya dengan nama Abu Nasher, atau Avempes pada literatur Barat.

Banyak tulisan Al Farabi yang dikenal karena membahas sains, filsafat, kosmologi, dan matematika secara mendalam. Bagi yang belum tahu, bidang penyelidikan multidisiplin merupakan hal umum di antara filsuf ternama Islam berpengaruh.

Pasalnya, setiap filsuf percaya bahwa mendapat semua jenis ilmu merupakan hal penting agar sifat alam semesta dapat dipahami dengan baik. Al-Farabi juga pernah mempertimbangkan konsep Aristoteles ‘Sebab Pertama’.

Konsep tersebut menggambarkan pemrakarsa alam semesta yang indah dan tidak terpisahkan. Dari Konsel tersebut, ditemukanlah dasar logis untuk Tauhid (prinsip keesaan Tuhan dalam Islam) yang berlaku hingga sekarang.

3. Al-Ghazali

Al-Ghazali
Foto: jalandamai

Nama lengkap filsuf ternama Islam ini adalah Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad ibnu Muhammad Al-Ghazali al-Thusi. Ia memiliki gelar hujjatul Islam dalam ilmu filsafat Islam.

Al-Ghazali lahir di Thusi (dekat dengan Meshed), salah satu wilayah kekuasaan Khurasan (dikenal sebagai Iran saat ini).

Filsuf ternama Islam ini lebih suka dianggap sebagai ahli teolog dan mistik dibanding seorang filsuf. Al-Ghazali di Eropa dikenal dengan nama Algazel.

Ia merupakan filosof dan teolog asal Persia yang aktif dalam melahirkan tulisan-tulisan pengetahuan. Karya yang dimilikinya sangat banyak, mulai dari filsafat, tasawuf, aqidah dan fiqih.

Dari banyaknya karya yang dimilikinya, Arba’in Fi Ushuliddin dan Al Iqtishad Fil I’tiqad adalah karya yang paling terkenal.

4. Al-Khawarizmi

Al-Khawarizmi
Foto: islami.co

Al-Khawarizmi memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi. Ia lahir di kota kecil Khawarizm, yang saat ini dikenal dengan nama Khiva, Uzbekistan.

Umumnya, sarjana Barat dan Eropa, lebih mengenal Al-Khawarizm dengan nama Algoritma atau Algorismus. Minatnya dalam menimba ilmu dari mana saja membuatnya dapat menghasilkan banyak karya ternama.

Nah, karya terbesar yang filsuf ternama Islam ini miliki adalah Aljabar. Karyanya yang berjudul Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa’l-muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing) merupakan pondasi utama aljabar di era sekarang.

Hingga kini, aljabar juga termasuk materi yang paling banyak dipelajari. Ia merupakan pengembang tabel trigonometri yang mencakup fungsi kotangen, sinus, diferensiasi, cosinus hingga tangen.

Dari penemuan hebatnya ini, Al-Khawarizmi juga disebut sebagai “Bapak Aljabar”. Para filsuf Barat juga mengakui hal tersebut.

5. Ibnu Sina

Ibnu Sina
Foto: uici.ac.id

Avicenna merupakan nama lain Ibnu Sina di dunia barat. Ibsu Sina memiliki nama lengkap Abu Ali al-Huseyn bin Abdullah bin Hasan Ali bin Sina sekaligus mendapat julukan sebagai Al-Ra (Puncak dari Gunung Pengetahuan Dunia).

Menurut Bayhaq, Ibnu Khallikan dan Al-Qift, Ibnu Sina merupakan filsuf ternama Islam yang lahir di desa Afsanah, di daerah Uzbekistan. Ayahnya bernama Abdullah dan ibunya bernama Sitarah.

Kedua orang tua Ibsu Sina termasuk merupakan keturunan dari bangsa Persia. Inilah yang membuat Ibnu Sina saat masih remaja sering menulis esai dan puisi berbahasa Persia.

Meski Ibnu Sina sering dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern, awalnya Ia juga menulis berbagai karya filosofis yang sangat berpengaruh di dunia. Ibnu Sina merupakan filosof Persia yang dikenal sebagai ahli dalam bidang kedokteran.

Karya Ibnu Sina yang terkenal dan paling berpengaruh saat ini adalah Kitab al-Shifa (Kitab Penyembuhan). Kitab ini berisikan paduan ilmu filsafat dan sains dalam bidang medis.

Tercatat, komentar Ibsu Sina tentang Aristoteles sangatlah kritis. Contohnya, Ia mengutuk adanya penalaran induktif yang dijadikan sebagai alat untuk menetapkan sebuah fakta.

Dibanding mengandalkan pengalaman untuk mencari kebenaran, Ia lebih menyarankan untuk melakukan penyelidikan dan eksperimen secara mendalam. Inilah awal terbentuknya metode ilmiah yang hingga sekarang masih digunakan.

Ibsu Sina juga termasuk filsuf ternama Islam yang turut mengomentari persoalan eksistensi Tuhan. Ia membedakan antara esensi dan keberadaan untuk mengembangkan pengetahuan tentang adanya jiwa.

Lebih lanjut, Ibnu Sina berpendapat dengan “bukti kebenaran” jika keberadaan Tuhan itu ada dan sangat perlu karena pasti ada sebab yang memberi entitas keberadaan makhluk hidup di dunia.

Dari pendapat ini, seorang sejarawan filosofis yang bernama Peter Adamson menggambarkan Ibsu Sina sebagai argumen abad pertengahan paling penting tentang hadirnya Tuhan.

6. Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun
Foto; Canva

Nama lengkapnya adalah Abu Zayd Abdurrahman Ibnu Khaldun, yang kemudian menerima gelar Waliyyuddin. Ibnu Khaldun merupakan filsuf yang dilahirkan di Tunisia sekaligus menjadi tokoh muslim paling ternama di zamannya.

Ibnu Khaldun merupakan tokoh ulama Islam yang menyebut bahwa sejarah adalah ilmu yang membuktikan fakta yang pernah terjadi di dunia. Khaldun juga disebut sebagai ulama dengan segudang ilmu pengetahuan (sejarah, agama, sosiologi, ekonomi, politik, dan hukum).

Dengan pendekatan sejarah yang dilakukan secara empiris, Ibnu Khaldun banyak mengembangkan metode historiografi yang akhirnya dapat membubarkan istilah mitos dan kepalsuan dalam pengetahuan.

Dari banyaknya karya yang dimiliki Ibnu Khaldun, yang paling terkenal adalah ‘Muqaddimah’. Karya ini mengidentifikasi isu kritis yang dibuat sesama sejarawan dunia. Dalam karyanya, ia juga mengusulkan metode ilmiah yang dipraktekkan hingga saat ini.

Hadirnya filsuf ternama Islam yang jarang diketahui publik tentu menjadi ironi mendalam saat ini. Padahal dari pemikirannya, muncul berbagai ilmu yang bahkan belum dapat tergantikan hingga sekarang. (Red DN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.